..:: klik untuk One 4 Share versi mobile ::.. ..:: Di sini, Rp 10.000,- bekerja untuk Anda ::..
Showing posts with label islam. Show all posts
Showing posts with label islam. Show all posts

Sunday, August 8, 2010

Orang yang pertama kali melakukan kebaikan dan kejahatan

1. Dari Abu ‘Amr Jarir bin Abdullah ra., ia berkata : “Suatu siang kami bersama-sama Rasulullah SAW, tiba-tiba datanglah serombongan orang tak beralas kaki, berkemul kain wol yang dilubangi pada bagian kepala dan bersenjatakan pedang. Mereka kebanyakan dari suku Mudhar, bahkan semuanya dari suku Mudhar. Melihat kemiskinan yang mereka derita, berubahlah wajah Rasulullah SAW, beliau kemudian masuk rumah dan segera keluar lagi, kemudian menyuruh bilal untuk mengumandangkan adzan dan ikamah, sesudah menyelesaikan salatnya beliau bersabda: “Wahai sekalian manusia, bertakwalah kalian kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, daripadanya Allah menciptakan istri, dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kamu kepada Allah yang dengan mempergunakan nama-Nya, kalian saling meminta satu sama lain, serta peliharalah hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kalian.” Beliau juga menyampaikan firman Allah yang lain yang artinya : “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu semua kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat).





“Seusai beliau berpidato, ada seseorang yang bersedekah dengan sebagian dinarnya, dirham, pakaian, satu gantang gandul dan dengan satu gantang kormanya sehingga Jarir mengatakan : “Bahkan tidak ada yang ingin ketinggalan sekalipun hanya bersedekah dengan separuh biji kurma.” Kemudian datanglah seorang sahabat Anshar yang membawa pundi-pundi besar, hampir saja ia tidak kuat untuk mengangkatnya, yang diikuti oleh para sahabat yang lain. Akhirnya, saya melihat wajah Rasulullah SAW tampak sangat gembira sehingga berkilauan seperti emas, beliau kemudian bersabda : “Siapa saja yang yang pertama memberi contoh prilaku yang baik dalam Islam, maka ia mendapatkan pahala kebaikannya dan mendapatkan pahala orang-orang yang meniru perbuatannya itu tanpa dikurangi sedikitpun. Dan siapa saja yang pertama memberi contoh perilaku yang jelek dalam Islam, maka ia mendapatkan dosa kejahatan itu dan mendapatkan dosa orang yang meniru perbuatannya tanpa dikurangi sedikitpun.” (HR Muslim)

2. Dari Ibnu Mas’ud ra., ia berkata : Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda : “Tiap-tiap jiwa yang terbunuh dengan penganiayaan, maka putra Adam yang pertama (Qabil), mendapat bagian dari dosa penumpahan darah, karena dialah orang pertama yang melakukan pembunuhan.” (HR Bukhari dan Muslim)

dari: Riyadhus Shalihin

JUJUR (bag.2)

5. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : “Rasulullah SAW bersabda : “Ada salah seorang di antara para nabi sewaktu akan berangkat perang, ia berpesan kepada kaumnya : “Janganlah mengikuti kami, yaitu orang yang baru kawin, sedangkan ia belum berkumpul dengan isterinya. Orang membangun rumah, sedangkan ia belum selesai membangunnya. Dan janganlah mengikuti kami orang yang baru membeli kambing atau onta, dan ia menunggu kelahiran anaknya .” Kemudian Nabi berangkat berperang dan ketika mendekati sebuah dusun kira-kira menjelang Nabi itu berkata kepada matahari : “Wahai matahari, sesungguhnya kamu diperintah dan saya pun diperintah. Ya Allah, tahanlah ia untuk membantu kami.”






Maka tertahanlah matahari itu, sehingga Allah memberikan kemenangan kepada nabi itu. Kemudian Nabi itu mengumpulkan barang-barang rampasan perang dan mendatangkan api untuk memakannya, tetapi api itu tidak mau memakannya, oleh karenanya Nabi itu bersabda: “Sesungguhnya ada di antara kamu sekalian yang tidak ikhlas, maka setiap kelompok harus mengirimkan seorang laki-laki untuk berbai’at kepadaku.” Kemudian melekatlah tangan dua atau tiga orang dengan tangan Nabi, maka beliau bersabda : “Kalianlah yang tidak ikhlas.” Orang-orang itu lalu membawa emas sebesar kepala sapi kemudian diletakkan di hadapan Nabi dan datanglah api, memakan emas tadi. Barang-barang rampasan perang belum dihalalkan bagi seseorang sebelum kami. Kemudian Allah melihat kelemahan kami, karena Allah itu menghalalkan barang rampasan itu bagi kami.” (HR. Bukhari dan Muslim)

6. Dari Abu Khalid Hakim bin Hizam ra., ia masuk Islam sewaktu pembukaan kota Makkah, sedangkan ayahnya termasuk tokoh Quraisy, baik di zaman Jahiliyah maupun setelah masuk Islam, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Dua orang yang berjual beli itu haruslah bebas memilih sebelum mereka berpisah. Apabila keduanya jujur dan berterus terang di dalam berjual beli, maka keduanya akan mendapatkan berkah. Tetapi apabila keduanya menyembunyikan dan dusta, maka jual belinya itu tidak akan membawa berkah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

dari: Riyadhus Shalihin
-

Friday, July 30, 2010

Mau "Tabungan" Anda Berlipat Ganda?

Beberapa minggu ini saya kepikiran "bagaimana melipat gandakan tabungan saya?" tunggu dulu, yang saya maksud tabungan disini adalah "tabungan" akhirat, hehe... dan tiba-tiba terlintas satu perkataan kalo ga salah, itu guru SD saya, mengatakan, "kalo kita mengajak orang berbuat baik, maka Alloh memberi kita tambahan pahala sebesar yang ia kerjakan" gitu dech...

Karena masih penasaran dan pernah juga baca hadist soal itu, maka searching hadist lagi; dan berikut hadistnya;







Dari Abu Mas’ud iaitu ‘Uqbah bin ‘Amral-Anshari al-Badri r.a., katanya: “Rasulullah s.a.w. bersabda: “Barangsiapa yang memberikan petunjuk atas kebaikan, maka baginya adalah seperti pahala orang yang melakukan kebaikan itu.” (H.R. Muslim)

Dari Abu Hurairah r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: “Barangsiapa yang mengajak ke arah kebaikan, maka ia memperolehi pahala sebagaimana pahala-pahala orang-orang yang mengikutinya, tanpa dikurangi sedikitpun dan dari pahala-pahala mereka yang mencontohinya itu, sedang barangsiapa yang mengajak ke arah keburukan, maka ia memperolehi dosa sebagaimana dosa-dosa orang-orang yang mengikutinya, tanpa dikurangi sedikitpun dari dosa-dosa mereka yang mencontohnya itu.” (H.R Muslim)

{hadis di atas saya dapat dari http://pinturizqi.wordpress.com/2009/12/18/memberikan-petunjuk-kepada-kebaikan-dan-mengajak-ke-arah-hidayah-atau-ke-arah-kesesatan/ }

Nah kalo gitu, semisal ada satu kebaikan, misalnya apa ya.. yang mudah aja lah, sekarang jamannya sms..,, oke..,
misal si A mengirim sms berisi hadist ke B, maka si A dapat pahala, dan si B juga mendapat pahala membaca sms itu.. nah jika si B kemudian mem-foward / meneruskan sms itu ke C, maka si A mendapat pahala juga dari si B dan si C.. dan seterusnya lha... apalagi kalo itu di amalkan.. silakan itung sendiri pahalanya.. hehe..

tapi ya.. pahala kan terserah Yang Memberi.. :)

tapi kan ga ada salahnya berbuat baik, walaupun itu kecil.. hehe

JUJUR (bag.1)

1. Dari Ibnu Mas’ud ra., dari Nabi SAW, beliau bersabda : “Sesungguhnya kebenaran itu membawa kepada kebaikan dan kebaikan itu membawa ke surga. Seseorang akan selalu bertindak jujur sehingga ia ditulis di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Dan sesungguhnya dusta itu membawa kepada kejahatan dan kejahatan itu membawa ke neraka. Seseorang akan selalu berdusta sehingga ia ditulis di sisi Allah sebagai pendusta .” (HR. Bukhari dan Muslim)






2. Dari Abu Muhammad Al Hasan bin Ali bin Abi Thalib ra., ia berkata : “Saya menghafal beberapa kalimat dari Rasulullah SAW, yaitu : “Tinggalkanlah apa yang kamu ragukan dan kerjakanlah apa yang tidak kamu ragukan. Sesungguhnya jujur itu menimbulkan ketenangan dan dusta itu menimbulkan kebimbangan .” (HR. Tirmidzi)

3. Dari Abu Sufyan Shahr bin Harb ra., di dalam haditsnya yang panjang tentang cerita pertanyaan Heraklius kepadanya : “Apa saja yang diperintahkan oleh Nabi SAW kepada kamu ?” Abu Sufyan berkata : “Nabi SAW bersabda : “Sembahlah Allah Yang Maha Esa dan janganlah kamu menyekutukan apapun dengan-Nya, tinggalkanlah ajaran-ajaran nenek moyangmu. Beliau juga menyuruh kami untuk melaksanakan salat, jujur, pemaaf dan menghubungkan sanak kerabat .” (HR. Bukhari dan Muslim)


sumber: riyadhus shalihin
-

SABAR (bag.2)

5. Dari Abu Zaid Usamah bin Zaid bin Haritsah, (dia adalah pelayan,kekasih dan anak kekasih Rasulullah SAW ) ia berkata : “ Salah seorang putri Nabi SAW mengutus seseorang untuk memberitahu kepada beliau bahwa anaknya sedang sakaratul maut, maka kami diminta untuk datang, kemudian beliau hanya mengirimkan salam, seraya bersabda : “Sungguh menjadi hak Allah untuk mengambil dan memberi dan segala sesuatunya telah ditentukan di sisi Allah, maka hendaklah kamu sabar dan mohonlah pahala kepada Allah .”





Kemudian orang itu disuruhnya kembali, menghadap Nabi SAW, seraya meminta yang disertai dengan sumpah agar beliau berkenan hadir. Maka pergilah beliau beserta Sa’ad bin Ubadah, Mu’adz bin Jabal, Ubay bin Ka’ab, Zaid bin Tsabit dan beberapa sahabat yang lain. Maka diberikan anak yang sakit itu kepada Rasulullah SAW dan didudukkan di pangkuan beliau, sedangkan nafasnya tersengal-sengal, maka meneteslah air mata beliau, kemudian Sa’ad bertanya : “Wahai Rasulullah, mengapa engkau meneteskan air mata ?” Beliau menjawab : “Tetesan air mata adalah rahmat yang dikaruniakan Allah Ta’ala ke dalam hati hamba-hamba-Nya.”


Dalam riwayat lain disebutkan : “Ke dalam hati hamba-hamba yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah menyayangi hamba-hamba-Nya yang mempunyai rasa sayang.” (HR. Bukhari dan Muslim)

sumber:riyadhus shalihin
-

Taubat (bag. 5)

10. Dari Abu Nujaki Imran bin Al-Husain Al-Khuza`iy ra., ia berkata :”Ada seorang wanita dari Juhainah datang kepada Rasulullah SAW, sedangkan ia sedang hamil karena berzina dan berkata:”Ya Rasulullah, saya telah melakukan kesalahan, dan saya harus di had(hukum), maka laksanakanlah had itu pada diri saya. ”Kemudian Nabi SAW memanggil walinya seraya bersabda: “perlakukanlah baik-baik wanita ini, apabila sudah melahirkan, bawalah kemari.”Maka dilaksanakan perintah itu oleh walinya. Kemudian setelah wanita itu melahirkan, dibawalah ke hadapan Rasulullah SAW Dan memerintahkan untuk wanita, maka diikatkanlah pakaiannya untuk dirajam.





Setelah ia mati, maka Rasulullah SAW menyalatkannya. Namun Umar berkata kepada beliau: ”Ya Rasulullah, mengapa engkau menyalatkan wanita itu, padahal ia telah berzina.”Beliau menjawab : “Wanita itu benar-benar bertaubat, dan seandainya taubatnya dibagi pada tujuh puluh penduduk Madinah, niscaya masih cukup. Pernahkah kamu mendapatkan orang yang lebih utama daripada seseorang yang telah menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung?” ( H.R Muslim)


11. Dari Ibnu Abbas dan Anas bin Malik ra., Rasulullah SAW bersabda : ”Seandainya seorang mempunyai satu lembah dari emas, niscaya ia ingin mempunyai dua lembah, dan tidak akan merasa puas kecuali tanah sudah memenuhi mulutnya(*. Dan Allah senantiasa menerima taubat orang yang bertaubat.” ( H.R Bukhari dan Muslim)

(* = Tidak akan puas untuk mengumpulkan harta , sebelum ia meninggal dunia


12. Dari Abu Hurairah ra., Rasulullah SAW Bersabda: ”Allah gembira manakala ada dua orang yang saling membunuh dan keduanya masuk surga. Pertama, seseorang yang mati berjuang di jalan Allah. Yang kedua, orang yang membunuh itu bertaubat kepada Allah, kemudian masuk Islam dan terbunuh di Jalan Allah (mati syahid)”. (H.R Bukhari dan Muslim)’

sumber:riyadhus shalihin

Saturday, July 24, 2010

SABAR (bag.1)

1. Dari Abu malik al-Harits bin Ashim Al-Asy`ariy ra., ia berkata : Rasulullah SAW bersabda: ”Suci adalah sebagian dari iman, membaca Alhamdulillah dapat memenuhi timbangan, Subhanallah dan Alhamdulillah itu dapat memenuhi semua yang ada di antara langit dan bumi, salat itu adalah cahaya, sedekah itu adalah bukti iman, sabar itu adalah pelita dan Al Quran untuk berhujjah (berargumentasi) terhadap yang tidak kamu sukai. Semua orang pada waktu pagi menjual dirinya, kemudian ada yang membebaskan dirinya dan ada pula yang membinasakan dirinya.” (H.R Muslim)



2. Dari Abu Sa`id bin Malik bin Sinan Al-Khudriy ra. Berkata: “Ada beberapa sahabat Anshar meminta sesuatu kepada Rasulullah SAW, maka beliau memberinya, kemudian mereka meminta lagi dan beliau pun memberinya sehingga habislah apa yang ada pada beliau. Ketika beliau memberikan semua yang ada di tangannya, beliau bersabda kepada mereka : ”Semua kebaikan yang ada padaku tidak akan aku sembunyikan pada kalian. Siapa saja yang menjaga kehormatan dirinya, maka Allah pun akan menjaganya dan siapa saja yang menyabarkan dirinya, maka Allah pun akan memberikan kesabaran. Dan seseorang tidak akan mendapatkan anugerah yang lebih baik atau lebih lapang melebihi kesabaran.” (H.R Bukhari dan Muslim)

3. Dari Abu Yahya Shuhaib bin Sinan ra. Ia berkata: Rasulullah SAW bersabda : ”Sangat menakjubkan bagi orang mukmin, apabila segala urusannya sangat baik baginya, dan itu tidak akan terjadi bagi seorang yang beriman, kecuali apabila mendapatkan kesenangan ia bersyukur, maka yang demikian itu sangat baik, dan apabila ia tertimpa kesusahan ia bersabar, maka yang demikian itu sangat baik baginya.” (H.R Muslim)

4. Dari Anas ra ., ia berkata : Ketika Nabi SAW menderita sakit keras, Fathimah ra., mengeluh : “ Aduh ayah sakit keras.” Kemudian beliau bersabda : “ Ayahmu tidak akan menderita
sakit lagi setelah hari ini.” Ketika beliau wafat, Fathimah ra. berkata : “ Wahai ayahku, engkau telah memenuhi panggilan Tuhan. Wahai ayahku, surga Firdauslah tempat kembalimu. Wahai ayahku, kepada Jibril kami memberitakan wafatmu.”Ketika beliau telah dikubur, Fathimah ra. berkata : “Apakah kalian menyukai untuk menaburkan tanah di atas makam Rasulullah SAW ?” (HR. Bukhari)


sumber: riyadhus shalihin


--

Taubat (bag. 4)

Dari Abdullah bin Ka`ab bin Malik ra. ( beliau adalah seorang panglima perang), dari anaknya, ia berkata : “Saya mendengar Ka`ab bin Malik bercerita tentang tertinggalnya (tidak bersama) Rasulullah SAW Dalam perang Tabuk, Ka`ab bin Malik berkata : “ Saya selalu bersama Rasulullah SAW Dalam setiap peperangan, kecuali dalam perang Tabuk. Memang saya juga tidak bersama beliau dalam perang Badar, tetapi tak seorang pun dicela, karena tidak ikut perang tersebut. Sebab waktu itu Rasulullah SAW bersama kaum muslimin keluar bertujuan menghadang rombongan Quraisy, lalu tanpa terduga Allah mempertemukan mereka dengan musuh. Sungguh aku mengikuti pertemuan bersama Rasulullah SAW pada malam hari di dekat Jumrah Aqabah, ketika kami berjanji memeluk Agama Islam. Saya tidak merasa lebih senang seandainya saya bisa mengikuti perang Badar, tetapi tidak mengikuti ba`iat di Jumrah Aqabah, meskipun perang Badar lebih banyak disebut-sebut keutamaanya di kalangan manusia daripada Ba`iat Jumrah Aqabah. Adapun cerita tentang diriku tidak ikut perang Tabuk, waktu itu saya sama sekali tidak merasa lebih kuat ataupun lebih mudah (mencari perlengkapan perang), daripada ketika aku tertinggal Rasulullah SAW daripada ketika aku tertinggal dari perang Tabuk. Demi Allah sebelum perang Tabuk saya tidak dapat mengumpulkan dua kendaraan sekaligus, tetapi waktu perang Tabuk kalau mau saya bisa melakukannya. Dikarenakan Rasulullah SAW berangkat ke Tabuk ketika hari itu sangat panas, menghadapi perjalanan jauh dan sulit, serta menghadapi musuh yang berjumlah besar, maka Rasulullah merasa perlu membekali kaum muslimin akan kesulitankesulitan yang mungkin dihadapi, agar kaum muslimin membuat persiapan yang cukup. Rasulullah juga menjelaskan tentang tujuan mereka.



Waktu itu, kaum muslimin yang ikut perang Tabuk bersama Rasulullah SAW cukup banyak (sekitar 30.000 orang), tetapi nama-nama mereka tidak tercatat dalam buku. Sedikit sekali di antara mereka yang absen (bersembunyi dan tidak ikut perang). Orang-orang yang absen itu mengira bahwa Rasulullah SAW tidak mengetahuinya, selama wahyu Allah Ta`ala tidak turun.

Rasulullah berangkat ke Tabuk ketika buah-buahan dan tetumbuhan kelihatan bagus. karena itu, hatiku lebih condong ke sana (kepada buah-buahan dan tetumbuhan). Tatkala
Rasulullah dan kaum muslimin hendak berangkat mempersiapkan segala sesuatunya, akupun bergegas keluar, guna mempersiapkan diri bersama mereka. Namun saya kembali tanpa menghasilkan apa-apa, padahal dalam hati aku berkata: “Saya mampu mempersiapkannya jika bersungguhsungguh.“Demikian itu berlangsung terus, dan saya selalu menundanya untuk mempersiapkan perlengkapan perang, sampai kesibukan kaum muslimin memuncak. Pada akhirnya, di pagi hari Rasulullah SAW beserta kaum muslimin berangkat, sementara saya belum mengadakan persiapan. Lalu saya keluar (untuk mencari perlengkapan), tetapi saya kembali dengan tangan kosong. Hingga kaum muslimin bertambah jauh dan pertempuran semakin dekat. Kemudian saya putuskan untuk menyusul kaum muslimin. Dengan perasaan menyesal ia berkata: “Andai saja saya berbuat demikian, namun takdir menentukan lain,”





Akhirnya, apabila saya keluar dan bergaul dengan masyarakat sesudah berangkatnya Rasulullah SAW Hatiku resah dan saya menganggap diri ini tidak lebih sebagai seorang munafiq, atau lelaki yang diberi keringanan oleh Allah karena lemah (pada saat itu, di Madinah yang tinggal hanyalah orang-orang yang disebut munafiq dan orang-orang yang udzur karena amat lemah, seperti orang yang tidak dapat berjalan, buta, sakit, dan sebagainya). (Menurut keterangan teman-teman) Rasulullah SAW tidak pernah menyebut-nyebut saya, hingga sampai ke Tabuk. Sesampainya di Tabuk, barulah beliau bertanya : “Apa sebenarnya yang dikerjakan oleh Ka`ab Bin Malik?” Salah seorang dari Bani Salimah menjawab : “Ya Rasulullah, dia terhalang oleh selendangnya dan sedang memandang kedua pinggangnya (sedang bersenang-senang memakai pakaiannya). “Tetapi Mu`adz bin Jabal menghardiknya : “Betapa buruk perkataanmu, Demi Allah, yang kami ketahui pada Ka`ab hanyalah kebaikan.”Rasulullah SAW pun diam. Pada saat itulah melihat seorang lelaki berpakaian putih sedang berjalan di kejauhan. Rasulullah bersabda: “Mudah-mudahan itu adalah Abu Khaitsamah.” Ternyata benar, orang itu adalah Abu Khaitsamah Al-Anshariy. Dialah orang yang bersedekah segantang kurma, ketika diolik-olok oleh orang munafiq.

Ka`ab meneruskan ceritanya: ”Tatkala saya mendengar, bahwa Rasulullah berada dalam perjalanan pulang dari Tabuk, maka kesusahan pun mulai menyelimuti saya. Saya mulai mereka-reka, alasan apa yang bisa menyelamatkan saya dari Rasulullah SAW Saya juga meminta bantuan keluargaku mencari alasan dan jalan keluar yang sangat baik. Tetapi, ketika mendengar bahwa Rasulullah SAW sudah dekat, hilanglah segala macam kebohongan yang saya siapkan, hingga saya yakin tidak ada alasan yang dapat menyelamatkan dari Rasulullah SAW selamanya. Karena itu saya mengatakan yang sebenarnya. Keesokan harinya, Rasulullah SAW tiba. Biasanya, kalau beliau datang dari bepergian, yang beliau tuju pertama kali adalah masjid. Beliau mengerjakan shalat dua raka`at lalu duduk menunggu kaum muslimin melaporkan sesuatu dan sebagainya.

Maka berdatanganlah orang-orang yang tidak ikut ke Tabuk, menemui beliau. Mereka mengemukakan berbagai alasan kepada Rasulullah SAW disertai dengan sumpah. Mereka yang tidak ikut perang Tabuk ada delapan puluh orang lebih. Rasulullah SAW Menerima mereka, beliau memperkenankan memperbaharui bai`at dan memohonkan ampun bagi mereka, sedangkan batin mereka, beliau serahkan kepada Allah Ta`ala. Tibalah giliran saya menghadap. Ketika saya mengucapkan salam beliau tersenyum sinis, kemudian bersabda : “Kemarilah” Ka`ab berjalan mendekat dan duduk di hadapan beliau. Lalu beliau mulai bertanya: “Apa yang menyebabkan engkau tidak ikut berangkat? Bukankah engkau telah membeli kendaraan?” Saya menjawab: “Ya, Rasulullah! Demi Allah, andaikan saya duduk di hadapan orang selainmu, saya yakin dapat bebas dari kemarahannya dengan menggunakan berbagai alasan yang bisa diterima. Sungguh, saya telah dikaruniai kepandaian berbicara. Namun, demi Allah aku benar-benar yakin, seumpama hari ini saya berkata bohong dan engkau menerimanya, pasti sebentar lagi Allah Ta`ala menggerakan hatimu untuk marah kepada saya. Sebaliknya, jika saya berkata benar yang membuatmu marah, maka saya dapat mengharapkan penyelesaian yang baik dari Allah. Demi Allah, aku tidak mempuyai udzur7.” Demi Allah, diriku sama sekali tidak merasa kuat dan lebih mudah daripada ketika aku tidak mengikutimu ke Perang Tabuk. Sekarang ini, saya merasa cukup segalanya”

Rasulullah SAW, bersabda : Orang ini (Ka`ab bin Malik) telah berkata benar. Berdirilah! Tunggulah keputusan Allah terhadap dirimu. Akupun berdiri. Beberapa orang dari Bani Salimah menghampiri saya. Mereka berkata kepada saya : “Demi Allah, kami tidak pernah melihatmu melakukan dosa sebelum ini. Engkau benar-benar tidak mampu mengemukakan alasan kepada Rasulullah SAW seperti yang dilakukan oleh orang-orang lain yang tidak ikut ke Tabuk. Mestinya cukuplah bagimu, jika Rasulullah SAW memintakan ampun untukmu.”

Ka`ab melanjutkan : “Demi Allah, orang-orang Bani Salimah itu terus menerus menyalahkan diriku, sehingga ingin rasanya saya kembali kepada Rasulullah SAW Untuk meralat perkataanku. Tetapi kemudian aku bertanya kepada orang-orang Bani Salimah itu: “Adakah orang lain yang mengalami seperti yang saya alami?” Mereka menjawab: “Ya, memang ada. Ada dua orang yang mengatakan seperti apa yang engkau katakan dan mereka mendapat jawaban sama seperti jawaban yang engkau terima.” Saya bertanya :”Siapa mereka?” Mereka menjawab:” Murarah bin Rabi`ah Al-Amiriy dan Hilal bin Umayyah Al-Waqifiy.” Dua orang lelaki shalih itu telah mengikuti perang Badar dan dapat kuikuti karena akhlaknya. Sejak saat itu, Rasulullah SAW melarang kaum muslimin berbicara dengan kami bertiga. Sejak itu pula mereka telah mengubah sikap dan menjauhi kami, sehingga bumi terasa asing bagiku, seolah-olah bumi yang saya pijak ini bukanlah bumi yang sudah kukenal. Keadaan seperti ini berlangsung selama lima puluh hari. Dua orang temanku ( Murarah dan Hilal) menyembunyikan diri dan diam di rumahnya masing-masing, sambil tiada hentihentinya menangis mohon ampun kepada Allah karena tidak ikut perang.

Di antara kami bertiga, akulah orang yang paling muda dan paling kuat. Aku tetap keluar rumah untuk mengikuti salat jama`ah bersama kaum muslimin, juga pergi ke pasar, tetapi tak seorangpun mau diajak bicara. Saya pergi menghadap Rasulullah SAW Untuk sekadar mengucapkan salam kepada beliau di tempat duduk beliau sesudah salat. Tetapi hati ini berkata: “Apakah Rasulullah SAW, akan menggerakan bibir beliau untuk menjawab salam, ataukah tidak?” Kemudian saya mengerjakan salat berdekatan dengan beliau, sesekali aku melirik beliau. Apabila menghadap ke salat, beliau memandangku, kalau menengok ke arah beliau, beliau berpaling dari saya.

Hal ini terjadi berturut-turut sampai suatu hari saya berjalanjalan, lalu melompati pagar pekarangan Abu Qatadah. Dia adalah saudara sepupu dan orang yang paling kusayangi. Kuucapkan salam kepadanya, demi Allah, bukankah engkau tahu bahwa aku ini cinta kepada Allah dan Rasul-Nya?” Abu Qatadah diam saja. Sehingga kuulangi pertanyaanku, dia tetap diam, sesudah saya ulangi pertanyaan saya sekali lagi, barulah dia menjawab:”Allah dan Rasul-Nya lebih tahu!”

Seketika itu mengalirlah air mata saya dan saya pun pulang. Pada suatu hari, ketika saya sedang berjalan-jalan di kota Madinah, tiba-tiba ada seorang petani beragama Kristen dari Syam yang datang ke Madinah untuk menjual bahan makanan. Petani itu bertanya (kepada orang-orang yang berada di pasar) :” Siapakah yang dapat menunjukkanku kepada Ka`ab bin Malik?” orang-orang memberikan isyarak ke arahku. Petani itu mendatangiku dan menyerahkan sepucuk surat kepadaku, dari Raja Ghassan. Setelah saya baca ternyata isinya sebagai berikut: ”Amma ba`du. Sungguh kami mendengar bahwa temanmu (Nabi Muhammad SAW) mendiamkanmu, sedangkan Allah sendiri tidak menjadikanmu untuk tinggal di tempat hina dan tersia-sia. Karena itu datanglah ke negeri kami. Kami pasti menolongmu.”

Saat membaca surat itu aku berpikir: ”Ini juga merupakan cobaan.” Kemudian saya bakar surat itu di dapur. Selang empat puluh hari, tiba-tiba seorang utusan Rasulullah SAW Datang kepadaku dan berkata : “Rasulullah SAW memerintahkanmu untuk menjauhi isterimu.” Ka`ab bertanya: “Apakah saya harus menceraikannya atau bagaimana?” Utusan itu menjawab :”Tidak, tetapi hindarilah dia, jangan dekat-dekat padanya!” Rasulullah SAW juga mengirimkan utusan kepada kedua orang temanku (Murarah dan Hilal), yang maksudnya sama dengan yang kuterima. Saya berkata kepada isteriku: ”Pulanglah kepada keluargamu. Sementara menetaplah engkau di sana, sampai keputusan Allah datang.

Suatu saat isteri Hilal bin Umayyah menghadap kepada Rasulullah SAW Memohon kepada beliau :”Ya Rasulullah! Suamiku, Hilal bin Umayyah, adalah seorang tua sebatangkara dan tidak mempunyai pelayan, Apakah engkau keberatan bila aku melayaninya?” Rasulullah SAW menjawab: ”Tidak, tetapi yang saya maksud jangan sampai dia dekatdekat padamu.” Isteri Hilal pun berkata: ”Demi Allah, Hilal sudah tidak lagi mempunyai keinginan sedikitpun(gairah) terhadapku. Dan demi Allah, tak henti-hentinya dia menangis sejak engkau melarang kaum muslimin berbicara dengannya, sampai hari ini.”

Sebagian keluarga berkata kepada saya : “Hai Ka`ab! Kalau saja engkau meminta izin kepada Rasulullah SAW untuk isterimu tentu itu lebih baik, sebagaimana isteri Hilal bin Umayyah untuk melayani suaminya.” Saya menjawab: ”Saya tidak akan meminta izin kepada Rasulullah SAW Saya tidak tahu apa yang akan dikatakan Rasulullah SAW Apabila saya meminta izin beliau, sedangkan saya seorang yang masih muda.”


Saya lalui kehidupan tanpa isteri itu selama sepuluh hari (menunggu keputusan Allah). Genaplah sudah bagi kami, lima puluh hari sejak ada larangan berbicara dengan kami. Kemudian pada hari ke lima puluh, di bagian atas rumahku pada saat aku sedang duduk ketika shalat shubuh, Allah menyebut-nyebut tentang kami. Di saat itu pula hatiku sangat resah, bumi yang sedemikian luas seakan sempit bagiku. Kemudian aku mendengar suara orang yang berteriak-teriak naik ke atas Sal`i. “Hai Ka`ab bin Malik, bergembiralah !” Serta merta aku menjatuhkan diri bersujud syukur dan aku tahu. Bahwa saya dapat penyelesaian.

Rasulullah SAW memberi tahu kepada kaum muslimin, bahwa Allah Yang Mahaagung dan Maha Tinggi telah menerima taubat kami bertiga. Kabar itu disampaikan seusai beliau mengerjakan shalat Subuh. Maka kaum muslimin berdatangan mengucapkan selamat dan ikut bergembira, juga kepada kedua orang teman (Murarah dan Hilal). Mereka ada yang datang berkuda, ada lagi penduduk Aslam yang berjalan kaku dan ada pula yang naik gunung berteriak mengucapkan selamat, sehingga suaranya lebih cepat dari larinya kuda. Ketika saya mendengar ucapan selamat dari orang pertama dan datang kepada saya, seketika itu juga saya melepaskan pakaian dan saya kenakan kepadanya. Padahal demi Allah waktu itu saya tidak memiliki pakaian.

Setelah itu, saya meminjam pakaian dan berangkat untuk menghadap Rasulullah SAW Sementara kaum muslimin menyambutku, mengucapkan selamat atas diterimanya taubatku. Mereka berkata kepada saya : “Selamat atas pengampunan Allah kepadamu.” Demikianlah, sepanjang jalan kaum muslimin memberikan selamat. Sesampainya di masjid, ternyata Rasulullah SAW Sedang duduk dikelilingi oleh para sahabat. Melihat kedatanganku, sahabat Thalhah bin Ubaidillah segera berdiri menyongsongku. Menjabat tangan saya dan memberi selamat. Demi Allah! Tak seorangpun di antara para sahabat Muhajirin yang berdiri, kecuali dia. Karena itulah Ka`ab tak bisa melupakan kebaikannya.

Ka`ab meneruskan ceritanya.:”Tatkala saya mengucapkan salam kepada Rasulullah SAW Beliau menyambut saya dengan wajah berseri-seri dan berkata:”Bergembiralah! Karena, hari ini merupakan hari paling baik bagimu, sejak kamu dilahirkan ibumu.”Aku bertanya: “Wahai Rasulullah apakah darimu sendiri ataukah dari sisi Allah?” Beliau SAW Menjawab :”Dari Allah yang Mahaagung dan Maha Tinggi.”

Jika merasa senang, wajah Rasulullah SAW, bersinar terang, seolah-olah merupakan potongan rembulan. Melalui wajahnya, kami mengetahui bahwa Rasulullah SAW sedang senang hatinya.

Ketika saya duduk menghadap beliau, aku berkata:”Ya Rasulullah, sungguh, termasuk taubat saya (sebagai pernyataan rasa syukurku), aku hendak menyerahkan harta bendaku sebagai sedekah untuk (mendapakan ridha) Allah dan Rasul-Nya.” Rasulullah SAW, bersabda: ”Simpanlah sebagian harta bendamu (Jangan engkau serahkan seluruhnya). Itu lebih baik. ”Kemudian saya menjawab: ”Saya masih mempunyai tanah yang menjadi bagian saya hasil dari rampasan perang di Khaibar.” Lebih lanjut saya berkata:”Ya Rasulullah, sesungguhnya, Allah telah menyelamatkanku karena kejujuran. Dan saya nyatakan, bahwa termasuk taubatku (sebagai pernyataan rasa syukur kepada Allah). Saya tidak akan berbicara selain yang benar, selama hidup saya.” Demi Allah, saya tidak pernah melihat seorangpun di antara kaum muslimin yang diuji Allah Ta`ala untuk berkata jujur, lebih baik dari saya semenjak berjanji kepada Rasululah SAW Hingga kini, aku tidak pernah sengaja berbohong. Dan saya berharap semoga Allah menjagaku dalam sisa hidupku.

Kemudian Allah menurunkan ayat surat At-taubah.:” Sesungguhnya Allah telah benar-benar menerima taubat Nabi, sahabat-sahabat Muhajirin dan Anshar yang mengikuti Nabi (Berangkat ke Tabuk) dalam masa kesulitan (mencari perlengkapan perang), sesudah hati segolongan dari para sahabat tersebut hampir saja berpaling (saking berat dan payahnya), kemudian Allah menerima taubat mereka, Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang terhadap mereka. Dan juga terhadap tiga orang (Ka`ab, Hilal, dan Murarah) yang ditangguhkan (keputusan penerimaan) taubat mereka, sehingga manakala bumi telah menjadi sempit bagi mereka, padahal bumi itu luas dan merekapun telah sempit pula dirasakan oleh mereka, serta mereka tahu bahwa tidak ada tempat lari dari (siksa) Allah melainkan kepada-Nya saja. Kemudian Allah menerima taubat mereka, agar mereka tetap dalam taubatnya. Sesungguhnya Allah-lah Zat Maha Penerima taubat dan Maha Penyayang. Hai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah kalian berkumpul dengan orang-orang yang benar.” Menurut Ka`ab, demi Allah! Belum pernah Allah memberikan nikmat, sesudah Dia memberi saya petunjuk memeluk islam yang melebihi kejujuran saya kepada Rasulullah SAW Sebab, andaikata saya berbohong kepada beliau, pastilah bencana menimpa saya (rusak agamaku), sebagaimana orang-orang munafiq yang berdusta kepada beliau. Sungguh, Allah berfirman untuk orang-orang yang mendustai Rasulullah SAW dan mengecam betapa jelek orang tersebut.

Sebagaimana firman Allah dalam surat At-Taubah, ayat 95 dan 96:”Orang-orang munafik itu akan bersumpah dengan nama Allah kepada kalian, apabila kalian kembali kepada mereka (di Madinah), agar kalian berpaling dari mereka (tidak mencela mereka). Maka berpalinglah kalian dari mereka, karena sesungguhnya mereka itu najis (hatinya) dan tempat mereka adalah Jahannam (di Akhirat), sebagai balasan atas apa yang mereka perbuat. Mereka akan bersumpah kepada kalian, supaya kalian ridha terhadap mereka. Tetapi, jika sekiranya kalian ridha terhadap mereka, maka ketahuilah sesungguhnya Allah ridha terhadap orang-orang yang fasik.”

Lebih lanjut Ka`ab berkata: ”Urusan kami bertiga ditunda dari urusan orang-orang munafiq, ketika mereka bersumpah kepada Rasulullah SAW lalu beliau menerima bai`at mereka dan meminta ampun kepada Allah. Tetapi masalah kami ditunda Rasulullah SAW Sampai Allah memutuskan menerima taubat kami.

Sebagaimana firman Allah Ta`ala :”Dan terhadap tiga orang yang ditangguhkan taubatnya.”Firman Allah tersebut menurut Ka`ab, bukan berarti kami bertiga ketinggalan dari perang Tabuk, tetapi mempunyai arti bahwa persoalan kami bertiga diundur dari orang munafiq yang bersumpah kepada Rasulullah SAW Dan menyampaikan bermacam-macam alasan yang kemudian diterima oleh Rasulullah SAW” ( H.R Bukhari dan Muslim)

Dalam riwayat lain : “ Nabi SAW Pada waktu perang Tabuk keluar pada hari kamis; dan memang sudah menjadi kesukaan beliau untuk bepergian pada hari kamis”

Dalam salah satu riwayat disebutkan :”Biasanya beliau kalau datang dari bepergian pada waktu pagi, dan bila datang biasanya langsung ke masjid dan salat dua rakaat kemudian duduk di dalamnya.”

sumber: riyadhus shalihin
-

Thursday, July 22, 2010

Taubat (bag. 3)

taubat taubat taubat
Dari Abu Sa`id Sa`ad bin Malik bin Sinan Al- Khudriy ra. Nabi SAW bersabda : “Sebelum kalian, ada seorang laki-laki membunuh 99 orang. Kemudian ia bertanya kepada penduduk sekitar tentang seorang yang alim, maka ia ditunjukkan kepada seorang rahib ( pendeta Bani Israil). Setelah mendatanginya, ia menceritakan bahwa ia telah membunuh 99 orang, kemudian ia bertanya : “ Apakah ia bisa bertaubat?”. Ternyata pendeta itu menjawab : “Tidak” Maka pendeta itupun dibunuh sehingga genaplah jumlahnya seratus. Kemudian ia bertanya lagi tentang seorang yang paling alim di atas bumi ini. Ia ditunjukkan kepada seorang laki-laki alim. Setelah menghadap ia bercerita bahwa dirinya telah membunuh seratus jiwa, dan bertanya : “ Bisakah saya bertaubat?”



Orang alim itu menjawab: “Ya, siapakah yang akan menghalangi orang bertaubat? Pergilah kamu ke kota ini (menunjukkan ciri-ciri kota yang dimaksud) sebab di sana terdapat orang-orang yang menyembah Allah Ta`ala. Beribadahlah kepada Allah bersama mereka dan jangan kembali ke kotamu. Karena kotamu kota yang jelek!” Lelaki itupun berangkat, ketika menempuh separuh perjalanan maut menghampirinya. Kemudian timbullah perselisihan antara malaikat Rahmat dengan malaikat Azab, siapakah yang lebih berhak membawa rohnya. Malaikat Rahmat beralasan bahwa : “Orang ini datang dalam keadaan bertaubat, lagi pula menghadapkan hatinya kepada Allah.” Sedangkan malaikat Azab (bertugas menyiksa hamba Allah yang berdosa) beralasan: “Orang ini tidak pernah melakukan amal baik.” Kemudian Allah SWT. mengutus malaikat yang menyerupai manusia mendatangi keduanya untuk menyelesaikan masalah itu dan berkata: “ Ukurlah jarak kota tempat ia meninggal antara kota asal dan kota tujuan, Manakah lebih dekat, maka itulah bagiannya.” Para malaiakat itu lalu mengukur, ternyata mereka mendapati si pembunuh meninggal dekat kota tujuan, maka malaikat Rahmatlah yang berhak membawa roh orang tersebut.” ( H.R Bukhari dan Muslim ).





Pada riwayat lain di dalam kitab Ash-Shahih disebutkan : “Ia lebih dekat sejengkal untuk menuju daerah tujuan, maka ia dimasukkan dalam kelompok mereka.”Dalam riwayat lain, di dalam kitab Ash-Shahih disebutkan : “Kemudian Allah Ta`ala memerintahkan kepada daerah hitam itu untuk menjauh dan memerintahkan kepada daerah yang baik itu untuk mendekat kemudian menyuruh kedua malaikat itu mengukurnya, akhirnya mereka mendapakan daerah yang baik itu sejengkal lebih dekat sehingga ia diampuni.” Di dalam riwayat lain disebutkan: “Allah mengarahkan hatinya untuk menuju ke daerah yang baik itu”

sumber:riyadhus shalihin
-

Wednesday, July 21, 2010

Taubat (bag. 2)

Taubat

6. Dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Umar bin Khaththab ra. Dari Nabi SAW, beliau bersabda : “ Sesungguhnya Allah Yang Maha Agung akan menerima taubat seseorang sebelum nyawa sampai di tenggorokan (sebelum sekarat).” ( H.R.Tirmidzi )





7. Dari Zir bin Hubais, ia berkata : “Saya mendatangi Shafwan bin `Assal ra. untuk menanyakan tentang mengusap ke dua khuf, kemudian dia menanyaiku: “Wahai Zir, mengapa
engkau kemari?” . Saya menjawab : “Untuk mencari ilmu.” Ia pun berkata : “Sesungguhnya malaikat membentangkan sayapnya bagi orang yang mencari ilmu, karena senang terhadap apa yang dicarinya.” Kemudian aku melanjutkan pertanyaanku : “Wahai Shafwan saya masih belum jelas tentang cara mengusap kedua sepatu sesudah berak dan
kencing sedangkan engkau adalah salah seorang sahabat Nabi SAW, maka saya datang ke sini untuk bertanya kepadamu, apakah engkau pernah mendengar beliau menjelaskan masalah itu?” Ia menjawab : “Ya, beliau menyuruh kami bila dalam perjalanan agar tidak melepas khuf selama tiga hari tiga malam kecuali berjanabat {6}, tetapi kalau hanya berak, kencing, atau tidur tidak perlu dilepas.” Saya bertanya lagi :”Apakah engkau pernah mendengar Rasulullah SAW, menyebut tentang cinta?” Ia menjawab : “Betul, ketika kami datang bepergian bersama Rasulullah SAW mendadak seorang Badui memanggil Rasulullah SAW dengan suara keras: Ya..Muhammad,” maka Rasulullah pun menjawab menyerupai suaranya. Kemudian saya berkata kepada orang Badui itu : “Rendahkanlah suaramu, karena engkau berhadapan dengan Nabi SAW Dan kamu dilarang berkata seperti itu.” Dan orang Badui itu berkata lagi: “Bagaimana seseorang yang mencintai sekelompok orang, tetapi ia tidak boleh berkumpul bersamanya?” Nabi SAW menjawab : “Seseorang itu akan bersama dengan orang yang dicintainya di hari kiamat.” Beliau selalu bercerita kepada kami, sampai akhirnya beliau menceritakan tentang sebuah pintu yang berada di sebelah barat, pintu itu sebesar 40 atau 70 tahun
perjalanan.” Menurut Sufyan, salah seorang perawi dari daerah Syiria berkata : “Allah Ta`ala menciptakan pintu itu ketika Ia menciptakan langit dan bumi; pintu itu senantiasa terbuka untuk menerima taubat dan tidak akan ditutup sebelum matahari terbit dari arah barat. ( H.R Tirmidzi ) Bab Taubat, Hal 20-21.

--ket {6}Apabila keluar air mani karena mimpi atau bersetubuhdengan istrinya.


sumber: Riyadhus shalihin

Tiga Orang yang PASTI ALLOH tolong

berikut ini Tiga Orang yang PASTI ALLOH tolong, berdasarkan sabda Nabi Muhammad saw;
1. Orang yang BerJihad di JalanNYA
2. Budak yang ingin menebus dirinya
3. Orang yg menikah yang menginginkan Afaf ( Menjaga diri dari hal-hal yang tidak baik / keji )

(HR. Tirmidzi)

^^^__ dapat nasehat dari sahabatku... thank to I.N.R

-

Friday, June 11, 2010

YAHUDI MELAWAN TERORISME ISRAEL (bag.3)

Petikan dari Sebuah Surat Terbuka Tentara Israel

Yahudi Melawan terorisme Israel

Kami, para tentara dan pejabat angkatan perang yang telah bertugas untuk Negara Israel selama berminggu-minggu setiap tahun, meskipun dengan keberanian mengorbankan diri kami sendiri, telah bertugas mempertahankan seluruh Daerah Pendudukan, dan telah diberi perintah dan arahan yang tidak ada hubungannya dengan pengamanan negara kami, dan hanya punya satu tujuan: meneruskan kendali kami atas orang-orang Palestina. Kami, yang punya mata untuk melihat harga berdarah yang dibayarkan untuk Pendudukan ini dari kedua belah pihak.

Kami, yang merasakan bagaimana perintah yang dikeluarkan untuk kami mengenai daerah-daerah ini, menghancurkan seluruh nilai-nilai yang telah kami tanamkan sewaktu dibesarkan di negara ini.

Kami, yang memahami sekarang bahwa harga sebuah Pendudukan adalah hilangnya watak kemanusiaan IDF (Angkatan Bersenjata Israel) dan penyimpangan oleh keseluruhan masyarakat Israel.

Kami yang mengetahui bahwa Daerah-daerah tersebut bukanlah Israel, dan bahwa semua pemukiman akan dikosongkan pada akhirnya.





Kami dengan ini menyatakan bahwa kami tidak akan meneruskan bertempur dalam Perang Pendudukan ini.

Kami tidak akan meneruskan pertempuran melampaui perbatasan tahun 1967 untuk menjajah, mengusir, menimbulkan kelaparan, dan menghina seluruh manusia.

Kami dengan ini menyatakan bahwa kami akan terus bertugas untuk Angkatan Bersenjata Israel dalam segala tugas untuk mempertahankan Israel.

Misi pendudukan dan penindasan tidaklah sejalan dengan tujuan ini, dan kami tidak akan mengambil bagian di dalamnya.


Pandangan Kepala Rabbi Jonathan Sacks tentang Israel

Salah satu kritik yang sangat pedas dari kalangan Yahudi tentang kebijakan Israel datang dari Prof. Jonathan Sacks, Kepala Rabbi Inggris. Dalam sebuah wawancara, yang diterbitkan oleh The Guardian pada 27 Agustus 2002, Sacks dengan keras mengkritik Israel, dengan berpendapat bahwa negara ini tengah bersikap yang “tidak sesuai” dengan pemikiran termurni Yudaisme, dan bahwa pertikaian saat ini dengan warga Palestina “merusak” masyarakat Israel.

Sacks, yang menjadi kepala rabbi Yahudi Ortodoks Inggris pada 1991, dan menjadi pemimpin 280.000 masyarakat Yahudi di negara itu, dikenal sebagai pendukung setia Israel dan merupakan veteran yang bekerja untuk terciptanya perdamaian di negara itu. “Saya menganggap kejadian saat ini sudah tragis. Ini memaksa Israel ke dalam keadaan yang tidak sesuai dalam jangka panjang dengan pandangan (agama) kami” kata Sacks. Ia menambahkan bahwa “berbagai hal telah terjadi setiap hari yang membuat saya merasa sangat tak nyaman sebagai seorang Yahudi.” Ia terus berkata bahwa ia “sangat terguncang” karena berita tentara Israel tersenyum ketika bergambar di depan mayat-mayat orang Palestina yang terbunuh.

Kritikan sang kepala Rabbi tentang kekejaman Israel atas nama Yudaisme mengingatkan kita akan satu kenyatan penting: Tidak diperkenankan, baik oleh seorang Muslim maupun Yahudi sejati untuk menumpahkan darah yang tak bersalah. Seluruh agama wahyu melarang kekerasan, perang, dan pembunuhan tak berkeadilan, dan memerintahkan perdamaian dan membantu orang yang membutuhkan.

Jonathan Sacks juga mencatat bahwa orang-orang Israel, yang hidup berabad-abad terpencar-pencar, harus sangat memahami kesulitan yang dihadapi orang-orang Palestina:

Anda tidak dapat mengabaikan perintah yang diulangi 36 kali dalam kitab suci: “Kalian terusir untuk mengetahui bagaimana rasanya menjadi orang yang terusir.” Saya berpegang padanya sebagai salah satu inti pegangan yang benar bagi prinsip Yahudi.

Dalam wawancara yang sama, Sacks juga menjawab pertanyaan tentang pertemuan rahasia yang diadakan pada tahun 2000 dengan Abdullah Javadi-Amoli, salah satu ulama terbesar Iran, dalam suatu konferensi pemimpin keagamaan, dan menariknya, tercatat:

Tak lama kami sudah bisa berbicara dalam bahasa yang sama, karena kami memegang beberapa hal dengan sungguh-sungguh: kami beriman sungguh-sungguh, kami berpegang pada kitab suci sungguh-sungguh. Inilah bahasa yang sama antar orang-orang beriman.

Pernyataan rabbi Sacks adalah sebuah contoh pembicaraan damai yang harus diadakan antara orang-orang Islam dan Yahudi (dan tentu saja, Kristen). Ketiga keimanan ini memerintahkan keadilan, kejujuran, penyelamatan orang tertindas, dan perdamaian, serta cinta. Pengikut ketiga keimanan ini percaya pada Tuhan, mencintai nabi-nabi yang sama; seharusnya tidak ada permusuhan di antara mereka.


Pandangan Islam tentang Yahudi

Setiap Muslim memiliki tanggapan nurani dan hukum mengenai praktek teror Zionis atas orang-orang Palestina. Akan tetapi, perlu halnya di sini, seperti dalam segala hal, untuk membela keadilan dan bertindak tanpa prasangka. Setiap Muslim berkewajiban mencegah kekejaman atau perlakuan tak adil atas orang-orang Yahudi yang tak bersalah, apalagi jika mereka menentang Yahudi Zionis.

Anti-Semitisme, seperti halnya segala bentuk rasisme, bertolak belakang dengan akhlak Islam. Orang-orang Islam seharusnya menentang segala bentuk pemusnahan bangsa, penyiksaan, dan kekejaman, dan tidak membeda-bedakan atas dasar agama, ras, atau suku bangsa. Orang-orang Islam seharusnya tidak menyetujui serangan tak berkeadilan yang paling ringan sekali pun, maupun serangan atas ras manapun, bahkan kita harus mengutuknya. Al-Qur'an mengutuk mereka yang menyebarluaskan perpecahan, memperlakukan orang lain dengan kejam, dan membunuh orang-orang tak bersalah. Oleh karena itu, penentangan hukum atas Zionisme tidak boleh diselubungi oleh kebencian kepada orang-orang Yahudi.

Pada saat bersamaan, contoh lain rasisme (yakni terhadap orang-orang kulit hitam Afrika) juga merupakan penyimpangan akibat takhayul dan berbagai ideologi di luar agama wahyu Tuhan. Penyimpangan seperti itu mempertahankan berbagai pemikiran dan model sosial yang berlawanan tajam dengan akhlak Al-Qur'an. Akar dari anti-Semitisme adalah rasa benci, kekerasan, dan tak mengenal kasihan. Al-Qur'an, di sisi lain, mengajarkan kerendahan hati, mencintai orang lain, belas kasih, dan cinta kasih. Al-Qur'an memerintahkan orang-orang Islam untuk adil, dan jika perlu, memaafkan bahkan terhadap musuh-musuh mereka: "Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al-Qur'an 5:8) Lebih jauh, "barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya412.” (Al-Qur'an 5:32).

Karena itu, pembunuhan bahkan satu orang tak bersalah pun adalah sebuah kejahatan yang tak dapat dikecilkan.

Alasan adanya berbagai ras dan manusia di dunia adalah bukan untuk berselisih atau berperang, melainkan untuk menunjukkan keragaman, yang merupakan keindahan penciptaan Allah dan karunia budaya. Perbedaan jasmani manusia tak ada pentingnya dalam pandangan Allah, dan semua orang Islam sangat mengetahui bahwa satu-satunya kebesaran hanyalah milik Allah. Allah menyatakan kebenaran ini dalam ayat berikut:

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (Qur'an, 49:13)

Karena Al-Qur'an tidak membeda-bedakan ras dan suku bangsa, orang-orang dengan keyakinan berbeda pun diberi hak untuk hidup damai dan aman dalam masyarakat yang sama. Pengajaran dasar Al-Qur'an lainnya adalah bahwa manusia tidak seharusnya dianggap sebagai satu kelompok saja karena mereka terdiri atas suatu ras, manusia, atau agama tertentu. Ada orang-orang baik dan jahat dalam setiap masyarakat; ini adalah sebuah kenyataan yang ditunjukkan oleh Al-Qur'an. Misalnya, setelah menjelaskan bagian tentang Ahli Kitab yang berkhianat kepada Allah dan agama, Allah menerangkan pengecualian berikut ini di dalam Al-Qur'an:


Mereka itu tidak sama; di antara Ahli Kitab itu ada golongan yang berlaku lurus221, mereka membaca ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari, sedang mereka juga bersujud (sembahyang). Mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan, mereka menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar dan bersegera kepada (mengerjakan) pelbagai kebajikan; mereka itu termasuk orang-orang yang saleh. Dan apa saja kebajikan yang mereka kerjakan, maka sekali-kali mereka tidak dihalangi (menenerima pahala)nya; dan Allah Maha Mengetahui orang-orang yang bertakwa. (Qur'an, 3:113-115)


Akibatnya, karena kaum Muslimin takut kepada Allah dan mempertimbangkan ketentuan Al-Qur'an, mereka tidak mungkin mengobarkan kebencian terhadap orang-orang Yahudi atas dasar agama. Karena itu, pembahasan kita tentang bentrokan antara Israel dan Palestina akan dilakukan dengan titik tolak ini. Pembahasan ini tidak diarahkan menentang Yahudi atau Yudaisme, melainkan menentang ideologi Zionis yang telah memicu para pemimpin mereka untuk membentuk dan mempertahankan sebuah pemerintahan yang rasis dan keras.


sumber: Tragedi Palestina / Harun Yahya

YAHUDI MELAWAN TERORISME ISRAEL (bag.2)

Tentara Israel yang Menolak Bertugas di Daerah Pendudukan

YAHUDI MELAWAN TERORISME ISRAEL (bag.2)


Setelah perang 1967, Yeshayahu Leibowitz, salah satu cendekiawan terkemuka Israel, memperingatkan bahwa Israel harus menarik diri dari Daerah Pendudukan untuk menghentikan pertumpahan darah. Ia menulis bahwa satu-satunya jalan untuk menghindarkan pengrusakan orang-orang Israel adalah jika 500 tentara yang bertugas di Daerah Pendudukan berani berkata “kami tidak ingin bertugas di sini” dan menarik diri.

Pada hari ketika Intifadah al-Aqsa (dimulai pada September 2000) dan balas dendam orang-orang Israel semakin dan semakin keras, sekelompok tentara Israel bertindak atas rencana sendiri. Pada pertengahan Januari 2002, sekitar 25 tentara menandatangani sebuah surat terbuka kepada media Israel yang menyebutkan bahwa mereka menolak bertugas di Daerah-daerah Pendudukan. Penolakan ini bukannya tidak pernah terjadi sebelumnya, karena selama penyerbuan Libanon 1982, sekelompok kecil tentara telah menolak bertugas untuk angkatan bersenjata Israel, dengan mengatakan bahwa mereka tidak ingin menjadi bagian dari pemusnahan bangsa yang dilakukan atas orang-orang sipil Libanon. Tindakan tentara-tentara ini, yang kemudian disebut sebagai Yesh Gvul (Ada batas untuk segala sesuatu), diperparah dengan pemenjaraan mereka. Tentara-tentara yang mengumumkan pernyataannya di depan publik pada Januari 2002 tidak menghadapi sanksi hukuman apa pun, dan pada Februari 2002, anggota mereka mencapai 250. Bahkan pada saat ini mereka menerima dukungan besar dari kelompok-kelompok perdamaian, lembaga-lembaga swadaya masyarakat, pemimpin-pemimpin keagamaan, dan orang-orang Israel serta Palestina kebanyakan.






Di dalam pernyataannya, para tentara berpendapat bahwa angkatan bersenjata Israel telah bertindak brutal dan tak mengenal kasihan kepada kepada orang-orang Palestina di Daerah Pendudukan, bahwa apa yang terjadi di sana telah melecehkan martabat manusia, dan bahwa lebih parah lagi, ini tidak ada hubungannya dengan usaha mempertahankan Israel. Mereka melanjutkan: “Kami tidak akan melanjutkan pertempuran melewati batas negara tahun 1967 untuk menjajah, mengusir, membuat kelaparan, dan menghina seluruh manusia. "

Ariel Shatil, seorang sersan kepala artileri mengingatkan kembali bahwa ketika ada pernyataan menyebutkan orang-orang Palestina menembak pertama kali dan orang-orang Israel hanya membalas, sebenarnya, “Kamilah yang akan memulai tembak menembak dan mereka akan menembak setelahnya.” Dalam sebuah brosur yang mereka persiapkan untuk mengingatkan rekan-rekan mereka yang terus bertugas di daerah ini, para tentara menyatakan:

Ketika Anda mengambil bagian dalam pembunuhan tanpa dasar hukum (“pembubaran,” dalam istilah angkatan bersenjata), ketika Anda mengambil bagian dalam pemusnahan rumah-rumah penduduk, ketika Anda mulai menembaki penduduk sipil tak bersenjata atau rumah-rumah penduduk, ketika Anda menumbangkan kebun-kebun, ketika Anda menghambat aliran makanan atau pengobatan, Anda telah mengambil bagian dalam tindakan yang disebutkan dalam konvensi internasional (seperti Konvensi Jenewa ke-4) dan hukum Israel sebagai kejahatan perang.

Seorang tentara bernama Asaf Oron, yang telah lama memutuskan untuk tidak bertugas, melaporkan bahwa ia menyaksikan perbuatan amat brutal ketika bertugas di daerah tersebut. Ia menerangkan apa yang ia alami dan apa yang ia lihat sebagai pemecahannya:

Setelah menumpang bis menuju Jalur Gaza, para tentara saling bersaing: cerita “pahlawan” mana dari penaklukan berdarah selama Intifadah ini yang lebih hebat (Mungkin Anda belum tahu: penaklukan ini hakikatnya adalah pembunuhan: penaklukan hingga mati)…

Begitu waktu berlalu, begitu tingkat kegilaan, kebengisan, dan hasutan meningkat, begitu para jenderal mengubah Angkatan Bersenjata Israel menjadi sebuah organisasi teror…. Kemudian saya menemukan bahwa saya tidaklah sendiri…kita semua percaya pada Tuhan… Kita percaya bahwa tidak ada ruang untuk hukum bangsa, jika hukum itu hanya menyamarkan penyembahan berhala, jenis penyembahan berhala yang tidak boleh kita dukung. Mereka yang membiarkan bentuk penyembahan berhala seperti itu akan berakhir dengan membakar diri mereka sendiri.


Berlanjut ke YAHUDI MELAWAN TERORISME ISRAEL (bag.3)

Sumber: Tragedi Palestina // Harun Yahya

YAHUDI MELAWAN TERORISME ISRAEL (bag.1)

Yahudi melawan terorisme Israel

Artikel ini tidaklah menentang dan mengkritik Yudaisme atau Yahudi, melainkan ideologi rasis Zionis dan pemeluknya. Semua tragedi yang telah terjadi, dan terus terjadi di Palestina dapat dilacak dari penerapan ideologi Zionis oleh pemimpin-pemimpinnya. Adalah Zionisme yang menyebabkan tentara Israel menembakkan roket ke arah anak-anak yang tengah bermain di lapangan sekolah; memberondongkan peluru kepada wanita-wanita yang tengah memanen tanamannya di kebun-kebun; dan melakukan penganiayaan, kekerasan, dan penyerangan terhadap keseharian kehidupan Palestina.

Di seluruh dunia hari ini, ada beberapa cendekiawan, politisi, dan sejarawan yang menentang Zionisme. Beberapa pemikir dan penulis Nasrani dan Yahudi mengutuknya berikut kebijakan Zionis pemerintahan Israel, seperti halnya berbagai akademisi di universitas-universitas Israel seperti mendiang Israel Shahak atau Benjamin Beit-Hallahmi, yang mengkritik kekerasan Israel terhadap Palestina dan yang menyatakan bahwa perdamaian hanya bisa dicapai jika Israel menyingkirkan ideologi Zionisnya. Noam Chomsky, yang juga seorang Yahudi, telah menulis banyak buku dan artikel yang sangat kritis terhadap Zionisme dan kebijakan negara-negara yang mendukungnya.





Suatu kalangan akademisi Yahudi, kelompok yang menamakan dirinya “para sejarawan baru,” telah membongkar “kebohongan suci” yang ditanamkan ke dalam kebijakan resmi Israel, serta kebenaran yang berhubungan dengannya, semenjak awal 1980an. Para anggotanya, yakni Benny Morris, Ilan Pappe, Avi Shlaim, Tom Segev, Baruch Kimmerling, Simha Flappan, dan Joel Miqdal, menyerang reaksi kuat dari orang-orang Yahudi yang menganut paham Zionis. Mereka mempertanyakan “kebohongan suci” berikut ini: Ras orang-orang Arab lebih rendah dari Yahudi, Israel adalah sebuah negara kecil yang mencoba bertahan di suatu daerah yang dikelilingi oleh musuh-musuh, semua orang Palestina adalah teroris yang ingin menghancurkan Israel, dan teroris-teroris gila ini pantas menerima balas dendam. Tom Segev, misalnya, salah satu anggota paling penting dari “sejarawan baru” ini, mengemukakan hal berikut ini mengenai sejarah “resmi” Israel: “Hampir hingga sekarang, kita tidak mempunyai sejarah negara ini yang sebenarnya, selain mitos." Kritik yang jujur ini, yang dulu hanya pernah disuarakan oleh akademisi dan cendekiawan Muslim, sekarang dinyatakan lebih keras oleh banyak orang-orang Yahudi dan akademisi Kristen yang mencoba menilai kembali sejarah dengan sudut pandang yang tidak dipengaruhi oleh kepentingan.

Orang-orang ini, yang telah menyaksikan kebiadaban Zionis, melihatnya sebagai bentuk lain ideologi penjajahan yang didirikan dalam rasisme abad kesembilan belas. Mereka tidak punya bukti apa pun untuk mitos bahwa Israel adalah “suatu negara kecil dan sendirian menghadapi kepungan musuh-musuh yang ingin menghancurkannya.” Sebaliknya, Israel, melalui aksi-aksinya, terbukti menjadi suatu negara kekerasan yang menganut kebijakan penindasan dan penyerangan.


Gideon Levy, seorang penulis untuk surat kabar Israel Ha’aretz, membenarkan terbukanya rahasia “kebohongan suci’ ini dalam kajiannya terhadap buku Benny Morris Correcting a Mistake: Jews and Arabs in Palestine/Israel, 1936-1956. Setelah membaca perincian teror Zionis yang digambarkan dalam buku ini, dan ditelaah melalui bukti-bukti saksi mata dan catatan-catatan rahasia, Levy menulis:

Oh, betapa mulianya perbuatan kita (sehingga kita melakukan begitu banyak hal-hal buruk). Kita begitu hebat (sehingga menyebabkan begitu banyak ketidakadilan). Kita begitu cantik (sehingga tindakan-tindakan kita menyebabkan begitu banyak kebodohan). Dan oh, kita begitu tak berdosa dan menyebarluaskan begitu banyak kebohongan, kebohongan dan penyimpangan kebenaran yang kita katakan pada diri sendiri dan seluruh dunia. Kita, yang dilahirkan belakangan, tidak diberi tahu tentang seluruh kebenaran; mereka hanya mengajarkan kita bagian-bagian baiknya saja, yang dibesar-besarkan. Namun, pada akhirnya, muncullah bagian kelam yang tidak pernah kita dengar sebelumnya.



Israel Shahak, seorang profesor kimia Yahudi kelahiran Polandia, yang menghabiskan 40 tahunnya di Israel dan meninggal di tahun 2001, mengkritik kebijakan anti hak azazi manusia Zionis Israel. Dalam bukunya Jewish History, Jewish Religion, and the Weight of Three Thousand Years, Shahak menggambarkan besarnya ancaman Zionisme terhadap kemanusiaan:

Dalam pandangan saya, Israel sebagai sebuah negara Yahudi menciptakan bahaya tidak hanya bagi dirinya sendiri dan penduduknya, melainkan juga untuk semua orang Yahudi dan semua orang-orang lain dan negara-negara di Timur Tengah serta di luarnya.

Ilan Pappe, yang menyebut dirinya “Saya adalah orang Israel yang paling dibenci di Israel,” adalah seorang akademisi Yahudi terkenal yang berbagi pandangannya dengan kelompok sejarawan baru. Ketika ditanya dalam sebuah wawancara mengapa Israel tak mampu mengakui kekejaman yang ia lakukan di Palestina, jawaban yang diberikannya sangat mengejutkan:

Inilah buah dari sebuah proses panjang pengajaran paham yang dimulai dari taman kanak-kanak, yang melibatkan semua anak-anak lelaki dan perempuan Yahudi sepanjang kehidupan mereka. Anda tidak dapat menumbangkan sebuah sikap yang ditanamkan di sana dengan sebuah mesin indoktrinasi yang kuat, yang menciptakan sebuah persepsi rasis tentang orang lain, yang digambarkan sebagai primitif, hampir tidak pernah ada, penuh kebencian -- Orang itu memang penuh kebencian, tapi penjelasan yang diberikan di sini adalah ia terlahir primitif, Islam, anti-Semit, bukan bahwa ia adalah seseorang yang telah merampas tanahnya.





Akan tetapi, para pemikir, ahli strategi, dan penulis ini punya lebih banyak lagi kesamaan pandangan dibanding sekedar penentangan mereka terhadap Zionisme. Ciri kesamaan terpenting antara mereka adalah bahwa masing-masing mereka telah dituduh menganut anti-Semitisme. Setiap orang yang telah menggunakan fakta-fakta dan dokumen sejarah tentang kejadian yang terjadi di Palestina dan kemudian menulis sebuah artikel atau buku yang mengkritik Zionisme telah dituduh sebagai orang-orang anti-Semit. Contoh paling baru adalah saluran televisi Inggris BBC. Anggota-anggota krunya yang mempersiapkan sebuah dokumenter tentang pembantaian tahun 1982 di kamp pengungsian Sabra dan Shatilla, juga pemimpin stasiun yang menyiarkannya, dituduh sebagai anti-Semit oleh pemerintah Israel.

Ini sesungguhnya adalah sebuah teknik yang digunakan oleh para Zionis dan pro-Zionis untuk memfitnah dan menetralkan orang-orang yang mengkritik Zionisme. Para Zionis bahkan telah menciptakan sebuah istilah untuk memfitnah orang-orang Yahudi seperti itu: “orang Yahudi yang membenci dirinya sendiri.” Istilah ini juga digunakan untuk menggambarkan orang-orang Yahudi yang mengkritik Israel, yang bertujuan untuk mencitrakan mereka sebagai para pemberontak yang menderita karena dilema kejiwaan. Para Zionis yang membuat pernyataan semacam itu, tak disangkal lagi, berusaha mengacaukan hasil pekerjaan para penentangnya.

Kenyataannya, tuduhan berdasarkan ras seperti ini, khususnya ketika ditimpakan kepada orang Islam, adalah tidak berdasar dan tak masuk akal, karena tidak ada orang Islam, karena keimanannya, bisa menganut pemikiran atau sudut pandang rasis yang bagaimanapun juga. Dan memang, ini diciptakan oleh sejarah. Dunia Islam tidak pernah mengalami apa pun seperti praktek-praktek kecurigaan bangsa Eropa di abad pertengahan, yang menumbuhkan fanatisme agama, dan semakin berjangkitnya anti-Semitisme di tahun-tahun belakangan (yang dilahirkan oleh keyakinan rasis) di Uni Sovyet, Eropa Timur, dan Nazi Jerman. Bentrokan antara orang Yahudi dan Muslim di Timur Tengah, yang berlanjut hingga hari ini, akibat keterikatan beberapa orang Yahudi kepada ideologi Zionisme yang rasis dan anti agama, bukanlah tindakan orang-orang Islam.


berlanjut ke YAHUDI MELAWAN TERORISME ISRAEL (bag.2)


sumber: Tragedi Palestina // Harun Yahya

Friday, May 28, 2010

Alien = Jin ??

Kehidupan di bintang lain memang tak dapat dipungkiri. Sebagai halnya kehidupan yang terjadi di bumi adalah karena kehendak Allah. Semua yang ada di alam semesta ini diciptakan oleh Allah.

Al-Baqarah 2:117
Allah Pencipta langit dan bumi, dan bila Dia berkehendak (untuk
menciptakan) sesuatu, maka (cukuplah) Dia hanya mengatakan
kepadanya: "Jadilah!" Lalu jadilah ia.

Asy-Syuura 42:29
Di antara (ayat-ayat) tanda-tanda-Nya ialah menciptakan langit dan bumi
dan makhluk-makhluk yang melata Yang Dia sebarkan pada keduanya. Dan Dia Maha Kuasa mengumpulkan semuanya apabila dikehendaki-Nya.

Kedua ayat suci dalam Al Quran ini menegaskan bahwa langit dan bumi adalah ciptaan Allah dan dikeduanya, baik di langit dan bumi oleh Allah juga diciptakan makhluk-makhluk melata" Juzz 12 AlQuran" (makhluk yang berjalan di permukaan tanah) dan menghuni baik di langit (bintang/planet lain) maupun di bumi. Oleh karena itu, bukankah mungkin saja UFO-UFO yang datang ke bumi ini adalah "makhluk melata" yang berasal dari planet lain (extra terrestrial)? Memang benar. Namun sampai sekarangpun belum bisa dipastikan dari mana mereka (alien) berasal. Bisa saja dari luar angkasa, walau berbagai fakta nampaknya melemahkan teori "extra terrestrial".






Dari kesaksian beberapa korban penculikan oleh aliens serta banyaknya fakta tentang UFO yang meragukan dari sudut pandang ilmiah, menyebabkan orang mulai memikirkan suatu kemungkinan bahwa kalaupun seandainya mereka berasal dari "extra-terrestral" namun berasal dari dimensi lain (other-dimension) atau istilah yang mulai dipakai saat ini adalah "ultra-terrestrial". Isitilah "ultra-terrestrial" ini kalau dalam bahasa Indonesia lebih tepat dinamakan "alam gaib".

Sejauh ini, makhluk gaib yang dikenal manusia ada tiga macam, yaitu:
1. malaikat 2. iblis 3. jin
Mengenai iblis, dari sudut pandangan agama Islam dan Kristen terdapat perbedaan asal usulnya. Menurut doktrin agama Islam, Iblis adalah dari golongan jin yang diciptakan dari api. Sementara menurut doktrin agama Kristen, iblis semula adalah malaikat namun telah diusir dari surga karena hendak mendurhakai Allah.
Penjelasan bahwa iblis adalah dari golongan jin adalah:

Al-A'raaf 7:12
Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud
(kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis "Saya lebih
baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau
ciptakan dari tanah".

Al-Hijr 15:27
Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api
yang sangat panas.

Persamaan bahwa baik jin dan iblis diciptakan dari api, menunjukkan atau menyimpulkan bahwa iblis adalah dari golongan jin.
Saya tidak mempersoalkan perbedaan asal usul iblis, namun saat ini, antara malaikat dan iblis merupakan entity yang berbeda. Malaikat adalah makhluk yang beriman kepada Allah serta senantiasa bertasbih dengan memuji Allah. Malaikat tidak memiliki kehendak bebas "free will", mereka hanya menjalankan apa yang menjadi perintah Allah. Berbeda dengan malaikat, iblis dan demikian juga jin (termasuk manusia) memiliki kehendak bebas (free will). Memiliki kehendak bebas (free will) berarti mempunyai nafsu. Kehendak iblis adalah menyesatkan manusia. Apakah iblis bisa berketurunan?

Al-Kahfi 18:51
Aku tidak menghadirkan mereka (iblis dan anak cucunya) untuk menyaksikan
penciptaan langit dan bumi dan tidak (pula) penciptaan diri mereka
sendiri; dan tidaklah Aku mengambil orang-orang yang menyesatkan itu
sebagai penolong.

Menurut kepercayaan, jin berumur panjang dan memiliki kehidupan seperti manusia namun berada di dalam dimensi yang lain. Jin mampu berketurunan dan di antara mereka ada jin yang baik dan ada juga jin yang jahat. Menurut pendapat saya, yang dimaksud dengan jin ini dalam Alkitab adalah "roh jahat". Di sini dikatakan sebagai roh jahat adalah karena merupakn jin yang jahat. Walau demikian, bisa saja pengertian "roh jahat" ini ditafsirkan sebagai iblis secara langsung atau setan.

Kembali kepada pertanyaan, benarkah Alien sebenarnya adalah Jin? Sebenarnya hal ini sangat mungkin sekali. Di hampir semua masyarakat di dunia, memiliki kepercayaan akan adanya makhluk gaib atau "spiritual beings". Memang, kepercayaan terhadap hal seperti ini lebih banyak dijumpai pada masyarakat tradisional daripada masyarakat modern. Misalnya, di Indonesia dikenal adanya jin, tuyul, kuntilanak, dan lain sebagainya. Orang Indian di daratan Amerika juga mempercayai adanya makhluk-makhluk halus berupa roh yang menjaga dan juga kadang ada yang mengganggu.
Sebelum menjawab pertanyaan, apakah alien adalah jin, sebenarnya perlu dipertanyakan terlebih dahulu kepada diri kita masing-masing, apakah kita percaya pada adanya makhluk hidup yang berada di dimensi lain atau yang sering kita sebut sebagai alam gaib? Dan dimensi lain itu, menurut kepercayaan banyak orang, sebenarnya juga berada di bumi ini.
Bagi orang yang skeptis, tentunya tidak mudah untuk mempercayai makhluk gaib. Dan juga mereka tidak akan bisa menerima penjelasan dari sudut pandang agama. Mereka membutuhkan suatu penjelasan atau bukti-bukti yang benar-benar ilmiah, fisikal dan dapat dirumuskan secara pasti.






Dasar Pemikiran Alien adalah Jin
Bila kita mempercayai adanya jin atau makhluk halus, maka kita akan bertanya, di manakah mereka berada. Menurut kepercayaan, jin adalah makhluk yang menghuni bumi dan diciptakan sebelum Adam.

Al-Hijr 15:27
Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas.
Apa tujuan Allah menciptakan jin?

Adz-Dzaariyaat 51:56
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-Ku.

Namun pada prakteknya, di jaman dahulu (dan juga masa kini), ada manusia yang menyembah jin.

Sabaa' 34:41
Malaikat-malaikat itu menjawab: "Maha Suci Engkau. Engkaulah pelin-
dung kami, bukan mereka; bahkan mereka telah menyembah jin; ke-
banyakan mereka beriman kepada jin itu".

Apakah jin mampu mengembangkan teknologi luar angkasa?

Al-Rahmaan 55:33
Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus
(melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak
dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan.

Di sini kita bisa melihat bahwa hakekat jin sebenarnya tidak berbeda dengan manusia. Keduanya adalah makhluk ciptaan Allah, keduanya mampu berketurunan dan bisa mati (hanya saja jin umurnya lebih panjang dan khusus untuk iblis waktu kematiannya ditangguhkan hingga akhir jaman), keduanya membutuhkan kekuatan (teknologi) untuk menembus langit dan bumi. Di sini ada suatu pemikiran, bahwa menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi ini, sebenarnya bisa juga diartikan sebagai menembus ke dimensi lain, yaitu dimensi langit dan dimensi bumi (manusia).

Menurut cerita beberapa orang yang mengaku bertemu dengan jin, maka kita bisa menyimpulkan bahwa beberapa jin (tidak semua), memiliki kemampuan untuk masuk ke dimensi manusia. Dan menurut pengalaman beberapa paranormal yang mengaku dapat berjalan-jalan ke alam jin, menunjukkan bahwa manusia juga dapat masuk ke dimensi jin.
Dan bila hal ini memang benar, bahwa jin bisa memasuki dimensi manusia, maka bisa saja kehadiran mereka itu dianggap alien oleh manusia. Dan karena mereka adalah makhluk yang asing dan aneh, sementara orang mungkin tidak berpikir akan adanya kemungkinan kehidupan di dimensi lain, maka alien itu akan dianggap berasal dari planet lain.

Beberapa korban kasus alien abduction menceritakan bahwa mereka melihat alien menembus tembok, tiba-tiba muncul dan menghilang, menunjukkan bahwa gejala seperti itu tidak berbeda dengan fenomena pemunculan jin. Persoalannya, menurut saya, jin juga mengalami perkembangan teknologi dan kebudayaan. Seperti halnya manusia, perkembangan teknologi di antara negara berbeda-beda. Ada yang masih memakai tombak, tapi ada juga yang sudah pakai rudal.

Demikian juga bangsa jin, menurut saya, bisa saja jin yang ada di Indonesia, berbeda dengan jin yang ada di Eropa atau Amerika, misalnya.Banyak ahli psikoterapis yang menangani kasus alien abduction akhirnya ber kesimpulan bahwa alien yang menculik manusia merupakan suatu pekerjaan dari "spiritual beings" atau makhluk halus. Ini menjelaskan kenapa ada yang diculik pada jam 09.00 dan dikembalikan jam 09.00 juga. Padahal mereka merasa berjam-jam ketika diculik. Bahkan ada kasus yang unik, korban penculikan diambil jam 9.00 namun dikembalikan jam 7.00. Jadi, kasus-kasus seperti ini merupakan kasus perpindahan dimensi, di mana dimensi waktu kita bisa saja berbeda dengan waktu di dimensi lain.

Menurut kepercayaan, bentuk dan macam jin beraneka ragam, salah satunya adalah jin yang dapat terbang. Apakah mereka ini yang dimaksud dengan UFO? Dan apakah ini ada kaitannya dengan ayat dalam Surat Paulus kepada jemaat di Efesus: "karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara." (Ef 6:12)


sumber:http://mugiyonobk.multiply.com/calendar/item/10007

Reinkarnasi dan Islam

Saya akan bercerita tentang pemahaman reinkarnasi agar kita menjadi jelas :

=====
"Seperti halnya seseorang mengenakan pakaian baru, dengan meninggalkan pakaian lama, begitu pula, sang roh menerima badan-badan jasmani yang baru, dengan meninggalkan badan-badan tua yang tidak berguna lagi" (Bhagavad-gita 2.22)

Srimad-Bhagavatam, tersusun tiga ribu tahun sebelum masa ovid, berisi cerita istimewa berikut yang mengungkapkan prinsip-prinsip reinkarnasi dalam pelaksanaan dengan cara mengesankan. Maharaja Bharata, seorang raja yang mulia dan suci di India, terpaksa menjelma satu kali didalam badan sesekor rusa sebelum mencapai bentuk manusia lagi karena ikatan yang sangat keras terhadap seekor rusa.

Maharaja Bharata adalah seorang Maharaja yang bijaksana dan berpengalaman, dan orang dapat berpikir bahwa dia akan memerintah selama beratus-ratus tahun, tetapi pada waktu beliau masih muda, beliau melepaskan ikatan terhadap segala sesuatu --permaisuri, keluarga, dan kerajaan yang luas, lalu dia pergi kehutan. Dengan melakukan demikian, beliau mengikuti nasehat para resi yang mulia dari jaman purbakala, yang menganjurkan supaya orang mempersembahkan bagian terakhir dari hidupnya untuk keinsyafan diri.

Maharaja mengetahui bahwa jabatannya sebagai seorang raja yang besar bukanlah kedudukan yang kekal, karena itu, beliau tidak berusaha duduk diatas tahta kerajaan sampai meninggal. Bagaimanapun juga, badan raja pun akhirnya menjadi abu, debu atau makanan untuk ulat dan binatang yang lain. Tetapi didalam badan ada roh yang tidak termusnahkan, sang diri yang sejati. Melalui proses Yoga sang diri dapat disadarkan terhadap identitas rohaninya yang sejati. Setelah sang roh menjadi sadar akan identitas rohaninya yang sejati, ia tidak perlu menjalani masa tahanan lagi didalam badan jasmani.


Maharaja mengerti tujuan hidup yang sejati, yakni membebaskan diri dari peredaran reinkarnasi, karena itu beliau berjalan ke tempat suci bernama pulaha asrama, dikaki pegunungan Himalaya, disana bekas raja itu tinggal sendirian di hutan di tepi sungai Gandaki. Maharaja tidak memakai pakaian kerajaan lagi melainkan dia hanya memakai pakaian terbuat dari kulit rusa.

Pada suatu hari, Bharata sedang bersemadi dekat tepi sungai, lalu seekor rusa betina datang kesana untuk minum air. Pada saat rusa betina itu sedang minum air, tiba-tiba ada seekor harimau dihutan dekat tempat itu, mengaum dengan keras. Rusa itu sedang bunting, dan begitu dia dengar takut sekali, untuk kemudian melompat dan berlari dari sungai, seekor anak rusa gugur dari kandungannya jatuh kedalam air yang mengalir cepat. Rusa betina itu gemetar karena merasa takut dan lemah karena keguguran. Rusa betina itu kemudian masuk goa, dan beberapa waktu kemudian mati. Bharata melihat anak rusa itu terapung di sungai, dan dia merasa kasihan. Bharata mengangkat binatang itu dari air, dan oleh karena dia mengetahui bahwa anak rusa itu tidak mempunyai induk, kemudian dia bawa anak rusa itu ke asramanya. Perbedaan jasmani tidak ada artinya dari segi pandangan seorang rohaniawan yang bijaksana: oleh karena Bharata sudah insyaf akan dirinya, ia melihat semua makhluk hidup dengan pandangan yang sama, dengan mengetahui bahwa roh dan roh yang utama (Tuhan Yang Maha Esa) berada didalam badan semua makhluk. Setiap hari ia memberikan rumput segar kepada anak rusa itu sebagai makanan dan berusaha menyenangkan hatinya. Akan tetapi, sesudah beberapa waktu, ikatan kuat terhadap rusa itu mulai timbul didalam hatinya. Dia berbaring bersama anak rusa itu, berjalan dengan anak rusa, mandi bersama-sama. Apabila dia ingin masuk hutan untuk mengumpulkan buah, bunga dan akar, dia membawa anak rusa itu bersama dirinya. Karena dia takut bahwa kalau anak rusa itu ditinggalkan, anak rusa itu akan dibunuh oleh anjing, serigala atau harimau.

Bharata senang sekali melihat anak rusa itu melompat dan bermain-main di hutan seperti anak. Kadang-kadang dia membawa anak rusa itu diatas bahunya, hatinya begitu penuh dengan kasih sayang terhadap anak rusa itu sehingga dia memangku rusa itu pada waktu siang, dan pada waktu tidur, rusa itu tidur diatas dadanya, setiap hari dia memeluk rusa itu dan kadang-kadang menciuminya. Dengan demikian, hatinya menjadi terikat terhadap rusa itu dalam kasih sayang.

Akan tetapi, walaupun Bharata menyadari pertimbangan tersebut, dia berfikir dalam hatinya, "karena rusa ini telah berlindung kepada saya, bagaimana mungkin saya alpa akan rusa itu? Walaupun rusa itu mengganggu kehidupan saya, saya tidak dapat mengabaikan dia. Kalau saya acuh terhadap makhluk tak berdaya yang telah berlindung kepada saya, maka itu akan menjadi kesalahan besar"

Pada suatu hari Bharata sedang semedi, dan seperti biasa dia mulai memikirkan si rusa dan tidak berfikir tentang Tuhan. Konsentrasinya terputus, dan dia memandang kesana kemari untuk melihat dimana anak rusa, dan dan ketika dia tidak dapat menemukan rusa itu, pikirannya menjadi goyah, bagaikan orang pelit yang telah kehilangan uangnya. Dia bangun dan mencari-cari didaerah sekitar asrama-nya. Tetapi rusa itu tidak dapat diemukan dimana-mana.

"Bharata berfikir," kapan rusaku kembali? Apakah dia selamat dari harimau dan binatang lainnya? Kapankah saya akan melihat si rusa sekali lagi mengembara di tamanku dan makan rumput hijau yang segar? Bharata tidak menahan dirinya. karena itu, ia keluar mencari rusa itu. Dengan mengikuti jejak telapak kakinya. Dalam kegilaannya, Bharata mulai bicara dengan dirinya sendiri: "makhluk itu begitu tercinta sehingga saya berpikir seolah-olah saya kehilangan anakku sendiri. Oleh karena demam kerinduan yang membakar didalam hatiku, saya merasa seolah-olah berada di tengah-tengah kebakaran yang berkobar di hutan, sekarang hatiku berkobar dengan api keduka-citaan"

Bharata sangat bingung mencari rusa yang hilang di jalan-jalan yang berbahaya di hutan, dan tiba-tiba dia jatuh dan mendapat luka parah. Bharata tergeletak di sana pada saat hampir meninggal, dan dia melihat bahwa rusa nya tiba-tiba muncul dan duduk di sisinya, menjaga dirinya seperti putra mencintai ayahnya. Demikian, pada saat menemui ajalnya, pikiran sang Raja Bharata berpusat sepenuhnya kepada rusa itu.

Dari Bhagavad-gita kita dapat belajar, keadaan manapun yang di ingat seseorang pada saat ia meninggalkan badannya, pasti keadaan itulah yang akan dicapainya ... dalam penjelmaan berikutnya, maharaja Bharata masuk ke dalam tubuh seekor rusa. kebanyakan mahluk hidup tidak mengingat penjelmaannya yang lalu, tetapi oleh karena kemajuan rohani yang telah di capai sang raja dalam penjelmaan sebelumnya, walaupun dia didalam badan seekor rusa, dia dapat mengerti mengapa ia lahir dalam badan itu. Dia mulai menyesal "saya telah meninggalkan keluarga dan kerajaan lalu pergi ke tempat sunyi di hutan untuk bersemadi, dan di tempat itu saya merenungkan Tuhan yang menguasai alam semesta. Tetapi oleh karena kebodohan saya, ... saya membiarkan pikiran menjadi terikat kepada ... anehnya ... seekor rusa. Sekarang saya telah menerima badan seperti itu sesuai dengan peraturan. Tiada orang yang dapat selain diriku sendiri.

Bharata sudah mendapat pelajaran yang berharga, karena itu walaupun dia sudah menjadi rusa, dia dapat melanjutkan kemajuannya dalam keinsyafan diri. Dia menjadi lepas dari segala keinginan material. Dia tidak lagi memperdulikan rumput hijau yang enak, ataupun memikirkan panjang tanduknya. Begitu pula, ia meninggalkan pergaulan dengan segala rusa, jantan maupun betina, meninggalkan ibunya di pegunungan Kalanjara, tempat lahirnya. Ia kembali ke pulaha-asrama, tempat ia telah mempraktekkan semedi didalam penjelmaan yang lalu. Tetapi kali ini dia hati-hati supaya tidak pernah lupa kepada kepribadian Tuhan Yang Maha Esa. Ia tinggal dekat asrama orang-orang suci dan resi-resi yang mulia, dan menghindari segala hubungan dengan orang duniawi, hidup dengan sederhana sekali, dan hanya makan daun yang keras dan kering. Pada saat meninggal, Bharata meninggalkan badan rusa, dan dengan suara keras ia mengucapkan doa berikut

"Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa adalah sumber segala pengetahuan, penguasa seluruh ciptaan, dan roh yang utama didalam hati setiap makhluk hidup."

Dalam penjelmaan berikutnya, maharaja Bharata lahir dalam keluarga seorang Brahmana yang suci dan murni, dan didalam penjelmaan itu dia bernama Jada Bharata. Atas karunia Tuhan, sekali lagi dia dapat ingat kepada penjelmaan-penjelmaan yang lalu ...

=====


Ilustrasi diatas saya kutib dari sebuah kitab yang dikarang oleh Om Visnupada, sebagai arahan untuk mengerti apa itu reinkarnasi ...

Didalam diri manusia ada roh pribadi yang abadi, tidak mati, namun bukan berarti kita akan hidup seperti yang digambarkan oleh Om Visnupada, sebab pendapat ini terdapat kelemahan yang akan timbul. Bagaimana halnya orang yang sudah sampai moksa, ... mencapai tuhan ... karena baginya tidak akan mengalami reinkarnasi lagi. Jika demikian halnya roh-roh orang yang hidupnya bersih, sebagai resi, pendeta yang tidak terikat oleh alam nafsunya, maka ia akan kembali kepada roh utama (Tuhan Yang Maha Esa), maka jika hal ini terjadi populasi manusia akan berkurang...

Anggaplah pada suatu zaman nabi Adam ada sepuluh orang yang dilahirkan oleh beliau, diantaranya ada yang baik dan ada yang jahat ... kalau jumlah yang baik itu ada lima orang maka yang lima lagi akan reinkarnasi ... menjadi binatang ... atau tergantung kecintaannya kepada materi dia akan menjelma. Dan jika didalam penjelmaannya dia ternyata menginsyafi dirinya akan kesalahan, sebagaimana raja Bharata menginsyafi kesalahannya, maka mereka akan kembali sebagai manusia suci dan akan mati sebagai orang suci yang tidak kembali mengalami reinkarnasi. Artinya lama-kelamaan roh akan habis di karenakan roh itu kembali kepada roh Utama (Tuhan Yang maha esa)

Ada sebagian orang mengutip Al Qur'an untuk mendukung ajaran reinkarnasi yang sekarang lagi semarak, didalam surat Al Baqarah :28

"Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan di hidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nya lah kamu di kembalikan."

Pada awalnya manusia tidak ada (mati) ... lalu Allah menciptakan manusia dari sari/ekstrak alam kemudian menghembuskan roh dari-Nya kedalam tubuh (lihat Al hijir 28-29) dan ia menjadi hidup ... didalam alam rahim ... kemudian ia melepaskan dari ikatan alam rahim menuju alam dunia ... kemudian ia melepaskan dari ikatan alam dunia ... menuju alam barzah ... kemudian ia melepaskan alam barzah menuju alam syurga atau neraka, kemudian ia melepaskan kembali menuju Allah Azza wajalla. (bisa di baca dalam tafsir Shafwatut Tafaasir, karangan Prof Ali As Shabuni, Beirut)

Bandingkan dengan pendapat tentang reinkarnasi, didalam ajaran reinkarnasi, jika ia masih terikat oleh kehidupan alam materi, maka ia akan menjalani kehidupan pada apa yang ia pikirkan, misalnya kepada binatang: kuda, tumbuhan, dll. Sebaliknya didalam Islam jika manusia terikat oleh alamnya (hubbud dunya cinta dunia) maka ia akan tertolak kembali kepada Allah, ... rohnya tetap pada kesadaran sebagai manusia namun roh yang tersiksa oleh karena Tuhan menolaknya, ... dan keadaan ini disebut siksa atau kesengsaraan alam barzah (siksan kubur). Ia tidak menjelma menjadi binatang, akan tetapi ia hanya terikat oleh karena masih cinta kepada binatang atau dunia yang dipikirkannya ... memang pendapat ini hampir sama, perbedaannya adalah jika pada reinkarnasi terikat kepada dunia akan menimbulkan jelmaan makhluk baru, sedangkan dalam Islam keterikatannya kepada alam ,ia akan terhalang menuju Tuhannya, namun ia tidak menjelma sebagai alam ... kesamaanya adalah keabadian roh, ... perbedaannya roh manusia bagi Hindu adalah roh Tuhan yang menitis menjelma sebagai manusia.(emanasi), hal ini di idealisasikan kepada Sri Krisna, dimana orang banyak menyembah Sang Krisna sebagai perwujudan Tuhan, sebab jika manusia sudah terlepas dari keterikatan pada dunia materi, maka ia adalah Tuhan itu sendiri yaitu roh utama, atau sukma kawekas ...

Dan itulah kira-kira yang banyak mempengaruhi sufisme di Jawa dan di India yang mengaku Anal Haq (Akulah kebenaran/Tuhan)

Demikan uraian saya masalah reinkarnasi, ... dan saya mohon maaf kepada saudaraku yang beragama Hindu. Bukan saya mengusik faham yang anda yakini, akan tetapi saya akan menjelaskan kepastian pendapat untuk membedakan agama Islam dan Hindu ... jadi biar tidak simpang siur ... Islam adalah Islam, Hindu adalah Hindu. Karena saya sadar pengetahuan masalah reinkarnasi banyak tidak dijelaskan oleh ulama kami, padahal di Jawa pengetahuan ini sudah menjadi budaya masyarakat. dengan adanya istilah menitis atau ketitisan roh ...

Saya juga minta maaf juga kepada saudaraku, yang telah meminta saya untuk menjelaskan masalah reinkarnasi ini, karena tulisannya 'kebanyakan', ...mudah-mudahan tidak menjadikan anda jenuh ....

Wassalamu'alaikkum warahmatullahi wabarakaatuh

Abu Sangkan


=====
di atas merupakan jawaban dari pertanyaan berikut;



Dh Pak Sangkan,
Salam kenal pak,

Perkenalkan, saya anggota milis Dzikrullah, cuman pengen nanya per japri ... berkaitan dengan roh & jiwa, kita memang terbatas sekali pengetahuan tentang roh, dan memang sesuai firman Allah kita diberi pengetahuan ttg roh sedikit sekali (mungkin hamba Allah yang terpilih sajalah yang bisa tahu lebih banyak).

Dalam agama lain mengenal tentang adanya reinkarnasi, bagaimana menurut Islam Pak??? Setahu saya di Quran dan Hadits tidak dijelaskan ttg reinkarnasi dan juga tidak membantahnya. Apakah bener begitu??? Mohon koreksi & penjelasan jika ini keliru.

Terima kasih banyak Pak..

Wassalamualaikum...


sumber:http://media.isnet.org/sufi/Opini/Reinkarnasi.html

-----
..::klik untuk One 4 Share versi mobile ::.. _ __