..:: klik untuk One 4 Share versi mobile ::.. ..:: Di sini, Rp 10.000,- bekerja untuk Anda ::..

Saturday, October 25, 2008

Hypnotherapy

Hypnotherapy

M. Abdurrohman Rifa’i, Amd. FT, SH
Purnomo Gani Setiawan, SST. FT

Disampaikan pada Workshop
“Medical SPA & Pengobatan Alternatif Sebagai Penunjang Medis & Fisioterapi”
18 Oktober 2008





HYPNOSIS

Objektive
- fakta dan mitos hypnosis
- fungsi dan peran sub-concious
- perpedaan western & eastern
- dapat melakukan hipnosis dgn benar
- ruang lingkup hypnosis


Apakah HYPNOSIS ????

• Suatu “Kondisi” dimana pikiran bawah sadar (Sub-Conscius) manusia dapat menerima informasi lebih intensif dibandingkan kondisi normal
Kondisi ini “diciptakan” melalui proses komunikasi persuasif yang bersifat sangat “sugestif”. Disebut juga proses “ Induksi”

Konsep lain ???

• Turunnya gelombang otak (brainwave) kedaerah sugestif

• Berpindahnya Fokus dari Ekternal ke Internal


Hypnotherapy
• Menggunakan hypnosis dan teknik teknik tertentu untuk membantu para klien meningkatkan diri mereka sesuai dengan problem yang dihadapi

• Tidak memilih klien atau suyet

• Beda dengan stage hypnosis (klien biasanya disiapkan lebih dulu)


Sistim Aktivasi Retikular(Filter)
Bisa terbuka dengan:
Pengulangan terus menerus
• Ide oleh yang memiliki otoritas
• Emosi
• Kondisi Alfa /hypnosis



Konsep Menghypnosis
• Kompetensi conscious terhadap info yang masuk “identik” dengan informasi masuk dengan mudah/tidak

• =ber KOMUNIKASI PERSUASIF,SUGESTIF & EFEKTIF

• KONSEP MODERN : Setiap Proses Hypnosis adalah Proses “SELF HYPNOSIS”


Hypnotisability (kemampuan untuk memasuki kondisi Hypnosis)

• Secara umum, setiap orang normal rata-rata, jika ia TIDAK MENOLAK (secara sadar) , pasti dapat memasuki kondisi Hypnosis. Kecuali ada hambatan serius :
^ Tidak mampu berkonsentrasi (stress berat, paranoid, alkohol )
^ Tidak memahami komunikasi (Gangguan panca indra, intelektual rendah)



Eastern & Western Hypnosis

Eastern
- Teknik Induction menggunakan Kekuatan Psikis (Psychic Power)
- Anchoring,Suggestion tidak
- Dikembangkan
- Penyebaran terbatas


Western
- Teknik Induction menggunakan metode kekuatan kata-kata (verbal), & kekuatan bahasa tubuh (non verbal)
- Anchoring, Sugestion
- Dikembangkan luas
- Penyebaran secara terbuka




Note:
• Artikel ini hanya sebagian kecil dari hand-out
• Dikutip dari Hand-out “Hypnotherapy” oleh M. Abdurrohman Rifa’i, Amd. FT, SH dan Purnomo Gani Setiawan, SST. FT yang disampaikan pada Workshop “Medical SPA & Pengobatan Alternatif sebagai Penunjang Medis & Fisioterapi”

PERAN AKUPUNKTURDALAM MENUNJANG TERAPI MEDIS DAN FISIOTERAPI

PERAN AKUPUNKTUR
DALAM MENUNJANG TERAPI MEDIS DAN FISIOTERAPI

DR. dr. Syarif Sudirman, SpAn
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta
RS Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta

Disampaikan pada Workshop
“Medical SPA & Pengobatan Alternatif Sebagai Penunjang Medis & Fisioterapi”
18 Oktober 2008







ABSTRAK
Pasien yang memerlukan terapi rehabilitasi medis dan fisioterapi sering disertai nyeri dan kelemahan / kelayuhan otot gerak, kaku sendi, gangguan emosional yang beupa takut, patah semangat, kurang bergairah. Akupunktur yang dikelola oleh akupunkturis disertai pemilihan titik akupunktur yang tepat dan saat pemberian yang tepat akan menunjang terapi rehabilitasi medis dan fisioterapi, khususnya dalam hal menghilangkan nyeri serta memperkuat otot gerak / mempercepat pemulihan fungsi alat gerak.

Kata kunci : akupunktur, rehabilitasi medis, fisioterapi



PENDAHULUAN
Tugas seorang fisioterapis sangat diharapkan oleh dokter spesialis Rehabilitasi Medik dan pasien yang memerlukan terapi pemulihan fisik mereka, baik akibat trauma / kecelakaan maupun karena penyakit dan proses degenerasi maupun pasca bedah. Namun sering fisioterapis menghadapi kendala-kendala khususnya dari pasien.
Kendala yang dihadapi yang berasal dari pasien antara lain adalah :

1. Nyeri
Pada pasien pasca trauma baik yang memerlukan tindakan operasi / non operasi sering disertai nyeri, baik kualitas ringan, sedang maupun berat. Hal ini sangat dirasakan pada pelatihan gerakan pada pasien dengan kaku sendi akibat immobilisasi anggota gerak yang lama. Nyeri akut ini bila tidak dikelola dengan baik akan berkembang menjadi nyeri kronik yang akan lebih menyulitkan fisioterapis di dalam melakukan latihan baik pasif maupun aktif pada pasien.

2. Kelemahan otot gerak
Akibat tidak difungsikannya bagian tubuh dalam waktu yang lama, akan mengalami hipofungsi. Untuk otot gerak, bila tidak difungsikan dalam waktu lama akan mengalami hipotrofi sampai atrofi. Otot akan menjadi lebih kecil, lebih lemah kurang bertenaga. Hal ini akan mengurangi stamina, kelincahan gerak anggota tubuh.


3. Emosi
Suasana psikologis / emosional pasien sangat dipengaruhi oleh kepribadian masing-masing. Namun bila pasien dihadapkan pada kenyataan bahwa dia menderita sakit yang berkepanjangan seolah tanpa harapan padahal sebelum sakit aktivitas dan mobilitasnya tinggi. Apalagi bila disertai nyeri baik pada waktu istirahat / diam maupun nyeri yang timbul pada waktu bergerak / beraktivitas pasti akan lebih menderita lagi. Belum lagi sikap, perilaku, tata cara serta profesionalisme fisioterapis kurang mendukung situasi emosional pasien, sudah bisa dipastikan akan lebih menambah derita emosional pasien.

Ketiga hal tersebut adalah kenyataan yang akan dan selalu dihadapi oleh fisioterapis, sehingga pantas kita harus mencari solusi yang tepat. Harus dipahami bahwa pasien-pasien yang memerlukan jasa fisioterapis jauh lebih banyak yang berlangsung jangka panjang. Oleh karena itu perlu dicari cara / metode yang murah, aman, rasional, efektif, dan mudah.

Jawabannya adalah akupunktur.

Mengapa akupunktur?


1. Akupunktur mampu mengatasi nyeri
WHO (World Health Organization) atau Badan Kesehatan Dunia, telah memberikan rekomendasi bahwa akupunktur dapat digunakan untuk terapi nyeri, meliputi :
a. Nyeri akut: pasca bedah, persalinan, cedera olahraga.
b. Nyeri kronik: artritis, nyeri kepala, tennis arm, shoulder arm syndrom, nyeri punggung bawah, nyeri leher (torticollis), migrain, dan lain-lain.
c. Nyeri kanker: baik nyeri akibat pembesaran / pendesakan tumor ke jaringan sekitar, nyeri karena proses tindakan untuk menegakkan diagnosa, maupun nyeri karena terapi menggunakan obat sitostatika.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia sudah menerbitkan Surat Keputusan dan Peraturan Menkes yang mengatur mengenai Pengobatan Tradisional, Akupunktur sebagai salah satu bentuk pelayanan di sarana kesehatan, maupun tenaga lulusan D3 Akupunktur sebagai Tenaga Kesehatan.
Mekanisme analgesia (hilangnya nyeri) yang ditimbulkan oleh akupunktur telah diteliti oleh banyak pakar di banyak negara di luar Cina. Penelitian-penelitian tersebut membuktikan bahwa :
1. Titik akupunktur merupakan kumpulan sel-sel ang sifat kelistrikannya adalah rendah hambatan listriknya, sehingga mudah menghantarkan sinyal listrik. Ditunjang oleh pemeriksaan electron mikroskop pada sel-sel titik akupunktur mempunyai hubungan celah antar sel yang jumlahnya 2,5 kali dibanding sel bukan titik akupunktur. Hubungan celah antar sel ini disebut gap junction yang hanya dapat dilalui oleh molekul air dan ion-ion yang bermuatan listrik yang berada di dalam sel.


2. Meridian yang menghubungkan titik akupunktur satu dengan titik akupunktur lainnya dalam satu jalur yang terkait dengan organ dalam tertentu, bukan merupakan jalur saraf, jalur pembuluh darah maupun pembuluh getah bening. Hal ini dibuktikan dengan penelitian Dr. Koosnadi yang menggunakan zat kontras Technetium pertechnetate yang difoto dengan sinar gamma, ternyata hasilnya menunjukkan bahwa migrasi (perpindahan) zat kontras tadi dari titik akupunktur yang disuntik zat kontras menuju ke titik akupunktur berikutnya pada satu meridian (meridian ginjal).

3. Hantaran rangsang akupunktur dijalarkan melalui saraf sensorik, dibuktikan dengan penelitian yang menggunakan obat analgetik lokal yang diinjeksikan pada saraf sensorik di dekat titik akupunktur yang akan dirangsang. Ternyata hasilnya adalah rangsangan akupunktur yang seharusnya memberikan analgesia menjadi tidak berefek, artinya pasien tetap merasakan nyeri.

4. Analgesia yang dihasilkan akupunktur adalah melalui cara yang disebut endorfinergik, yaitu melalui pelepasan substansi kimia yang disebut endorfin (endogenous morfin, atau morfin yang dihasilkan oleh tubuh sendiri). Pembuktiannya melalui pemberian nalokson, substansi yang berkhasiat mengantagonis (melawan/menetralkan) morfin. Injeksi nalokson sebelum dilakukan rangsang akupunktur akan menggagalkan terjadinya analgesia.

5. Analgesia yang dihasilkan akupunktur ternyata dipengaruhi oleh frekuensi rangsangan jarum akupunktur. Rangsangan pada jarum akupunktur sudah sejak tahun 1960an menggunakan rangsangan listrik yaitu elektrostimulator. Frekuensi rangsangan dapat diatur kecepatannya, di mana :
• Frekuensi rendah (< style="font-weight: bold;">

2. Akupunktur mampu Menunjang Pemulihan Fungsi Alat Gerak
Penggunaan praktis akupunktur untuk kasus Bell’s palsy sudah sangat sering dilakukan dan diteliti. Meskipun titik-titik yang dipilih berbeda antara praktisi akupunktur satu dengan yang lain, akan tetapi pada prinsipnya adalah pemilihan titik akupunktur di otot-otot mimik yang terkena kelumpuhan. Melalui rangsangan listrik frekuensi rendah, maka otot yang ditusuk jarum dan dialiri listrik tersebut mengalami kontraksi secara ritmis. Biasanya dilakukan selama 15-30 menit, 2 hari sekali selama 12 kali dalam 1 seri, dan memberi hasil jauh lebih baik dan lebih cepat dibandingkan terapi yang hanya menggunakan obat.
Akupunktur tidak hanya digunakan untuk terapi Bell’s palsy (kelumpuhan otot wajah) tetapi juga kelumpuhan otot gerak lain baik di anggota gerak atas maupun bawah, baik akibat trauma maupun penyakit dan proses degenerasi. Akupunktur memberi hasil yang memuaskan bila terapi akupunktur segera dilakukan (tidak terlambat) pada pasien stroke maupun cedera tulang belakang sepanjang saraf motoriknya tidak putus/ rusak berat.

3. Akupunktur mampu Menenangkan Emosi Pasien
Mengenai pengaruh akupunktur terhadap emosi pasien, seperti penelitian yang menggunakan fMRI di atas, terbukti bahwa bagian otak yang menghilang aktivitasnya yaitu cortex eingulum arterior. Bagian otak tersebut adalah bagian yang juga menghubungkan dengan sistem limbik, yaitu bagian otak yang mengendalikan emosi seseorang.


Jadi kesimpulannya adalah bahwa akupunktur mempunyai peran penting terkait dengan praktek fisioterapi khususnya di dalam hal mengatasi nyeri pasien, mempercepat pemulihan otot gerak serta mengendalikan emosi pasien. Dengan demikian akan menguntungkan pasien dan meningkatkan kepercayaan pasien terhadap fisioterapis.


PENUTUP
Akupunktur memenuhi kriteria mensupport terapi jangka panjang rehabilitasi pasien karena memang akupunktur itu
M (mudah dilakukan bagi yang sudah belajar teori dan praktek),
A (aman karena tidak ada efek samping yang ditimbulkan seperti pemakaian obat jangka panjang),
R (rasional, sudah banyak penelitian yang ternyata memang berkhasiat),
E (efektif memberikan hasil baik),
M (murah, bahkan sangat murah dibanding harga obat).


REFERENSI

Chaitow, L., The Acupuncture Treatment of Pain, 1990, Healing Arts Press, Rochester
Filshie, J., White, A., Medical Acupuncture, A Western Scientific Approach, 1998, Churchill, Livingstone, Singapore
Gellman, H., Acupuncture Treatment for Musculosceletal Pain, A Texbook for Orthopaedic, Anesthesia and Rehabilitation, 2002, Mc. Naughton & Gunn Inc, Michigan
Hopwood.V., Lovesay, M., Mokone, S. Acupuncture and Related Techniques in Physcal Therapy, 1997, Churchill Livingstone, Singapore
Kho , HG., Acupuncture in Anesthesia and Surgery – Studies in China and the Netherlands, 1991, Handboekbinderij Mathieu Geertsen, Nyimegen
Ma, YT., Ma, M., Cho, Z,H., Biomedical Acupuncture for Pain Management, An Intergrative Approach, 2005, Elsevier Churchill Livingstone, St. Louis
Peilin, S., The Management of Post - Operative Pain with Acupuncture, 2007, Churchill Livingstone, Elsevier, China
Yang, Y., Chinese Herbal Medicines-Comparisons and Characteristics, 2002, Churchill Livingstone, China


Note:
• Artikel ini hanya sebagian kecil dari hand-out
• Dikutip dari Hand-out “Peran Akupuntur dalam Menunjang Terapi Medis dan Fisioterapi Sebagai Penunjang Fisioterapi” oleh Dr. dr. Syarif Sudirman, Sp An yang disampaikan pada Workshop “Medical SPA & Pengobatan Alternatif sebagai Penunjang Medis & Fisioterapi”

BODY MASSAGE

BODY MASSAGE

Pajar Haryatno, SST. FT

Disampaikan pada Workshop
“Medical SPA & Pengobatan Alternatif Sebagai Penunjang Medis & Fisioterapi”
17 Oktober 2008






MASSAGE RELAXASI
Massage Rileksasi adalah suatu treatment yang bertujuan untuk merelaksasi bagian tubuh terutama otot- otot yang menegang yang sering disertai dengan semacam rasa nyeri, pegal juga untuk memberikan rasa nyaman.


TEKNIK – TEKNIK MASSAGE

 POLARITI
Suatu gerakan untuk mengawali suatu treatment tertentu. Dengan cara kedua telapak tangan digosok-gosok hingga kedua tangan terasa hangat / panas. Dan disertai juga konsentrasi (berdoa)

 STROKING MOVEMENTS
Teknik ini umumnya dimulai pada awal pemijatan dengan menggunakan telapak tangan, ibu jari, ujung jari / finger tip, buku- buku jari untuk meratakan minyak.

 EFFLEURAGE (KNEADING)
Mengusap dengan menggunakan telapak tangan , ujung jari (bantalan Jari), jari-jari tangan yang lain secara bersamaan dan bergantian thenar dan hypothenar eminence.

 PETRISSAGE / SQUEEZING
Teknik seperti memeras baju. Dengan menggunakan kedua telapak tangan menekan.

 FRICTION
Penekanan pada titik-titik tertentu dengan sedikit gerakan . Menggunakan ibu jari / ujung jari-jari / finger tip. Umumnya hanya menggunakan satu tangan.

 VIBRATION
Gerakan vibrasi dengan kedua tangan dengan cara digetarkan

 ALTERNATING
Gerakan yang menggunakan kedua tangan dengan cara bergantian

 THUMB KNEADING
Gerakan dengan menggunakan kedua ibu jari, bergantian

 THUMB SLID
Gerakan dengan menggunakan kedua ibu jari secara bersamaan.

 PALM KNEADING
Gerakan dengan cara menggunakan telapak tangan, bergantian

 PALM SLID
Gerakan dengan menggunakan kedua telapak bersamaan

 KNUKLE
Teknik massage dengan menggunakan satu / dua buku- buku jari tangan.

 BEATING
Gerakan ini adalah mnggunakan buku jari tangan yang dikepal

 ACCUPRESS
Penekanan pada titik-titik bagian tubuh dengan menggunakan thumb (kedua /satu ibu jari) dan ujung-ujung jari.



PROSES KERJA RELAXATION MASSAGE

POSISI POSTERIOR
1. POLARITY
Dengan menggosok-gosokkan kedua telapak tangan sampai terasa hangat kemudian diletakkan secara pelan-pelan di punggung tamu, dengan cara tangan kiri ditempatkan diatas punggung dekat tengkuk dan tangan kanan di ujung sacrum (pantat) distreching.
Meluncur ke bawah daerah kaki, tangan kiri dipantat dan tangan kanan dipergelangan kaki kiri klien lakukan streching.

2. STROKING
Meratakan minyak dengan kedua telapak tangan secara bergantian dari plantar sampai paha atas meluncur kembali dengan cara meraup sampai pergelangan kaki.

3. PALM EFFLEURAGE PANJANG
Dengan menggunakan kedua telapak tangan dengan sedikit penekanan dari pergelangan kaki menuju keatas paha meluncur kembali dengan cara meraup kebawah.

4. EFFLEURAGE PENDEK / PUTUS-PUTUS
Dengan kedua tangan effleurage betis sampai paha secara bergantian.

5. EFFLEURAGE PANJANG 2X terakhir berhenti di paha.

6. PATRISSAGE
Dengan kedua tangan bergantian seperti memeras baju didaerah paha, dilanjutkan meraup ke bawah sampai telapak kaki.

7. ALTERNATING THUMB EFFLEURAGE DI PLANTAR.
Dengan kedua tangan bergantian effleurage di telapak kaki. Posisi membelakangi klien.

8. THUMB ACCUPRESS DI PLANTAR
Dengan kedua ibu jari menekan telapak kaki membentuk huruf T secara bergantian

9. THUMB EFFLEURAGE DI PLANTAR – BEATING
Dengan posisi membelakangi klien thumb effleurage di plantar posisi berbalik searah dengan tamu lakukan beating di tiga titik flantar.

10. THUMB ACCUPRESS DI PLANTAR
Dengan kedua ibu jari menekan telapak kaki membentuk huruf T secara bergantian

11. THUMB EFFLEURAGE DI PLANTAR – BEATING
Dengan posisi membelakangi klien thumb effleurage di plantar posisi berbalik searah dengan tamu lakukan beating di tiga titik flantar.



POSISI ANTERIOR
 KAKI KANAN DEPAN
1. STROCKING
Meratakan minyak di kaki kanan klien

2. EFFLEURAGE PANJANG
Dengan kedua telapak tangan effleurage dikaki depan 3 x

3. EFFLEURAGE PENDEK
Dengan kedua tangan bergantian effleurage pendek / putus-putus dari tulang kering sampai paha atas.

4. ROTASI DI MATA KAKI
Dengan kedua jari tengah melingkar di mata kaki luar dan dalam 3 x

5. ALTERNATING THUMB SLID DI GETAH BENING
6. PALM EFFLEURAGE – PATRISAGE
Effleurage panjang sampai paha 2x dilanjutkan memeras baju di daerah paha turun meraup.

7. EFFLEURAGE PENUTUP 3X


 PINDAH POSISI DI KAKI KIRI DENGAN GERAKAN YANG SAMA


JANGAN LUPA UNTUK SANITASI DIRI SENDIRI SEBELUM DAN SESUDAH MELAKUKAN TREATMENT UNTUK MENCUCI TANGAN DENGAN SABUN DETOL & ALKOHOL



Note:
• Artikel ini hanya sebagian kecil dari hand-out
• Dikutip dari Hand-out “Body Massage” oleh Pajar Haryatno, SST. FT yang disampaikan pada Workshop “Medical SPA & Pengobatan Alternatif sebagai Penunjang Medis & Fisioterapi”

MEDICAL SPA DAN ALTERNATIF MEDICINE SEBAGAI PENUNJANG FISIOTERAPI

MEDICAL SPA DAN ALTERNATIF MEDICINE SEBAGAI PENUNJANG FISIOTERAPI

Nawangsasi Takarini, M.Physio

Disampaikan pada Workshop
“Medical SPA & Pengobatan Alternatif sebagai Penunjang Medis & Fisioterapi”
17 Oktober 2008





MEDICAL SPA

Definisi : Medical spa adalah gabungan antara klinik medis dan day spa that aktivitas layanannya di supervisi oleh “ahli tenaga / profesi medis” (dokter / fisioterapis).

Tujuan medical spa: kecantikan, relaksasi, “anti aging / rejuvenation”.

Medical spa dapat mengobati kondisi wajah seperti “brown spots, redness, broken capillarieings” yang tidak dapat diobati secara efektif dengan “traditional esthetician”.

Layanan lain yang diberikan “laser hair removal, Botox and fillers”. Modalitas pada medical spa bermacam-macam antara lain laser treatments , IPL (intense pulsed light) treatments, microdermabrasion, photofacials, injectables seperti Botox dan fillers, pengelupasan dan perbaikan kulit.

The Evident: Beberapa penelitian untuk relaksasi dan “anti aging” serta kecantikan.



ADVENTURE THERAPY

Definisi:
Adventure Therapy (AT) adalah modalitas terapi yang menggabungkan keuntungan therapeutic dari adventure experiences dan aktivitas-aktivitas dengan cara-cara terapi yang lebih tradisional (85).

Ringer(86) mendefinisikan AT sebagai sebuah istilah umum yang merujuk pada a class of change-oriented, group-based experiential learning processes yang terjadi dalam konteks hubungan profesional kontraktual, empowering, dan empatik.

Secara umum diketahui bahwa AT terdiri dari empat kategori yaitu wilderness therapy; adventure based therapy; long term residential camping; dan, outdoor behavioural healthcare(87).

Seminar tentang adventure therapy di UK baru-baru ini menyajikan bukti adanya kesimpang siuran berkaitan dengan definisi AT(88).

Saat ini, tidak ada kurikulum atau badan profesional yang ditunjuk untuk mengatur ATprofessionals(89)


The Evidence :
A small case-control (evidence level 4) menunjukkan 31% relapsed rate pada 10 bulan follow-up di tengah-tengah kelompok AT (n=13) dibandingkan 58% dalam the control group (n=18) pada pasien yang mengikuti substance abuse treatment.


APPLIED KINESIOLOGI

Definisi :
Applied Kinesiology (AK) juga disebut 'touch for health'. AK terdiri dari metode diagnostik untuk menentukan kondisi disfungional pada tubuh dan terapi-terapi terkait (related therapeutics). Metodenya berdasarkan pada gabungan antara metode fisik dan biofield methods.

AK berdasarkan pada prinsip-prinsip fisiologi dan meridian system. AK menggunakan meridian qi dan biofield qi dalam metodologi diagnostik dan treatment-nya.

Neurolymphatic holding points, neurovascular holding points dan the biofield external qi digabungkan dalam prosesnya. Sesi dimulai dengan beberapa 'muscle testings' untuk menentukan kondisi aliran qi melalui meridians.

Muscle testings memberi indikasi tentang area yang akan dikerjakan dan merupakan bagian yang penting dari treatment.

The Evidence : Saat ini, tidak ada bukti tentang efektivitas dari applied kinesiology.


AROMATHERAPY

Definisi :
Aromatherapy adalah terapi yang menggunakan minyak sari tumbuh-tumbuhan yang diperoleh melalui penyulingan atau expression dari daun-daunan, akar, bunga, batang, biji, kayu, resin atau buah.

Aromatherapy diberikan dengan cara dihirup, dengan atau tanpa massage, dengan suppositoria atau lewat mulut.

Aromatherapy adalah bagian dari disiplin fisioterapi (penggunaan seluruh bagian tanaman atau bagian-bagian tanaman untuk tujuan pengobatan).

Essential oil adalah 'non-oily, highly fragrant essences yang disuling dari tumbuh-tumbuhan melalui penyulingan, yang menguap dengan mudah'.


The Evidence :
Systematic reviews mengungkapkan bahwa tidak ada evidence untuk efektivitas aromatherapy dalam menangani beberapa kondisi dermatologi, atau untuk labour pain management.

Ada evidence yang kurang meyakinkan untuk perawatan pilek, bronchitis, kegelisahan, alopecia areata, atau dementia pada lansia.

Ada minor evidence untuk efektivitas aromatherapy dalam memberikan relaksasi ringan pada pasien kanker.



CRANIO-SACRAL THERAPY

Definisi :
Belum ada definisi standar tentang Cranio-Sacral Therapy dalam kepustakaan.

Cranio-Sacral Therapy adalah gentle, hands-on treatment method untuk mengurangi keterbatasan gerak semua tulang skull, yaitu wajah, mulut, vertebral column, sacrum, coccyx dan pelvis.

Pada saat yang sama, craniosacral therapist memfokuskan pada menormalisasi abnormal tensions dan stresses di meningeal membrane, dengan perhatian khusus pada dura mater (outermost membrane) dan its fascial connections.


The Evidence :
The Evidence-Based Practice Group bekerjasama dengan the BC Office of Health Technology Assessment melakukan systematic review dan menemukan tidak ada evidence tentang efektivitas cranio-sacral therapy.

Untuk informasi lebih lanjut, silahkan menghubungi the Cranio-Sacral Therapy research findings, posted on WSN.



DRY NEEDLING, OR INTRA-MUSCULAR STIMULATION (IMS)

Definisi :
Dry needling adalah teknik yang menggunakan jarum untuk menangani myofascial pain di semua bagian tubuh, contohnya low back pain.

Dry needling dilakukan dengan memasukkan jarum (bisa jarum akupuntur atau jarum suntik lainnya tanpa menyuntikkan cairan apapun) di titik-titik yang memicu myofascial pain (tidak ke arah titik-titik meridian seperti pada akupuntur).

Jarum-jarum dilepaskan seketika titik pemicu dinonaktifkan. Pengaktifan titik pemicu (trigger point) harus diikuti dengan latihan, cnotohnya, dengan tujuan untuk membentuk full range of motion yang tidak sakit dan menghindari kambuh.

Saat ini, mekanisme yang mendasari tindakan dry needling masih belum jelas.

IMS, yang dikembangkan di tahun 1973, didefinisikan sebagai sebuah total system untuk diagnosa dan perawatan myofascial pain syndromes (kondisi nyeri kronis yang terjadi di musculoskeletal system pada saat tidak terlihat cidera atau inflamasi).

Perawatannya melibatkan dry needling pada bagian-bagian tubuh yang terkena tanpa menyuntikkan zat-zat apapun. Jarum-jarum disuntikkan di epicenter of taut, tender muscle bands, atau di dekat spine dimana nerve root mengalami iritasi atau supersensitive.

The Evidence :
Cochrane review yang diterbitkan baru-baru ini (level 1 evidence) menyelidiki efektivitas akupuntur dan dry needling untuk low back pain (dry needling dalam review ini diaplikasikan pada myofascial pain di bagian low back), disimpulkan bahwa ada bukti yang terbatas bahwa dry needling lebih baik daripada placebo TENS yang diberikan setelah akhir sesi untuk pasien low back pain (LBP) kronis, evidence tentang dry needling yang terbatas yang ditambahkan pada area fisioterapi, terapi okupasi dan pemeriksaan industri lebih baik dari area fisioterapi, terapi okupasi dan pemeriksaan industri saja yang diberikan setelah akhir sesi, pada < 3 bulan dan 3-12 bulan sesudahnya untuk pasien LBP kronis, moderate evidence menunjukan tidak ada perbedaan antara satu sesi dry needling dan satu sesi injeksi di trigger point pada pasien sub-acute LBP, moderate evidence bahwa tidak ada perbedaan antara satu sesi dry needling dan sau sesi cooling spray pada trigger point area + acupressure pada pasien sub-acute LBP.



HERBAL MEDICINE

Definisi :
Belum ada definisi standar tentang herbal medicine (HM), tapi HM dapat didefinisikan sebagai penerapan tumbuh-tumbuhan untuk tujuan pengobatan.

Beberapa ahli mendefinisikan HM sebagai ‘obat-obatan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang banyak berpotensi mengandung racun ’.

Tetapi, HM dapat dikatakan bahwa HM adalah dasar dari modern pharmacology.

HM sudah ada selama ribuan tahun di banyak negara (obat-obatan tradisional Cina, Ayurvedic medicine di India dan Kampo medicine di Jepang).

Beberapa obat-obatan ‘modern’ berasal dari tumbuh-tumbuhan, misalnya aspirin, ergot, curare, strychnine, taxol.


Evidence :
Rasanya tidak tepat untuk memberikan statement umum tentang obat-obatan herbal karena masing-masing obat harus dievaluasi keuntungannya.

Definisi singkat ini tidak dapat memberikan tinjauan tentang efektivitas obat-obatan herbal. Tetapi, penting untuk diingat bahwa pengobatan herbal belum diatur dan dianggap sebagai dietary supplement.

Belum ada standarisasi dan kemungkinan pemalsuan dalam proses persiapan dapat terjadi.

Selain itu, penting untuk diingat bahwa beberapa obat-obatan herbal mengandung racun dan penelitian menunjukkan kejadian pada interaksi antara jamu dan obat-obatan ‘modern’.



HYDROTHERAPY

Definisi :
Hydrotherapy atau hydrotherapeutics atau kadang-kadang disebut hydropathy (91), yaitu penggunaan sifat-sifat dan kekuatan penyembuh dari air. Istilah hydropathy secara umum bermakna teori baku tentang penyembuhan dimana nilai air di atas segalanya dan pemberian obat-obatan lainnya dianggap membahayakan atau tidak berguna (91). Tetapi, rehabilitation professionals mendefinisikan hydrotherapy sebagai pool therapy program yang didesain secara khusus untuk individu untuk meningkatkan fungsi neuromuscular skeletal yang dilaksanakan dan diawasi oleh personil yang qualified, idealnya di kolam renang yang dibangun untuk tujuan hydrotherapy (94-97).

Thallasotherapy secara harfiah berarti sea therapy atau terapi laut. Definisi resmi tentang thallasotherapy berasal dari the French Sea and Health Federation di tahun 1986. Dikatakan ‘di lokasi laut yang tertutup, thallasotherapy adalah gabungan dari penggunaan keuntungan dari lingkungan laut yang terdiri dari iklim, air laut, lumpur, pasir, dan zat-zat lain yang diambil dari laut di bawah pengawasan medis dan dengan tujuan penyembuhan dan pencegahan(91).

Balneotherapy atau spa therapy didefinisikan sebagai penggunaan mandi (pancuran air panas atau dingin atau air alami) dan obat-obatan alami lainnya (misalnya lumpur) untuk penyembuhan (91,92,93).


Evidence :
Tidak ada evidence tentang efektivitas hydrotherapy untuk merawat low back pain (LBP) kronis (Evidence Level 1).

Tidak ada evidence tentang efektivitas hydrotherapy (yang diberikan sendiri atau sebagai bagian dari program fisioterapi) sebagai bagian dari perawatan ankylosing spondylitis (Evidence Level 1).

Tidak ada conclusive evidence tentang efektivitas hydrotherapy pada latihan terapi di darat dalam rehabilitasi post reconstructive Anterior Cruciate Ligament surgery (Evidence Level 1).
Tidak ada evidence tentang efektivitas dari tambahan whirlpool sessions dalam menangani grade III-IV pressure ulcer (Evidence Level 1).

Evidence tentang efektivitas hydrotherapy dalam menangani fibromyalgia tidak meyakinkan (Evidence Level 1).

Penerapan hydrotherapy juga menimbulkan beberapa resiko pada pasien. Ada laporan dalam kepustakaan tentang legionella infections, luka bakar, folliculitis dan hypersensitivity pneumonitis yang berhubungan dengan hydrotherapy (Evidence Level 4).



NATUROPATHIC MEDICINE

Definisi :
Naturopathic Medicine (NM) adalah sistem perawatan kesehatan dasar yang unik yangmana tidak terbatas pada satu modalitas penyembuhan dan tidak dapat diidentifikasi dengan therapeutic approach apapun.

NM menggabungkan banyak pendekatan medis pelengkap dengan treatment. NM berdasarkan pada pemahaman bahwa manusia terdiri dari suatu powerful healing intelligence yang disebut 'vital force'. Naturopathy mendukung vital force dengan mengikuti 6 prinsip pengobatan naturopathy.

Dalam naturopathy, beberapa intervensi digunakan untuk membantu menggerakkan ‘vital force’ pada pasien untuk memunculkan penyembuhan.

Modalitas-modalitas ini meliputi nutrisi, pengobatan botani, homoeopathy, mind-body medicine, physical medicine life style counselling, acupuncture, ayurveda.


Evidence:
The Evidence Based Practice Group belum melakukan systematic review tentang topik ini.



REFLEXOLOGY

Definisi :
Reflexology adlaah bagian dari pressure point therapies yang menggunakan tekanan di titik-titik khusus untuk meringankan rasa sakit/nyeri dan merawat beberapa kondisi.

Reflexology mengetahui area-area khusus di tangan dan kaki yang berhubungan dengan organ khusus, kelenjar dan sistem tubuh. Tekanan diberikan di area khusus untuk menyembuhkan penyakit.

Reflexology sudah dicoba di beberapa kondisi, misalnya meredakan nyeri, melepaskan batu ginjal, pemulihan dari stroke, sinusitis, sciatica, menstrual disorder, encopresis dan enuresis pada anak-anak.


Evidence : The Evidence Based Practice Group belum melakukan systematic reviewe.



YOGA

Definisi :
Yoga adalah budaya India tradisional dan cara hidup yang bertujuan untuk memberikan praktisi “tubuh dan pikiran yang sehat" dan diyakini meredakan stres dan menghasilkan relaksasi.

Kata yoga mungkin diambil dari kaya ‘Yug” yang berarti ‘mengontrol pikiran’. Kata yoga juga berarti 'unite or connect' dan pada level yoga yang tinggi merujuk pada 'union of the individual soul to the universal soul'.

Praktek yoga meliputi pemusatan dan meditasi, kontrol pernafasan, pemanasan dan stretching, postur, relaksasi, affirmasi dan visualisasi, serta meditasi.

Praktek yoga yang umum adalah latihan pernafasan (pranayama), postur (asanas), devotional session dan meditasi (dhyana). Banyak cabang yoga misalnya hatha yoga, karma yoga, bhakti yoga danraja yoga.

Meditasi yang dipraktekkan secara luas, meliputi satu tahap meditasi dimana seseorang duduk tenang dengan mata tertutup selama 20 menit dua kali sehari dan pengulangan khususnya kata Sanskerta atau mantra.

Dalam sahaja yoga, seseorang duduk dengan sikap rileks dengan tangan di depan, telapak tangan menghadap ke atas. Mereka diminta mengarahkan perhatian pada gambar yang diletakkan di depan dengan cahaya lilin di depannya.

Perlahan-alhan, pikiran mereka mengabur, mereka menutup mata dan boleh mengarahkan perhatian pada 'sahasrara chakra' puncak kepalanya. Mereka duduk bermeditasi selama 10 sampai 15 menit. Diyakini bahwa sahaja yoga membangunkan kundalini (dormant divine energy in our body) dan memperbaiki penyakit fisik, mental dan emosional (58,59).

Saat ini yoga dijalankan untuk menangani beberapa penyakit, misalnya chronic obstructive pulmonary disease, penyakit jantung koroner, asma, epilepsi, mengurangi stres, kegelisahan, panic attacs, meningkatkan self esteem, sakit kepala, migren, insomnia, diabetes, multiple sclerosis, carpal tunnel syndrome, kelemahan otot, myopathy, muscular dystrophy, nyeri punggung atau leher, sindrom dan penyakit lain (58-75).

Dengan pengecualian yoga untuk menangani carpal tunnel syndrome (CTS), saat ini tidak ada cukup bukti tentang manfaat yoga untuk menangani beberapa penyakit ini.

Sehubungan dengan yoga untuk menangani CTS, sebuah RCT kecil (51 peserta) dilaksanakan di tahun 1998(72) dengan asumsi bahwa sretching dalam yoga dapat mengurangi tekanan pada carpal tunnel, joint posture yang lebih baik akan mengurangi tekanan syaraf, aliran darah akan meningkat ke median nerve dan menggerakkan median nerve di dalam carpal canal.

Penelitian menunjukan bahwa setelah 8 minggu treatment, kelompok yoga mengalami peningkatan dalam pain score Phalen sign, dibandingkan dengan kelompok yang memakai wrist splint (control).

Keadaan yang sama terjadi pada Tinel sign, perbedaan kekuatan kekuatan memegang dan peningkatan dalam nocturnal waking ke nyeri antara kelompok yang menjalankan yoga dan memakai wrist splint.

Penulis menyimpulkan bahwa yoga memberikan keuntungan jangka pendek dibandingkan dengan writs spling pada pasien CTS. Tetapi, perlu dicatat bahwa ini adalah penelitian kecil dengan kualitas yang kurang baik. Hasil penelitian ini belum duplikasikan di tempat lain.


Evidence :
Tidak ada cukup bukti tentang manfaat yoga dalam menangani chronic obstructive pulmonary disease, penyakit jantung koroner, asma, epilepsi, mengurangi stres, kegelisahan, panic attacts, meningkatkan self esteem, sakit kepala, migraine, insomnia, diabetes, multiple sclerosis, carpal tunnel syndrome, kelemahan otot, myopathy, muscular dystrophy, nyeri punggung atau leher dan pain syndrome lainnya.



Note:
• Artikel ini hanya sebagian kecil dari hand-out
• Dikutip dari Hand-out “Medical Spa Dan Alternatif Medicine Sebagai Penunjang Fisioterapi” oleh Nawangsasi Takarini, M. Physio yang disampaikan pada Workshop “Medical SPA & Pengobatan Alternatif sebagai Penunjang Medis & Fisioterapi”

Thursday, October 9, 2008

PENATALAKSANAAN HIDRO TERAPI KOMRES PANAS DAN DINGIN

PENATALAKSANAAN HIDRO TERAPI
KOMRES PANAS DAN DINGIN

Oleh:
Lyza Nur Khafidha
Rohmat Saputro Wibowo
Yasinta Ruri Candraningtyas



Dalam penatalaksanaan hidroterapi kompres panas dan dingin, tahap-tahap penatalaksanaannya adalah sebagai berikut:

1. Pemeriksaan
Pemeriksaan dilakukan dengan tanya jawab antara terapis dengan pasien. Hal-hal yang perlu diketahui dari pasien antara lain:

 Kondisi patologis pasien  berkaitan dengan tingkat keparahan kondisi patologis pasien ( akut atau kronis ). Di samping itu juga apakah kondisi patologis pasien indikatif atau kontra indikatif dengan terapi yang akan diberikan.

 Gangguan sensibilitas  yang dimaksud adalah sensibilitas panas-dingin. Untuk mengetahui keadaan sensibilitas pasien maka perlu dilakukan tes sensibilitas panas-dingin, seperti berikut:

a. Sediakan 2 buah tabung / kantung plastik kecil. Sebuah tabung berisi air panas (hangat) yang lain berisi air dingin (air es).
b. Kedua tabung tersebut diujikan satu per satu ke bagian tubuh pasien yang normal sambil mengenalkan rasa / sensasi yang dirasakan oleh pasien ( pasien diminta untuk melihat pengujian / pengenalan ini).
c. Setelah pengenalan sensasi dilakukan, pengujuan sensasi yang sebenarnya dilakukan. Pasien diminta untuk tidak melihat pengujian pada daerah yang abnormal. Pasien bisa diminta untuk memejamkan matanya ataupun dengan cara yang lain, misalnya dengan menghalangi pandangannya .


2. Pemilihan metode terapi
Metode terapi ditentukan sesuai hasil pemeriksaan pada pasien ( tahap 1 ). Apakah pasien akan diterapi dengan kompres panas atau dengan kompres dingin.




3. Persiapan alat
Alat yang digunakan untuk terapi harus tersedia sesuai dengan metode terapi. Berikut alat-alat yang digunakan untuk metode terapi kompres panas dan kompres dingin:

a. Kompres panas
 Plastik lembaran + 1 m2
 Baskom / tempat penampungan air panas
 2 buah handuk kecil
 1 buah handuk besar ( tipis)
 selimut

b. Kompres dingin
 Plastik lembaran + 1 m2
 Baskom / tempat penampungan air dingin dan es
 Plastik 1 kiloan + 4 buah
 1 buah handuk besar ( tipis)
 selimut


4. Persiapan penderita
Pasien diberikan pengetahuan / diberi tahu tentang perlakuan-perlakuan apa saja yang akan diberikan oleh terapis kepada pasien.


5. Teknik pelaksanaan
Pelaksanaan terapi terkait dengan pemilihan metode terapi. Teknik pelaksanaan terapi dengan kompres panas tentunya berbeda dengan kompres dingin. Akan tetapi yang perlu diperhatikan juga ( baik kompres panas maupun dingin ) adalah pengaturan dosis dan juga pengaturan posisi pasien.

Posisi pasien adalah sebagai berikut:

 Pasien diposisikan telentang jika daerah tubuh yang akan diterapi berada di anterior. Sebaliknya, pasien diposisikan tengkurap bila bagian tubuh yang akan diterapi di posterior.
 Pada posisi telentang, tungkai pasien diangkat kemudian diganjal dengan guling dibawah lututnya. Pada posisi tengkurap yang diganjal adalah pergelangan kaki bagian anterior.
 Pada posisi telentang, pasien diselimuti dari bawah ( ujung kaki tertutup selimut ) ke atas sampai ke dada, sisa selimut dilipat ke bawah lalu ke atas. Pada posisi tengkurap, pasien diselimuti dari bawah ( ujung kaki tertutup selimut ) ke atas sampai ke leher ( bagian bawah ) sisa selimut dilipat ke bawah lalu ke atas.
 Pada posisi telentang, salah satu tangan pasien diposisikan di atas perut. Pada posisi tengkurap, kedua lengan pasien diposisikan abduksi 90o dengan siku fleksi 90o.



A. Kompres Panas
Misalkan daerah yang akan diterapi pada bagian anterior pasien, misalnya perut.
 Pasien diposisikan telentang seperti yang telah dijabarkan di atas, tetapi selimut hanya sebatas pelvic.

 Plastik lembaran dilipat kemudian diselimutkan ke bagian tubuh pasien yang belum diselimuti ( daerah pelvic ke atas sampai dada ). Sisa plastik tersebut dilipatkan ke arah bawah.

 Letakkan handuk tipis pada daerah yang akan dikompres di atas plastik yang menyelimuti pasien.

 Handuk kecil dilipat 2 lipatan sehingga berbentuk segi empat, lalu dicelupkan ke dalam air hangat. Handuk yang sudah basah diangkat dan diperas dengan perkiraan masih ada sedikit air yang tertinggal dalam handuk tersebut.

 Handuk kecil yang sudah diperas tadi kemudian diletakkan di atas handuk tipis yang sudah diletakkan pada bagian tubuh pasien

 Handuk kecil tersebut kemudian dibungkus ( masih pada tubuh pasien ) dengan handuk besar dibawahnya.

 Bungkusan kompres tadi kemudian ditutup dengan plastik lembaran yang menyelimuti pasien.

 Pasien diselimuti dengan selimut lagi hingga ke dada.

 Jika kompresan terasa panas sehingga pasien tidak nyaman, maka suhu disesuaikan. Bila suhu kompresan sudah turun sehingga pasien sudah tidak merasakan panas dari kompres tersebut, segera ganti dengan kompres yang baru tetapi sebelum kompres yang baru siap untuk diletakkan, kompres yang lama jangan diangkat terlebih dahulu.

 Lakukan pengompresan selama 15 hingga 30 menit.

 Perhatikan kenyamanan pasien.

 Setelah selesai, selimut dibuka selebar pelvic.

 Plastik dibuka, bungkusan handuk juga dibuka

 Handuk yang digunakan untuk mengompres diambil.

 Rapikan peralatan



B. Kompres Dingin
Misalkan daerah yang akan diterapi pada bagian posterior pasien, misalnya punggung bawah.

 Pasien diposisikan tengkurap seperti yang telah dijabarkan di atas, tetapi selimut hanya sebatas pelvic.

 Plastik lembaran dilipat kemudian diselimutkan ke bagian tubuh pasien yang belum diselimuti ( daerah pelvic ke atas sampai leher ). Sisa plastik tersebut dilipatkan ke arah bawah.

 Letakkan handuk tipis pada daerah yang akan dikompres di atas plastik yang menyelimuti pasien.

 Es yang sudah dihancurkan dimasukkan ke dalam plastik 1 kiloan kemudian dilipat ( pipih-lebar ), lalu lipatan es dimasukkan lagi ke dalam plastik berukuran sama. Lipat lagi sehingga berbentuk segi empat pipih.

 Bungkusan es diletakkan di atas handuk tipis di tubuh pasien.

 Sisa handuk dilipatkan untuk menutup bungkusan es.

 Tutupkan plastik lembaran ke lipatan handuk berisi kompres es tadi.

 Selimut ditutupkan ke tubuh pasien hingga seluruh punggung tertutup.

 Pengompresan dilakukan selama 5 hingga 10 menit.

 Perhatikan kenyamanan pasien.

 Setelah selesai, selimut dibuka selebar pelvic.

 Plastik dibuka, lipatan handuk juga dibuka

 Es diambil, handuk diambil.

 Rapikan peralatan.


6. Evaluasi dan dokumentasi
Evaluasi dan dokumentasi bertujuan untuk:
 Melihat / mengetahui efek hasil terapi
 Membandingkan kondisi patologis sebelum dan sesudah diberikan terapi
 Menentukan tindakan / terapi selanjutnya.
..::klik untuk One 4 Share versi mobile ::.. _ __