..:: klik untuk One 4 Share versi mobile ::.. ..:: Di sini, Rp 10.000,- bekerja untuk Anda ::..

Wednesday, March 11, 2009

FISIOTERAPIS ( MUDA ) - HOSPITAL ORIENTED

FISIOTERAPIS MUDA - HOSPITAL ORIENTED


Beberapa hari ini, saya secara iseng (kurang kerjaan) coba-coba bertanya kepada beberapa mahasiswa Fisioterapi (baik teman maupun adik tingkat). kurang lebih, pertanyaannya begini :

- setelah lulus kuliah fisioterapi ini, mau "ngapain" ?


***




***

Nah...ternyata sbagian besar teman yang saya tanya menjawab,

- ya.. jadi fisioterapis di Rumah Sakit (yah kurang lebih skitar 80% )

trus sbagian yang laen menjawab

-mau jadi dosen


kemudian saya bertanya lagi,

- PNS atau swasta atau wiraswasta?

dan hampir 100% menjawab,

- PNS


dari situ saya berkesimpulan bahwa FISIOTERAPIS MUDA / FISIOTERAPIS yang baru lulus kebanyakan ber- orientasi untuk bekerja di rumah sakit ( hospital oriented ) apalagi yg PNS (he3x).
Dari situ, ( maaf ) tidak saya temui mahasiswa yang ingin mandiri ( membuka praktek FISIOTERAPI sendiri / kelompok ).

Karena ingin tau kenapa mereka memilih pilihan diatas, saya kembali bertanya:

-Kenapa ya?

ada yang jawab,
- lebih enak di Rumah Sakit, apalagi yang negeri, apalagi jadi PNS
- modal? kalo praktek mandiri butuh modal yang besar.. dapat dari mana?
- lho kan, setahu saya menurut undang-undang, kita baru bisa praktek mandiri setelah punya pengalaman klinis minimal 2 tahun..
- dll. (ga bisa saya sebutin satu-satu, banyak lupanya, tapi yang berkesan yang saya tulis di atas)

Yap, saya coba berfikir lagi..dan menurut saya, salah satu hal yang membuat FISIOTERAPIS MUDA jadi tidak bersemangat untuk ber- praktek FISIOTERAPI MANDIRI dan lebih cenderung HOSPITAL ORIENTED adalah karena adanya undang-undang seperti pada pendapat ketiga diatas...

yah..mungkin undang itu dibuat dengan pertimbangan 'pengalaman'.
maksudnya, dengan bekerja -sebagai pekerja tentunya- minimal 2 tahun, maka FISIOTERAPIS MUDA akan berkembang wawasannya tentang kondisi-kondisi klinis masyarakat yang ada. Juga dari situ akan muncul yang intinya : kebijakan dalam menentukan terapi secara cepat (berdasar pengalaman).

tapi bagaimana dengan idealismenya?
menurut pengalaman salah 1 senior,"idealismenya luntur"

menurut anda?

Nb: maaf hanya opini, jika kurang tepat mohon pencerahannya

1 comment:

  1. Menurut saya tidak sepenuhnya begitu

    Ada perbedaan antara semangat, idealisme dan euphoria,
    semangat yang tidak didasari pada suatu rencana dan strategi yang jelas untuk mewujudkannya hanya akan bersifat sementara atau boleh dibilang euphoria, memang ketika saya baru lulus euphoria tersebut sangat kuat sekali. Semangat yang kuat dan dipertahankan terus menerus akan membentuk jiwa atau karakter orang yang menjadi idealisme.
    Ketika menjadi mahasiswa, masing2 berbeda semangat dan idealismenya, misalnya ketika ada tugas kuliah, berapa banyak yang mempunyai semangat dan idealisme untuk berusaha mengerjakan sendiri? berapa banyak yang hanya sekadar pinjam teman, apalagi ketika ujian, berapa banyak yang berusaha mengejakan sendiri semua soal ujian?
    Selama menjadi mahasiswa adalah tempat yang baik untuk membangun semangat dan idealisme, bangun dan perkuat terus semangat dan idealisme rekan2 mahasiswa, karena itu adalah modal dasar untuk bisa mandiri.

    Untuk bisa menjadi fisioterapi mandiri, ada beberapa hal yang harus diperhatikan,
    1. Ilmu
    kita dalam menangani pasien tidak bisa dengan idealisme tapi dengan ilmu, praktekan ilmu yang sudah kita pelajari dan pelajari ilmu yang sudah kita praktekan, proses tersebut tentu harus berjalan terus menerus, jadi memang kita harus sudah mampu mempraktekan ilmu dan mempelajarinya dengan baik.
    2. Kepercayaan
    Sebenarnya yang menyebut kita bisa mandiri bukan kita, tapi dari orang lain yang mengakui kita bisa mandiri, bagaimana kita bisa mendapat kepercayaan dari sejawat lain (dokter) dan dari pasien/keluarganya. Kita harus bisa membangun kepercayaan dan mempertahankan kepercayaan yang sudah kita dapatkan.
    Itu semua adalah modal dasar yang harus kita punyai untuk bisa mandiri, masalah dana, tidak harus dengan dana yang tinggi dahulu, bisa mulai dengan peralatan yang sederhana, bila no. 1 & 2 sudah tercapai, tentu mudah untuk mengembangkannya, untuk mendapatkan dana yang cukup untuk pengembangan, ada banyak cara, misalnya kerjasama dengan provider, bank atau orang lain

    Dengan kita bekerja disuatu tempat ketika baru lulus (RS, PNS, Dosen,dll) banyak hal yang bisa kita dapatkan, selain kita punya kesempatan menerapkan ilmu, kita juga punya kesempatan membangun kepercayaan.
    Kalau semangat dan idealisme kita kuat dan telah membentuk karakter dalam diri kita, tentu tidak akan pernah luntur sampai kapanpun, bahkan bila kita sudah tidak adapun, semangat dan idealisme kita akan mengilhami orang lain

    Salam,

    arinfisio

    ReplyDelete

..::klik untuk One 4 Share versi mobile ::.. _ __