..:: klik untuk One 4 Share versi mobile ::.. ..:: Di sini, Rp 10.000,- bekerja untuk Anda ::..

Tuesday, May 11, 2010

SUMPAH BHISMA (bag. 1)

Dengan riang hati, raja menyambut dan membawa sang putra ke istana. Anak yang dikelilingi aura keagungan dan kemudaan ini dinobatkan menjadi putra mahkota.

Empat tahun berlalu. Suatu hari, raja berjalan-jalan di pinggiran sungai Yamuna. Tiba-tiba udara menyebarkan keharuman yang luar biasa. Raja mencari sumber keharuman. Ternyata sumbernya berasal dari seorang gadis jelita, secantik bidadari kahyangan. Berkat kebaikan hati seorang resi, keharuman yang sedemikian luar biasa akan selalu menguar dari tubuh gadis itu dan sekarang seluruh hutan menjadi harum karena kehadiran gadis tersebut.

Sepeninggal dewi Gangga, raja Sentanu selalu berusaha menahan hasrat dan hawa nafsu. Tetapi, kecantikan gadis itu membuatnya hilang kendali dan terbawa gairah asmara yang meluap-luap. Raja Sentanu meminang gadis itu untuk menjadi permaisurinya.




Berkatalah gadis jelita itu: “Paduka raja, namaku Setyawati. Aku seorang penangkap ikan. Ayahku kepala nelayan di daerah ini. Silakan Paduka membicarakan permintaanmu dengan ayah. Semoga dia menerima pinanganmu.” Suaranya seelok tubuhnya.

Ayah gadis itu memang cerdik.
Katanya: “Daulat tuanku, memang sudah saatnya putri hamba menikah dengan seorang lelaki, seperti gadis-gadis lain. Paduka boleh meminangnya. Namun demikian, sebelumnya hamba mohon Paduka mau berjanji di hadapan hamba.”

Kata raja Sentanu: “Apa pun syarat yang anda ajukan akan aku penuhi”

Kepala nelayan itu memohon: “Jika anak hamba melahirkan anak laki-laki, Paduka harus menobatkannya menjadi putra mahkota.”

Meskipun sedang dimabuk asmara pada Setyawati, raja Sentanu tidak dapat menyanggupi persyaratan ayah Setyawati. Ia sadar syarat itu akan berarti menyingkirkan Dewabrata, putra dewi Gangga yang seelok dew, dari posisi putr mahkota. Harga yangterlalu memalukan untuk ditanggung. Oleh karena itu, ia kembali ke istana Hastinapura. Perasaannya campur aduk tidak karuan.Raja menyimpan rapat rahasianya. Ia simpan rapat kegelisahan hatinya. Ia banyak mengurung diri dan melamun.


Bersambung ke SUMPAH BHISMA (bag. 2 )

sumber: C. Rajagopalachari, 2009, Mahabharata Sebuah Roman Epik Pencerah Jiwa Manusia, IRCisoD: Jogjakarta.

No comments:

Post a Comment

..::klik untuk One 4 Share versi mobile ::.. _ __