PENDAHULUAN
Hidro terapi merupakan salah satu modalitas Fisioterapis yang dalam pelaksanaannya memanfaatkan pegaruh suhu, mekanik, chemis dan tekanan dari zat cair. Pada pemanfaatan zat cair sebagai media terapi dengan suhu, dijumpai dua pengelompokan besar yaitu panas dan dingin. Pemanfaatan suhu zat cair dapat berupa Cryotherapy, parafin bath, contras bath, hot bath, hot pack, dll.
Cryotherapy adalah salah satu metode hidroterapi yang menggunakan es sebagai medianya, pada prinsipnya terapi ini merupakan terapi yang memanfaatkan suhu yang rendah (dingin). Cryotherapy dapat berupa cold pack, dry ice pack, ice towel, immertion, ice massage. Akan tetapi di sini hanya akan dibahas mengenai metode cold pack dan ice massage saja.
==
PENDAHULUAN
Hidro terapi merupakan salah satu modalitas Fisioterapis yang dalam pelaksanaannya memanfaatkan pegaruh suhu, mekanik, chemis dan tekanan dari zat cair. Pada pemanfaatan zat cair sebagai media terapi dengan suhu, dijumpai dua pengelompokan besar yaitu panas dan dingin. Pemanfaatan suhu zat cair dapat berupa Cryotherapy, parafin bath, contras bath, hot bath, hot pack, dll.
Cryotherapy adalah salah satu metode hidroterapi yang menggunakan es sebagai medianya, pada prinsipnya terapi ini merupakan terapi yang memanfaatkan suhu yang rendah (dingin). Cryotherapy dapat berupa cold pack, dry ice pack, ice towel, immertion, ice massage. Akan tetapi di sini hanya akan dibahas mengenai metode cold pack dan ice massage saja.
Secara umum diketahui bahwa segala bentuk rangsang akan mempengaruhi atau menimbulkan efek pada tubuh. Demikian halnya jika tubuh diberikan stimulasi berupa suhu rendah (sensasi dingin). Efek-efek yang dimaksud adalah seperti berikut:
- Efek fisiologis dingin
Stimulasi sensasi dingin pada jaringan akan menimbulkan penurunan suhu pada jaringan yang berkaitan. Penurunan suhu ini akan selalu disertai efek-efek lain seperti:
- Penurunan tingkat metaboisme.
- Vasokontriksi arteriole yang timbul karena pengurangan terbentuknya zat metabolit ( CO2 dan asam laktat).
- Vasokontriksi pada pembuluh darah kulit yang berlangsung secara reflektoris, karena kulit sebagai thermoregulator.
- Dingin akan menginduksi pembuluh darah vena, sehingga terjadi vasokontriksi pada vena yang akan menaikkan tekanan darah venosa.
Sedangkan pada organ dan sistem organ tubuh adalah sebagai berikut:
- Pada kulit
Efek yang pertama kali terjadi adalah vasokontriksi pembuluh darah superficial kemudian diikuti oleh eritema karena adanya vasodilatasi.
- Pada jantung dan pembuluh darah
Vasokontriksi pada kulit segera diikuti vasokontriksi pembuluh darah perifer lain yang kemudian diikuti penyempita pembuluh darah secara menyeluruh, karena itu terjadi peningkatan tekanan darah dan denyut nadi yang cepat. Setelah reaksi hilang, semuanya akan kembali normal.
- Pada respirasi
Pernafasan menjadi cepat dan dangkal, segera diikuti dengan nafas yang dalam dan lambat sehingga pertukaran gas O2 dan CO2 meningkat.
- Pada jaringan otot
Dalam waktu yang singkat akan menimbulkan perbaikan sirkulasi darah, sehingga kegiatan otot dan tonus meningkat. Dalam waktu yang pajang, tonus otot akan berkurang dan terlihat kekakuan pada anggota tubuh dan menggigil sebagai usaha untuk kembali ke keadaan normal.
- Pada sirkulasi darah
Vasokontriksi pembuluh darah kulit, sehingga darah dipompa ke jaringan lebih dalam. Hal itu lalu disusul dengan vasodilatasi pembuluh darah superfisial sehingga peredaran darah menjadi lancar.
- Pada sistem saraf
Dingin menyebabkan paralisis akhiran-akhiran saraf pada kulit untuk sementara. Bila diberikan terus menerus menyebabkan penurunan fungsi saraf.
Dingin mnyebabkan kecepatan hantaran dan aktivitas synaptic sistem saraf tepi. Jika suhu pada saraf menurun, akan terjadi penurunan tingkat respon saraf sensorik dan kecepatan hantaran saraf motorik, bahkan terjai kegagalan penghantaran impuls.
- Efek terapetik dingin
Efek terapetik dapat dijumpai pada:
- Peradangan sendi
Pada 24 hingga 48 jam pertama peradangan, dingin merupakan pilihan media terapi yang baik. Dingin mengurangi reaksi radang.
- Kontraktur
Mengurangi extensibilitas jaringan ikat, mempunyai efek menekan nyeri serta tahan terhadap peregangan sendi.
- Nyeri dan spasme otot
Spasme berkaitan dengan motoneuron lesion yang seringkali berkaitan berbagai bentuk aktivitas harian dan berjalan. Dingin dapat digunakan untuk membantu terapi pada kasus tersebut. Dingin lebih efektif pada fase akut. Mengurangi proses metabolisme. Mengurangi nilai ambang nyeri. Mengurangi kecepatan hantar rangsang saraf.
- Indikasi
Sebagian besar ahli klinis sepakat bahwa pada tahap akut yakni pada 24 hingga 48 jam setelah trauma, dingin merupakan suatu pilihan yang diutamakan. Bahkan walaupun dingin mungkin terasa tidak nyaman bagi pasien selama beberapa menit, nyeri akan segera berkurang, edema, randang, dan spasme otot uga akan lebuh banyak berkurang. Di luar fase akut, panas mungkin menjadi piliha utama untuk terapi. Akan tetapi dala banyak kasus, dingin telah dianggap berhasil dalam mengurangi spasticity, memfasilitasi kontraksi otot, mengurangi nyeri pada arthritic joit, dan menurunkan spasme otot.
Cryotherapy indikasi terhadap:
- Trauma musculoskeletal
Salah satu penerapan cryutherapy yang umum adalah untuk masalah trauma musculosceletal atau nyeri postorthopedic. Pada kebanyakan trauma akut, dingin digunakan bersamaan dengan kompres dan elevasi. Dingin dapat mereduksi nyeri perembesan cairan pada daerah yang bersangkutan, tapi kompres dengan pembungkus biasanya berfungsi untuk mereduksi pembengkakan jaringn.
- Myofascial Pain Syndrome
Myofascial Pain Syndrome didefinisikan sebagai nyeri dan atau fenomena mekanis penyerahan dari myofascial trigger poin yang aktif dengan disfungsi jaringan yang bersangkutan.
- Mengurangi Spasticity
Cryotherapy dapat digunakan sebagai tambaan dalam pelaksanaan terapi pada pasien dengan spasticity untuk mengurangi hipertonic sementara.
- Sprain dan strain
- Bursitis, fibrositis, kapsulitis akut
- Kontra Indikasi
Pada dasarnya kontra indikasi pada terapi dengan menggunakan suhu atau temperatur adalah gangguan sensibilitas. Demikian halnya pada cryotherapy, pasie dengan gangguan sensibilitas terutama panas-dingin kontra indkasi untk diberikan cryoterapi.
Kontra indikasi untuk cryotherapy dapat dituliskan sebagai berikut:
- Gangguan sensibilitas
- Buerger’s disease
- Gangguan peredaran darah arterial perifer.
- Cold Pack
Cold pack dapat diperoleh atau dibuat dengan mudah. Jenis yang biasanya dijual biasanya mengandung silica gel dan tersedia dalam berbagai ukuran dan bentuk. Pack sebaiknya disimpan di tempat yang dingin sekitar -5o C setidaknya 2 jam sebelum digunakan. Cold pack dapat memprtahankan suhunya yang rendah selama 15 hingga 20 menit.
Dalam penatalaksanaan hidroterapi dengan cold pack, tahap-tahap penatalaksanaannya adalah sebagai berikut:
- Pemeriksaan
Pemeriksaan dilakukan dengan tanya jawab antara terapis dengan pasien. Hal-hal yang perlu diketahui dari pasien antara lain:
- Kondisi patologis pasien berkaitan dengan tingkat keparahan kondisi patologis pasien ( akut atau kronis ). Di samping itu juga apakah kondisi patologis pasien indikatif atau kontra indikatif dengan terapi yang akan diberikan.
- Gangguan sensibilitas yang dimaksud adalah sensibilitas panas-dingin. Untuk mengetahui keadaan sensibilitas pasien maka perlu dilakukan tes sensibilitas panas-dingin, seperti berikut:
- Sediakan 2 buah tabung / kantung plastik kecil. Sebuah tabung berisi air panas (hangat) yang lain berisi air dingin (air es).
- Kedua tabung tersebut diujikan satu per satu ke bagian tubuh pasien yang normal sambil mengenalkan rasa / sensasi yang dirasakan oleh pasien ( pasien diminta untuk melihat pengujian / pengenalan ini).
- Setelah pengenalan sensasi dilakukan, pengujuan sensasi yang sebenarnya dilakukan. Pasien diminta untuk tidak melihat pengujian pada daerah yang abnormal. Pasien bisa diminta untuk memejamkan matanya ataupun dengan cara yang lain, misalnya dengan menghalangi pandangannya
- Pemilihan metode terapi
Metode terapi ditentukan sesuai hasil pemeriksaan pada pasien ( tahap 1 ). Apakah pasien akan diterapi dengan cold pack atau tidak.
- Persiapan alat
Alat yang digunakan untuk terapi harus tersedia sesuai dengan metode terapi. Berikut alat-alat yang digunakan untuk metode terapi cold pack:
- Plastik lembaran + 1 m2
- Cold packs
- 1 buah handuk besar ( tipis)
- selimut
- Persiapan penderita
Pasien diberikan pengetahuan / diberi tahu tentang perlakuan-perlakuan apa saja yang akan diberikan oleh terapis kepada pasien.
- Teknik pelaksanaan
Pelaksanaan terapi terkait dengan pemilihan metode terapi. Yang perlu diperhatikan juga adalah pengaturan dosis dan juga pengaturan posisi pasien.
Posisi pasien adalah sebagai berikut:
- Pasien diposisikan telentang jika daerah tubuh yang akan diterapi berada di anterior. Sebaliknya, pasien diposisikan tengkurap bila bagian tubuh yang akan diterapi di posterior.
- Pada posisi telentang, tungkai pasien diangkat kemudian diganjal dengan guling dibawah lututnya. Pada posisi tengkurap yang diganjal adalah pergelangan kaki bagian anterior.
- Pada posisi telentang, pasien diselimuti dari bawah ( ujung kaki tertutup selimut ) ke atas sampai ke dada, sisa selimut dilipat ke bawah lalu ke atas. Pada posisi tengkurap, pasien diselimuti dari bawah ( ujung kaki tertutup selimut ) ke atas sampai ke leher ( bagian bawah ) sisa selimut dilipat ke bawah lalu ke atas.
- Pada posisi telentang, salah satu tangan pasien diposisikan di atas perut. Pada posisi tengkurap, kedua lengan pasien diposisikan abduksi 90o dengan siku fleksi 90o.
Misalkan daerah yang akan diterapi pada bagian posterior pasien, misalnya punggung bawah.
- Pasien diposisikan tengkurap seperti yang telah dijabarkan di atas, tetapi selimut hanya sebatas pelvic.
- Plastik lembaran dilipat kemudian diselimutkan ke bagian tubuh pasien yang belum diselimuti ( daerah pelvic ke atas sampai leher ). Sisa plastik tersebut dilipatkan ke arah bawah.
- Lapisan plastik dibuka terlebih dulu hingga hanya tersisa satu lapis saja kemudian handuk kecil diletakkan di punggung pasien, setelah itu cool pack diletakkan di punggung pasien (di atas handuk tersebut). Seperti pada.
- Cold pack dibungkus rapi dengan handuk kecil tadi.
- Plastik ditutupkan kembali di atas punggung pasien, kemudian dilipat serapi mungkin.
- Tubuh pasien ditutupi dengan selimut sampai sebatas bahu.
- Biarkan sampai kurang lebih 30 menit. Ganti cold pack dengan cold pack lain setelah 15-20 menit.
- Perhatikan kenyamanan pasien.
- Setelah selesai, selimut dibuka selebar pelvic.
- Plastik dibuka, lipatan handuk juga dibuka
- Es diambil, handuk diambil.
- Rapikan peralatan.
- Evaluasi dan dokumentasi
Evaluasi dan dokumentasi bertujuan untuk:
- Melihat / mengetahui efek hasil terapi
- Membandingkan kondisi patologis sebelum dan sesudah diberikan terapi
- Menentukan tindakan / terapi selanjutnya.
Biasanya cold pack hanya dapat mempertahankan suhunya yang rendah hanya sekitar 15 hingga 20 menit. Oleh karena itu jika terapi memerlukan waktu yang lebih dari 15-20 menit, maka dibutuhkan penggantian cold pack yang masih bersuhu rendah.
- Ice Massage
Ice massage sangat tepat digunakan pada anggota tubuh yang datar seperti punggung, sholder, group otot quadiceps dan group otot hamstring. Dapat juga diberikan pada derah yang tidak begitu lebar misalnya pada muscle belly, tendon, bursa, atau trigger poin sebelum dilakukan deep-pressure massage. Keuntungan ice massage adalah pengaruhnya lebih terlokalisir. Lama terapi sekitar 20 hingga 30 menit.
Bentuk pecahan es yang diguakan adalah silindris atau kubus, arah gerakan sirkuler atau bisa juga merupakan garis lurus. Pemberian ice massage dihentikan bila sudah timbulanaesthesia relatif pada kulit bila kulit dikenai es.
Dalam penatalaksanaan hidroterapi dengan cold pack, tahap-tahap penatalaksanaannya adalah sebagai berikut:
- Pemeriksaan
Seperti yang telah diuraikan di pembahasan sebelumnya.
- Pemilihan metode terapi
Seperti yang telah diuraikan di pembahasan sebelumnya.
- Persiapan alat
Alat yang digunakan untuk terapi harus tersedia sesuai dengan metode terapi. Berikut alat-alat yang digunakan untuk ice masage:
- Plastik lembaran + 1 m2
- Handuk
- Selimut
- Bongkahan es batu
- Plastik untuk membungkus es batu
- Persiapan penderita
Pasien diberikan pengetahuan / diberi tahu tentang perlakuan-perlakuan apa saja yang akan diberikan oleh terapis kepada pasien.
- Teknik pelaksanaan
Pelaksanaan terapi terkait dengan pemilihan metode terapi. Yang perlu diperhatikan juga adalah pengaturan dosis dan juga pengaturan posisi pasien. Posisi pasien dapat diposisikan seperti yang telah diuraikan di atas.
Misalkan daerah yang akan diterapi pada bagian posterior pasien, misalnya punggung bawah.
- Pasien diposisikan tengkurap seperti yang telah dijabarkan di atas, tetapi selimut hanya sebatas pelvic.
- Plastik lembaran dilipat kemudian diselimutkan ke bagian tubuh pasien yang belum diselimuti ( daerah pelvic ke atas sampai leher ). Sisa plastik tersebut dilipatkan ke arah bawah.
- Lapisan plastik dibuka terlebih dulu hingga hanya tersisa satu lapis saja setelah itu baru bungkusan es tersebut mulai dimassagekan ke punggung pasien. Cara massage-nya adalah dengan salah satu tangan memfiksasi plastik agar tidak bergeser, kemudian tangan yang lainnya menekan es tersebut ke punggung pasien ke arah bawah (caudal) kemudian dingkat dan diulangi lagi massage dari atas ke bawah.
- Tanyakan pada pasien apakah sudah merasa cukup dengan penekanan/massage tersebut.
- Lakukan ice massage selama 20 hingga 3 menit.
- Perhatikan kenyamanan pasien.
- Setelah selesai, selimut dibuka selebar pelvic.
- Plastik dibuka, lipatan handuk juga dibuka
- Es diambil, handuk diambil.
- Rapikan peralatan.
- Evaluasi dan dokumentasi
Evaluasi dan dokumentasi bertujuan untuk:
- Melihat / mengetahui efek hasil terapi
- Membandingkan kondisi patologis sebelum dan sesudah diberikan terapi
- Menentukan tindakan / terapi selanjutnya.
Selama dilakukan ice massage, pasien akan merasakan setidaknya empat macam sensasi yakni, dingin yang menyengat, panas, sakit (nyeri), kemudian analgesik. Rasa nyeri dan terbakar akan berlalu dengan cepat sekitar 1-2 menit. Sensasi tersebut akan terasa lebih lama jika pasien hipersensitif.
Setelah 3 menit, akan timbul perasaan kaku, tebal, anaesthasia relatif (rasa nyeri tidak ada). Kemudian setelah 5 hingga 10 menit akan timbul hiperemia pada daerah yang bersangkutan.
Oleh: Lyza Nur Khafidha | Rohmat Saputro Wibowo | Yasinta Ruri Candraningtyas | 24 Maret 2007
REFERENSI
Susan L. Michlovitz. 1990. Thermal Agents in Rehabilitation, second edition. F. A. Davis Company: Philadelphia.
Tim Dosen D III Fisioterapi Politeknik Kesehatan Surakarta. 1993. Sumber Fisis. Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Fisioterapi: Surakarta.
No comments:
Post a Comment