..:: klik untuk One 4 Share versi mobile ::.. ..:: Di sini, Rp 10.000,- bekerja untuk Anda ::..

Tuesday, May 11, 2010

DEWABRATA ( bag. 3 )

Resi Wasistha berkata: “Kutuk telah terucap dan akan berlaku pada waktunya nanti. Prabhasa, wasu yang melarikan sapiku akan menjalani kehidupan yang panjang dalam kemuliaan. Para wasu lain yang segera setelah terlahir di dunia akan lepas dari kutuk. Aku tidak dapat membatalkan, tapi dapat melunakkan kutukanku.” Kemudian resi Wasistha kembali memusatkan konsentrasi pada keheningan, yang semula bergolak karena amarah. Seorang resi yang sedang bertapa brata memang mendapatkan kekuatan untuk mengutuk, tapi setiap kali ia menggunakan kekuatannya untuk mengucapkan kutukan, tingkat kesucian yang telah dicapai akan berkurang.





Mendengar itu, para wasu merasa lega. Kemudian mereka menghadap Batari Ganga dan memohon: “Sudilah kiranya Batari menjadi ibu kami. Sudilah kiranya Batari turun ke bumi dan menikahi pria yang bermartabat. Buanglah kami ke sungai Ganggasegera setelah kami lahir. Lepaskan kami dari kutukan.” Dewi Gangga mengabulkan permohonan mereka. Ia turun ke bumi dan menjadi permaisuri raja Sentanu.

Ketika dewi Gangga menhilang dan membawa bayinya yang kedelapan, raja meninggalkan semua kesenangan duniawi dan memerintah kerajaan dengan semangat asketisme. Suatu hari, ketika berjalan-jalan di tepi sungai Gangga, dia melihat seorang anak laki-laki yang dilingkupi aura keagungan dan keelokan Dewandra, raja para dewa-dewi. Anak itu sedang bermain panah. Ia berulang kali melepas anak panah ke seberang sungai Gangga. Tidak ada siapa-siapa di dekatnya. Tiba-tiba, di hadapan raja yang sedang takjub pada keelokan dan ketangkasan anak itu, Dewi Gangga menampakkan diri. Sang Dewi mengatakan bahwa anak itu adalah anaknya sendiri.

Katanya: “ Wahai, Paduka raja, inilah anak kita yang kedelapan. Ia sudah besar. Dia kunamai Dewabrata. Aku mengajarinya menguasai seni perang. Keaktiannya setara dengan kesaktian Parasutama. Ia telah mempelajari weda dan wedanta dari resi Wasistha. Ia juga menguasai kesenian dan ilmu yang dikuasai Sukra. Terimalah anak ini. Kelak ia akan menjadi pemanah, pahlawan, dan negarawan besar. Kemudian Batari Durga memberkahi anak itu; menyerahkan kepada ayahnya, raja Sentanu; dan menghilang.



Berlanjut ke Sumpah Bhisma (bag.1)

sumber: C. Rajagopalachari, 2009, Mahabharata Sebuah Roman Epik Pencera Jiwa Manusia, IRCisoD: Jogjakarta.

No comments:

Post a Comment

..::klik untuk One 4 Share versi mobile ::.. _ __