Seorang pemuda yang murung sepanjang hari, pemuda itu seringkali mengeluh sebagai orang yang selalu saja sial. Berusaha seperti apapun, dengan segala daya upaya apapun dia tetap saja tidak bisa mendapatkan cara jitu agar dia cepat menjadi kaya, karenanya dia pergi mencari seorang peramal nasib, untuk bertanya kapan pemuda itu bisa menjadi kaya.
Peramal nasib tersebut mengamati tanggal lahirnya, kemudian memeriksa dengan teliti lima anggota tubuh pemuda itu lalu dengan tenangnya ia berkata, “Anak muda, sekarang ini juga sudah memiliki banyak sekali kekayaan!”
“Lantas dimanakah kekayaan itu?” tanya pemuda itu dengan penasaran.
“Di tubuh Anda sendiri.”
“Sepasang mata Anda adalah suatu kekayaan, dengan mempunyai sepasang mata itu, Anda bisa melihat segala hal yang bagus dan indah di dalam dunia ini, serta bisa dipergunakan untuk membaca dan belajar. Sepasang tangan Anda adalah suatu kekayaan, dengan memiliki sepasang tangan itu, Anda bisa mempergunakan sepasang tangan itu untuk bekerja dan mencari nafkah, masih bisa digunakan untuk memeluk orang yang Anda cintai. Sepasang kaki Anda juga adalah suatu kekayaan, dengan memiliki sepasang kaki itu, Anda bisa berjalan cepat bagaikan terbang, pergi ke segala tempat yang Anda inginkan. Masih ada otak, jiwa sanubari dan lain sebagainya, kekayaan itu tidak terhitung banyaknya.”
“Itukah kekayaan? Bukankah kekayaan yang Anda sebutkan itu setiap orang juga memiliki!?” tanya pemuda itu dengan wajah tak paham.
“Anak muda! Tadi yang saya katakan itu adalah suatu kekayaan.”
Peramal nasib tersebut melanjutkan berkata, “Kekayaan yang Anda miliki sekarang ini bukan setiap orang bisa memilikinya. Sebagai suatu contoh apakah Anda bersedia memberikan sepasang mata Anda? Atau bersediakah Anda memberikan sepasang tangan Anda? Saya bisa memberikan Anda uang yang banyak.”
Pemuda itu berpikir sejenak lalu dia menggeleng-gelengkan kepala.
“Memang benar! Dapat dikatakan meski kebanyakan orang juga memiliki kekayaan tersebut, tetapi kebanyakan dari mereka tidak bisa memanfaatkan dengan baik kekayaan itu. Bukan hanya tidak bisa merasa bersyukur kepada kemurahan hati dari Sang Pencipta, malahan tidak henti-hentinya mengeluh kepada Sang Pencipta atas ketidak adilan yang dia terima. Ketika Anda tidak beruntung kehilang-an salah satu dari kekayaan yang Anda miliki itu, waktu itu barulah Anda bisa merasakan betapa berharganya mereka!”
Manusia acapkali bisa merasa tidak puas bahkan mengeluh kepada Sang Pencipta atas ketidak-adilan terhadap dirinya. Ada banyak orang berusaha memperoleh sesuatu dengan mengejar dan memohon keluar secara membabi buta, sehingga membuat seluruh tubuh menjadi terluka juga masih tidak mau berhenti.
Sebenarnya Tuhan telah memberikan kepada kita kehidupan yang paling berharga ini. Jika kita bisa melepaskan nafsu keinginan dalam hati kita yang tiada batasnya, maka Anda sendiri juga bisa menciptakan “kekayaan” dari “kekayaan” yang dimiliki Anda.
sumber: erabaru.net
No comments:
Post a Comment