Monday, June 14, 2010
Misteri Pengalaman Menjelang Ajal
Kematian, masih merupakan suatu misteri yang belum terpecahkan. Tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui kapan seseorang meninggalkan dunia fana ini. Sejauh ini yang manusia ketahui adalah bahwa Ajal maupun Maut seseorang telah ditentukan oleh Tuhan.
Misteri mengapa "orang hidup kembali dari kematian" merupakan laporan pengalaman spiritual yang kemungkinan dapat dijelaskan secara biologis, menurut sejumlah ilmuwan.
Para ilmuwan yang melakukan penelitian terhadap gelombang otak pasien sekarat, telah menemukan adanya lonjakan aktivitas elektrik pada otak mereka beberapa saat menjelang kematian.
Sejumlah dokter dari medical center Universitas George Washington yakin, gelombang ini kemungkinan menjadi penyebab dari mati suri, di mana pasien melihat diri mereka berjalan menuju kilauan cahaya atau mengambang ke luar tubuh mereka.
Banyak pasien yang mengalami sensasi ini percaya bahwa mereka memiliki visi religius dan memperlakukannya sebagai konfirmasi terhadap kehidupan setelah kematian.
Beberapa pasien bahkan melaporkan telah melihat Yesus, Nabi Muhammad, maupun Krisna. Sebagian lagi ada yang mengatakan bahwa perasaan mereka diliputi rasa damai saat mereka mulai memasuki terowongan yang dipenuhi kilauan cahaya
Bagaimanapun juga, para dokter di Universitas George Washington memiliki penjelasan biologi alternatif yang diterbitkan dalam Jurnal of Palliative Medicine.
Seperti dilansir Daliy Mail, tim yang dipimpin oleh Dr. Lakhmir Chawla, menggunakan perangkat pengukur aktivitas otak atau electroencephalograph (EEG), terhadap tujuh orang pasien parah yang diberikan obat penenang.
Dr. Chawla mencatat, saat menjelang kematiannya pasien-pasien ini mengalami letupan aktivitas otak yang berlangsung selama 30 detik hingga tiga menit.
Aktivitas ini mirip dengan yang terukur pada orang yang sepenuhnya sadar. Segera setelah lonjakan aktivias gelombang tersebut, pasien dinyatakan meninggal.
"Kami pikir, pengalaman menjelang kematian dapat disebabkan oleh adanya gelombang energi elektrik yang dilepaskan pada saat otak kehabisan oksigen," ujar Dr. Chawla kepada The Times.
"Ketika aliran darah melambat dan pasokan oksigen berkurang, sel-sel otak melepas impul elektrik terakhir. Ini diawali pada salah satu bagian otak dan menyebar yang kemungkinan memberikan orang-orang mental semangat."
Ia menambahkan bahwa ia telah melihat fenomena yang sama pada sekitar 50 pasien lainnya.
Namun, Sam Parnia, pemimpin studi Awareness During Resusciation, Inggris, mengatakan, sejumlah kesimpulan Dr. Chawla semestinya ditanggapi secara hati-hati.
Dr. Parnia mengatakan, belum ada pembuktian bahwa lonjakan gelombang elektrik terkait dengan mati suri karena semua pasien meninggal.
Timnya saat ini mewawancarai 700 warga Inggris yang hidup kembali setelah detak jantungnya berhenti untuk mempelajari konsekuensi mental dari pengalaman tersebut.
"Kami melihat kematian sebagai suatu momen, namun secara aktual ini merupakan sebuah proses dan dalam ilmu kedokteran modern seringkali berbalikkan," ujarnya.
Pengalaman menjelang kematian berdampak positif bagi mayoritas pasien, apapun penyebabnya.
Sebuah penelitian di Belanda yang diterbitkan dalam The Lancet pada 2001, ditemukan sekitar satu dari lima korban serangan jantung memiliki pengalaman menjelang kematian. Mereka menemukan pasien-pasien ini cenderung merasa lebih bahagia, lebih rendah hati dan berkurangnya rasa takut mereka dalam menghadapi kematian di kemudian hari.
sumber:erabaru.net
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment