Kebijaksanaan Kaisar Kangxi

Kaisar Kangxi serius tentang bagaimana menjaga pikirannya. Di bawah ini adalah paradigma kebaikan yang ia tulis dalam buku Tingxun Geyan. Karena ditulis dalam gaya tulisan kuno menggunakan istilah kuno, saya ingin mencoba untuk menuangkannya kembali dengan bahasa sederhana, dengan pemahaman saya:




Setiap orang memiliki pikiran. Ketika pikiran dihasilkan, dapat berupa pikiran yang benar atau yang jahat. Ada yang dapat mengenali pikiran jahat dan memperbaikinya. Jika demikian, ia akan tetap berada pada jalan yang benar. Buku Shangshu ini menunjukkan bahwa bahkan orang suci, ketika menyimpan sebuah pikiran jahat, dapat kehilangan kontrol, sementara orang biasa yang berfokus pada menolak pikiran jahat bisa menjadi orang suci.

Kaisar Kangxi membuat sebuah premis: Sebuah pikiran yang tidak mendorong suatu tindakan dapat dibiarkan saja, tetapi untuk pikiran yang mendorong untuk tindakan, penilaian harus dilakukan untuk membedakan benar dari salah. Pada zaman kuno, orang-orang sadar pikiran mereka. Ketika pikiran muncul, orang-orang membuat keputusan untuk menerima atau menolak berpikir bahwa sebelum ia berfungsi dan menjadi emosi. Dengan menggunakan metode ini, pikiran menjadi relatif mudah untuk dikendalikan dan orang-orang tetap pada jalan yang benar

Sebagai manusia , kita harus mencari kebahagiaan batin. Ketika ada kebahagiaan batin, seseorang otomatis mempunyai pandangan penuh harapan, karena suatu kebahagiaan batin cenderung menghasilkan pikiran belas kasih. Di sisi lain, ketika seseorang berada dalam suasana hati marah, pikiran jahat cenderung muncul. Untuk alasan ini, di jaman dahulu, orang berkata: "Ketika sebuah pikiran baik dihasilkan oleh seseorang, seorang malaikat keberuntungan akan menyertai dia, meskipun ia tidak melakukan hal yang baik. Demikian pula, ketika pikiran jahat dihasilkan pada seseorang, iblis jahat akan mengikutinya, meskipun ia belum melakukan sesuatu yang salah.”


Sumber: erabaru.net

_____

_____