..:: klik untuk One 4 Share versi mobile ::.. ..:: Di sini, Rp 10.000,- bekerja untuk Anda ::..
Showing posts with label nasehat. Show all posts
Showing posts with label nasehat. Show all posts

Thursday, June 16, 2011

Seberapa Tinggi Selera Anda?

Selera tinggi [img:corbis]
Dalam kehidupan sehari-hari, kita bukan lagi seringkali lagi, tapi pasti berinteraksi dengan orang-orang di sekitar kita. Entah mereka kita kenal atau tidak kita kenal. Entah mereka mengenal kita, atau tidak mengenal kita.

Dalam interaksi yang kelihatannya sederhana tapi rumit itu, membuahkan suatu bentuk tren cara bergaul, cara berpakaian, cara memilih barang dan lain sebagainya, sehingga kian hari selera seseorang akan semakin tinggi. Tapi seberapa tinggikah Selera Anda?

Friday, June 10, 2011

Berpikir Positif, Berperilaku Positif, dan Mengontrol Pikiran

Positive Thinking Every Day: An Inspiration for Each Day of the YearMary Kay Ash: Jangan membatasi dirimu sendiri. Banyak orang membatasi dirinya sendiri terhadap apa yang mereka pikir mereka mampu mengerjakannya. Kau bisa melakukan apa pun sejauh jangkauan pikiranmu. Apa yang kau percayai, kau dapat mencapainya.

Robert Schuller: Ya, kau bisa jadi pemimpi dan pelaku, jika kau membuang kata ini dari dirimu: “tidak mungkin”

Monday, June 6, 2011

16 Kata BIJAK Presiden Soekarno

Presiden Soekarno, Presiden pertama Indonesia, merupakan salah satu tokoh karismatik dari sekian banyak tokoh-tokoh kelas dunia. Berikut ini kami adalah 16 kata-kata Bijak Presiden Soekarno, Presiden pertama Indonesia;

Tuesday, May 31, 2011

Kebijaksanaan Kaisar Kangxi

Kaisar Kangxi serius tentang bagaimana menjaga pikirannya. Di bawah ini adalah paradigma kebaikan yang ia tulis dalam buku Tingxun Geyan. Karena ditulis dalam gaya tulisan kuno menggunakan istilah kuno, saya ingin mencoba untuk menuangkannya kembali dengan bahasa sederhana, dengan pemahaman saya:

Di dunia ini, Apakah yang Paling Besar?

Seorang Guru TK bertanya kepada murid-muridnya, "Anak-anak, siapa tahu apa yang paling besar di dunia ini?"

Wednesday, May 18, 2011

10 RAHASIA KEBAHAGIAAN

Berikut ini adalah sepuluh rahasia / langkah utama mencapai kebahagiaan dalam hidup, guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

DONGENG MELON MATAHARI

Dahulu kala ada sebuah gunung yang sangat indah yang disebut gunung matahari, diatas gunung tersebut tinggal seorang kakek tua, orang memanggil kakek ini kakek matahari, sepanjang tahun kerjanya hanya menanam melon matahari, kakek ini sangat jujur, orangnya ramah dan baik hati, selalu membantu orang lain. Siapa saja yang datang meminta bantuan dia akan membantu orang tersebut.

Wednesday, April 6, 2011

Kantong Uang Ajaib


Jaman dahulu kala, ada sepasang suami istri yang tinggal di gubuk kecil. Mereka sangat miskin sehingga setiap hari mereka harus memotong dua ikat kayu bakar dan memanggulnya di punggung mereka untuk dijual di pasar.

Suatu hari pasutri tersebut turun dari gunung dengan membawa kayu bakar.



Mereka meletakkan satu ikat di halaman dan merencanakan untuk menjualnya di pasar agar uangnya dapat dibelikan beras. Sedangkan ikatan lainnya, mereka letakkan di dapur untuk digunakan sendiri.

Ketika mereka bangun keesokan harinya, ikatan yang mereka letakkan di halaman secara misterius hilang. Tidak ada yang dapat mereka lakukan, kecuali menjual ikatan yang seharusnya akan digunakan sendiri oleh mereka.

Pada hari itu juga, mereka memotong dua ikat kayu bakar seperti biasanya. Mereka meletakkan satu ikat di halaman untuk dijual dan satu ikat lagi untuk digunakan sendiri. Tetapi keesokan harinya, ikatan kayu bakar itu kembali hilang. Kejadian seperti ini terulang terus menerus, dan suaminya mulai berpikir ada yang aneh dibalik peristiwa ini.

Pada hari kelima, dia membuat lubang di dalam ikatan kayu bakar yang diletakkan di halaman tersebut dan menyembunyikan diri di dalamnya.

Dari luar, ikatan kayu bakar tersebut terlihat seperti biasanya.

Tengah malam, sebuah tali yang sangat besar turun dari langit, menempel pada ikatan kayu bakar tersebut dan kemudian terangkat ke atas langit, dengan sang suami yang masih berada dalam ikatan kayu bakar tersebut.

Setibanya di surga, dia melihat seorang tua berambut putih, yang kelihatannya sangat baik, mendekati ikatan tersebut.

Orang tua tersebut melepaskan ikatan kayu bakar tersebut dan menemukan pria tersebut di dalamnya, dan bertanya, ”Orang lain hanya memotong satu ikat kayu bakar setiap harinya. Mengapa kamu memotong dua ikat?”

Sang suami memberi hormat dan berkata,”Kami tidak punya uang. Itulah alasannya mengapa isteri saya dan saya memotong dua ikat kayu bakar setiap harinya. Satu ikat untuk digunakan sendiri dan satu ikat lagi kami bawa ke pasar untuk dijual. Sehingga kami dapat membeli beras untuk memasak bubur.”

Orang tua tersebut tersenyum dan berkata kepada pemotong kayu tersebut dengan nada yang sangat ramah,” Saya telah tahu sejak lama bahwa kalian adalah pasangan yang baik hati dan selalu hidup hemat dan bekerja keras. Saya akan memberikan kepada kalian sebuah barang berharga. Bawalah barang ini dan dia akan memberikan apa pun yang kalian perlukan dalam hidup ini.”

Setelah orang tua tersebut selesai berbicara, datanglah tujuh peri, membawa pemotong kayu tersebut ke tempat yang sangat indah. Atap emas dan genteng yang berkilau, menyilaukan mata pada saat dia masuk kedalamnya, sehingga dia tak dapat membuka matanya.

Di dalam istana tersebut terdapat banyak barang terpajang yang belum pernah dia lihat sebelumnya. Kantong uang dalam berbagai bentuk dan ukuran digantung di satu ruangan. Peri tersebut bertanya kepadanya,”Mana yang anda sukai? Pilihlah apapun yang anda sukai dan bawalah pulang ke rumah.”

Pemotong kayu tersebut sangat senang. ”Saya ingin kantong uang tersebut, kantong yang penuh dengan barang berharga. Berikan pada saya kantong yang bulat dan penuh tersebut.”

Dia memilih yang terbesar dan membawanya.

Seketika, orang tua berambut putih tersebut masuk dan dengan ekspersi aneh di wajahnya berkata kepada pemotong kayu tersebut, ”Kamu tidak boleh mengambil yang satu itu. Saya akan memberikan kantong yang kosong kepada kamu. Setiap hari anda dapat mengambil satu tael perak dan tidak boleh lebih.”

Pemotong kayu tersebut dengan enggan menyetujui. Dia mengambil kantong uang yang kosong tersebut, dengan bergantung pada tali tersebut, dia kemudian turun ke bumi.




Setibanya di rumah, dia memberikan kantong uang tersebut kepada isterinya dan menceritakan keseluruhan kejadian tersebut.

Isterinya sangat germbira. Setiap hari, mereka pergi untuk memotong kayu seperti biasanya. Tetapi ketika mereka kembali ke rumah, mereka akan mengunci pintu dan membuka kantong uang tersebut, yang secara cepat sebongkah perak akan bergemerincing keluar.

Sebongkah perak tersebut benar-benar pas satu tael. Setiap hari satu tael perak dan tidak lebih, akan keluar dari kantong tersebut. Isterinya kemudian menyimpannya setiap hari, satu tael demi satu tael.

Waktu berlalu. Suatu hari suaminya berkata,”Mari kita beli lembu.”

Isterinya tidak setuju. Beberapa hari kemudian, suaminya berkata kembali, ”Bagaimana jika kita beli lahan beberapa hektar?”

Isterinya juga tidak setuju. Beberapa hari berlalu, dan isterinya kemudian mengajukan usul, “Mari kita beli pondok jerami yang kecil.”

Suaminya sudah sangat ingin memakai uang yang telah mereka tabung dan berkata, ”Karena kita telah memiliki banyak uang, mengapa kita tidak bangun saja rumah bata yang besar?”

Isterinya tidak dapat menghalangi suaminya dan secara enggan menyetujui ide tersebut.

Suaminya kemudian menggunakan uang tersebut untuk membeli batu bata, ubin dan kayu dan menyewa tukang kayu dan tukang bangunan. Sejak saat itu, mereka tidak pernah lagi pergi ke gunung untuk memotong kayu bakar lagi.

Kemudian tibalah hari, dimana simpanan uang perak mereka hampir kering, tetapi rumah baru tersebut belum juga selesai. Telah lama dalam pikiran suaminya untuk meminta kantong uang tersebut menghasilkan uang perak yang lebih banyak.

Dengan tanpa sepengetahuan isterinya, dia membuka kantong tersebut untuk kedua kalinya dalam hari tersebut. Dan secara cepat, sebongkah perak kedua bergemerincing keluar. Dia membuka kantong tersebut untuk ketiga kalinya, dan mendapatkan uang perak ketiganya dalam hari tersebut.

Dia kemudian berpikir, ”Jika terus menerus seperti ini, rumah ini akan selesai dengan cepat!”

Dia telah melupakan peringatan orang tua berambut putih tersebut. Tetapi ketika dia membuka kantong uangnya untuk yang keempat kalinya, kantong tersebut kosong! Tidak ada perak atau apapun yang keluar.

Kantong tersebut telah menjadi sebuah kantong tua. Ketika dia berbalik untuk melihat rumah batanya yang belum selesai, rumah tersebut juga telah hilang. Yang tertinggal hanyalah gubuk tua.

Pemotong kayu tersebut merasa sangat sedih.

Isterinya datang dan menghiburnya, ”Kita tidak dapat bergantung pada kantong uang ajaib. Mari kita kembali ke gunung dan memotong kayu bakar. Ini cara terbaik untuk menghidupi diri kita.”

Sejak saat itu, pasutri tersebut kembali ke gunung untuk memotong kayu bakar dan hidup dan bekerja seperti dahulu kala.


dari: erabarunews - erabaru.net

**

Monday, April 4, 2011

Menyembunyikan Pakaian Pencuri


Ada seorang pencuri, pekerjaannya hanya mencuri sebagai nafkah hidupnya. Pada suatu malam dia mencari kesana kemari, di rumah orang kaya semua pintu dan jendela terkunci dengan rapat dan kuat, dia mencoba mencongkel tetapi tidak bisa berhasil.

Setelah berputar-putar mencari, akhirnya dia menemukan sebuah rumah yang sudah agak reot, dengan gampang dia mencongkel pintunya dan berhasil masuk ke dalam dengan mudah.



Setelah berada didalam rumah mata pencuri ini melirik ke seluruh ruangan mencari barang berharga, tetapi keluarga ini sangat miskin selain kain dan pakaian yang koyak serta meja kursi yang sudah tua dia sama sekali tidak menemukan barang berharga disana, melihat keadaan itu pencuri dengan kesal menghela nafas, “nasibku sedang sial, keluarga ini benar-benar sangat miskin, tidak ada sebuah barang berhargapun yang bisa dicuri, menghabiskan waktu dan tenaga saya saja !”

Jika pergi dengan tangan kosong, pencuri ini merasa tidak puas, dia lalu berusaha mencari ke sekeliling tempat itu lagi, dia lalu melihat dipinggir tempat tidur terdapat sebuah tong berisi beras, dia lalu berpikir, apa boleh buat, tidak ada barang berharga yang bisa saya curi, saya hanya bisa mengambil beras ini dibawa pulang untuk dimasak saja, tetapi tong ini terlalu besar dan berat tidak mungkin dibawa pergi, bisa menimbulkan kecurigaan orang lain, ah… ya begini saja…

Pencuri ini memukul jidatnya, dalam hati berpikir, lalu dia membuka bajunya dan melentangkan diatas lantai kamar, lalu membalikkan badannya mengambil tong beras, bermaksud menuangkan beras itu diatas bajunya. Karena pencuri ini sudah terlalu lama di dalam rumah, membuat penghuni rumah ini terbangun, melalui cahaya bulan yang dipancarkan dari jendela, suami pemilik rumah menyadari rumahnya dimasuki pencuri, pemilik rumah menjadi marah dia berpikir, “Saya sudah demikian miskin, barang berharga satu-satunya adalah beras yang ada di tong beras ini, teganya dia mau mencuri.”

Dia ingin berteriak, tetapi takut nanti pencuri ini membawa senjata tajam dan karena ketahuan menyerang dan menyakitnya, sangat bahaya, lalu pemilik rumah ini mengambil baju yang dilentangkan pencuri ini memasukkannya ke dalam selimutnya, begitu pencuri ini membalikkan badannya ingin menuang beras itu keatas bajunya, dia melihat bajunya sudah hilang, dia menjadi panik dan marah.

Pada saat ini istri pemilik rumah juga terbangun dari tidurnya dengan kaget bertanya kepada suaminya, “Ada apa suamiku? saya mendengar suara berisik, apakah rumah kita masuk pencuri?” Suaminya menjawab, “Mana ada pencuri? Dari tadi saya sudah bangun tidak melihat ada pencuri.”

Pencuri ini mendengar percakapan kedua suami istri ini, lalu dengan keras berteriak, “Mana bajuku, saya barusan meletakkan dilantai sekarang sudah hilang, kalian masih bilang tidak ada pencuri?” Pada saat ini para tetangga juga sudah terbangun oleh suara orang berteriak “Ada maling” segera lari kerumah ini, pencuri tidak sempat lari lagi, segera tertangkap oleh massa.

Pencuri ini tidak sadar dirinya sendiri sebagai maling, malahan maling teriak maling, membuat kedok sendiri terbuka. Setiap orang yang bermaksud jahat kepada orang lain, pada akhirnya akan mendapat balasannya.

dari: era baru news - erabaru.net
Butik Online ( tinyurl.com/TokoCewek )***TIPS n TRIK Bisnis Online ( tinyurl.com/cuma50saja )
**

Sunday, April 3, 2011

Si Buta Meraba Matahari


Ada seseorang sejak dilahirkan sudah buta, dia sama sekali tidak tahu bagaimana bentuk matahari, biasanya dia hanya mendengar orang lain berkata, “Matahari!, matahari!’ Oleh sebab itu dia bertanya kepada orang lain bagaimana bentuk matahari.

Pada suatu waktu, si buta bertemu dengan seseorang, lalu dia bertanya kepada orang ini, “Bisakah engkau jelaskan kepada saya bagaimana bentuk matahari?”



Orang ini berkata, “Bentuk matahari adalah seperti ember tembaga ini.” Setelah berkata demikian orang ini mengangkat ember ini dan memukul-mukul ember ini, dan berkata, “tong, tong seperti inilah bentuk matahari.” Setelah mendengar bunyi ember ini si buta mengingatnya baik-baik dalam hati, sambil mengguman berkata, “Oh rupanya matahari seperti ini.”

Beberapa waktu kemudian, ketika si buta berjalan-jalan dia mendengar suara lonceng berbunyi, dia dengan gembira berteriak, “Matahari sudah datang! Saya sudah mendengar suaranya.”

Pada suatu waktu, si buta bertemu dengan orang lain lagi, orang ini berkata kepadanya, “Matahari mempunyai sinar, seperti sebuah lilin.” Dan orang ini mengambil sebatang lilin dan menyuruh si buta merabanya.

Si buta mengingatnya baik-baik bentuk matahari, didalam hatinya berkata, rupanya demikian bentuk matahari. Pada suatu hari, ada seseorang memberinya sebuah kecambah kacang, setelah dia meraba kecambah ini, bukankah ini matahari? Dengan gembira dia berteriak, “Saya sudah mendapatkan matahari, matahari sudah berada ditangan saya!”

Sebenarnya matahari dengan lonceng, matahari dengan lilin, perbedaannya terlalu besar, tetapi si buta ini berdasarkan penjelasan orang lain yang minim, akhirnya tidak bisa mengetahui dengan jelas perbedaan besar matahari dengan benda lainnya.

Orang yang hanya mendengar sedikit penjelasan orang lain yang minim dan mempercayainya, menganggap diri sendiri sudah pintar dan mengetahui seluruhnya, orang tersebut perlu dikasihani. Jika ingin mengetahui sebuah kenyataan dan mendapatkan pengetahuan, harus dengan rajin mencari asal muasalnya dan menguasainya dengan demikian kita baru bisa memutuskan bentuk barang tersebut dengan tepat.

dari era baru news [erabaru.net]
Butik Online ( tinyurl.com/TokoCewek )***TIPS n TRIK Bisnis Online ( tinyurl.com/cuma50saja )
**

Thursday, March 31, 2011

Makna dibalik Pertemuan Bima dan Dewa Ruci [2]


lanjutan [ Makna dibalik Pertemuan Bima dan Dewa Ruci [1] } Setiap manusia, tanpa mengenal ras, bangsa, suku, dan agama; selalu mempunyai Dewa Ruci-nya sendiri-sendiri. Ia adalah hati kecil kita, yang selalu mengingatkan kita. Ia merupakan mata hati kita, yang selalu melihat secara jernih, segala hal di sekeliling kita, tanpa terpengaruh apapun. Karenanya, Dewa Ruci, selalu ‘manjing’ di dalam diri kita, yang diibaratkan sebagai Bima.

Dewa Ruci mewakili hati kecil kita, yang tidak bisa dibohongi, tidak bisa dibeli, tidak bisa diubah pendiriannya, jujur, dan selalu mengingatkan diri kita tentang berbagai hal yang kita akan, sedang, dan sudah lakukan.



Bima yang ‘orang biasa’, sebenarnya mewakili bagian dari diri ‘wadhag’ kita yang bersikap lugu, jujur, dan apa adanya. Setiap manusia, pasti mempunyai sifat ini, meskipun seringkali tertutup dengan sifat dan peri-laku lainnya yang mendominasi kehidupan kita.

Sebagai manusia biasa, seringkali kita berhadapan dengan berbagai hal dan peristiwa, yang bisa membuat kita kehilangan keteguhan hati, kesetiaan, semangat hidup, dan semangat juang. Sesekali, kita pasti merasakan juga seakan-akan dunia sudah melupakan kita, atau seakan menghilangkan peran kita. Karenanya, kita seringkali menjadi jengkel, marah, atau mungkin saja timbul dendam kesumat, terhadap sesuatu hal yang kita hadapi. Akibatnya, bisa saja kita lalu bersikap masa bodoh. Jika kesedihan kita sedemikian memuncaknya, maka mungkin saja kita membuat keputusan yang jauh lebih drastis dari pada yang kita bayangkan, yaitu mengakhiri hidup kita. Mungkin, maksud kita mau melupakan semua hal yang merumitkan dan menyulitkan kehidupan kita. Tetapi, apakah benar seperti itu, jalan yang hendak kita jalani?

Sebagai manusia biasa, kita bisa saja membuat keputusan dan tindakan yang bagi orang lain merupakan suatu tindakan konyol. Tetapi, jika kita mulai memahami segala hal secara jernih, sangat mungkin hal itu tidak akan terjadi. Tetapi, siapakah yang mengingatkan kita pertama kali tentang apa yang kita pikirkan dan hendak kita lakukan. Apakah kita selalu merenungkan hal ini? Kita seringkali merasa sendirian, tak mempunyai teman, tak mempunyai sahabat, merasakan kesepian yang luar biasa. Bahkan perasaan ini juga bisa timbul saat kita berada di tempat yang sangat ramai.

Intinya, kita sebagai pengejawantahan Bima, bisa saja mencapai suatu tahap ‘suci’ (seperti diceritakan dalam pewayangan, pada lakon ‘Bima Suci’), jika kita mau mendengar apa yang dikatakan oleh Dewa Ruci, hati kecil kita. Dengan demikian, jika kita mau berlaku seperti itu, maka akan mengalami kehidupan yang jauh lebih baik, lebih damai, serta bisa mengerti dan menerima, mengapa orang memperlakukan kita dengan suatu perlakuan tertentu (kadang-kadang kita diperlakukan secara baik, kadang-kadang kita diperlakukan secara buruk).

Jika mengerti berbagai hal itu, maka sama dengan kita mulai mengerti siapa diri kita, siapa jati diri kita, mengerti untuk apa kita ada, dan akhirnya juga kepada siapa kita akan kembali nanti. Seperti sering diceritakan oleh Ki Dhalang dalam dunia pewayangan, “mangerti sangkan paraning dumadi”.


dari: wayangprabu.com

Butik Online ( tinyurl.com/TokoCewek )***TIPS n TRIK Bisnis Online ( tinyurl.com/cuma50saja )
**

Makna dibalik Pertemuan Bima dan Dewa Ruci [1]


Termangu sang Bima di tepian samudera, dibelai kehangatan alun ombak setinggi betis.Tak ada lagi tempat bertanya, sesirnanya sang naga nemburnawa.

Dewaruci, Sang Marbudyengrat, memandangnya iba dari kejauhan, tahu belaka bahwa tirta pawitra memang tak pernah ada dan mustahil akan pernah bisa ditemukan oleh manusia mana pun.

Menghampiri sang Dewa Ruci sambil menyapa, "Apa yang kau cari, hai Werkudara, hanya ada bencana dan kesulitan yang ada di sini. Di tempat sesunyi dan sekosong ini."




Terkejut sang Bima dan mencari ke kanan kiri, setelah melihat sang penanya, lalu ia bergumam: "Makhluk apa lagi ini, sendirian di tengah samudera sunyi. Kecil mungil tapi berbunyi pongah dan jumawa?"

"Serba sunyi di sini", lanjut sang Marbudyengrat. Mustahil akan ada sabda keluhuran di tempat seperti ini, sia-sialah usahamu mencarinya tanpa peduli segala bahaya.

Sang Bima semakin termangu menduga-duga, dan akhirnya sadar bahwa makhluk ini pastilah seorang dewa.

"Ah, paduka tuan, gelap pekat rasa hatiku. Entahlah apa sebenarnya yang aku cari ini. Dan siapa sebenarnya diriku ini," tanya Bima

"Ketahuilah anakku, akulah yang disebut Dewaruci, atau sang Marbudyengrat, yang tahu segalanya tentang dirimu, anakku yang keturunan hyang guru dari hyang brahma, anak kunti, keturunan wisnu yang hanya beranak tiga, yudistira, dirimu, dan janaka. Yang bersaudara dua lagi nakula dan sadewa dari ibunda madrim si putri mandraka," jawab Sang Dewa Ruci.

"Datangmu kemari atas perintah gurumu dahyang Durna, untuk mencari tirta pawitra yang tak pernah ada di sini." berkata Sang Dewa Ruci.

"Bila demikian, pukulun, wejanglah aku seperlunya, agar tidak mengalami kegelapan seperti ini. Terasa bagai keris tanpa sarungnya," ujar Bima.

"Sabarlah anakku,.memang berat cobaan hidup. Ingatlah pesanku ini senantiasa. Jangan berangkat sebelum tahu tujuanmu, jangan menyuap sebelum mencicipinya, tahu hanya berawal dari bertanya, bisa berpangkal dari meniru, sesuatu terwujud hanya dari tindakan. janganlah bagai orang gunung membeli emas, mendapat besi kuning pun puas menduga mendapat emas. Bila tanpa dasar, bakti membuta pun akan bisa menyesatkan," berkata Sang Dewa Ruci.

"Duh, pukulun, tahulah sudah di mana salah hamba. Bertindak tanpa tahu asal tujuan. Sekarang hamba pasrah jiwaraga terserah paduka," pasrah Bima berkata.

"Nah, bila benar ucapanmu, segera masuklah ke dalam diriku," lanjut sang marbudyengrat.

Sang Bena tertegun tak percaya mendengarnya.

"Ah, mana mungkin hamba bisa melakukannya. Paduka hanyalah anak bajang sedangkan tubuh hamba sebesar bukit. Kelingking pun tak akan mungkin muat.

"Wahai Werkudara si dungu ,anakku. Sebesar apa dirimu dibanding alam semesta? Seisi alam ini pun bisa masuk ke dalam diriku. Jangankan lagi dirimu yang hanya sejentik noktah di alam. " jawab Sang Dewa Ruci.

Mendengar ucapan sang Dewa Ruci, sang Bima merasa kecil seketika. Dan segera melompat masuk ke telinga kiri sang Dewa Ruci.

Yang telah terserap ke arahnya.

"Hai, Werkudara, katakanlah sejelas-jelasnya segala yang kau saksikan di sana," ujar Dewa Ruci.

"Hanya tampak samudera luas tak bertepi," ucap sang Bima. Alam awang-uwung tak berbatas hamba semakin bingung, tak tahu mana utara selatan atas bawah depan belakang," ujar Bima lagi.

"Janganlah mudah cemas," ujar sang Dewa Ruci. Yakinilah bahwa di setiap kebimbangan senantiasa akan ada pertolongan dewata.

Dalam seketika sang Bima menemukan arah mata angin dan melihat surya. Setelah hati kembali tenang tampaklah sang Dewa Ruci di jagad walikan.

"Hai, Bima! Ceritakanlah dengan cermat segala yang kau saksikan," ujar Dewa Ruci.

"Awalnya terlihat cahaya terang memancar, " kata sang Bima. Kemudian disusul cahaya hitam, merah, kuning, putih. Apakah gerangan semua itu?" tanya Bima.

"Ketahuilah Werkudara, cahaya terang itu adalah pancamaya, penerang hati, yang disebut mukasipat (mukasyafah), penunjuk ke kesejatian, pembawa diri ke segala sifat lebih. Cahaya empat warna, itulah warna hati. Hitam, merah, dan kuning adalah penghalang cipta yang kekal. Hitam melambangkan nafsu amarah, merah nafsu angkara, kuning nafsu memiliki. Hanya si putihlah yang bisa membawamu ke budi jatmika dan sanggup menerima sasmita alam. Namun selalu terhalangi oleh ketiga warna yang lain. Hanya sendiri tanpa teman melawan tiga musuh abadi. Hanya bisa menang dengan bantuan sang sukma. Adalah nugraha bila si putih bisa kau menangkan. Di saat itulah dirimu mampu menembus segala batas alam tanpa belajar.

"Duhai pukulun, sedikit tercerahkan hati hamba oleh wejanganmu," jawab Bima.

"Setelah lenyap empat cahaya, muncullah nyala delapan warna. Ada yang bagai ratna bercahaya, ada yang maya-maya, ada yang menyala berkobar," lanjut Bima.

"Itulah kesejatian yang tunggal, anakku terkasih. Semuanya telah senantiasa ada dalam diri setiap mahluk ciptaan. Sering disebut jagad agung dan jagad cilik. Dari sanalah asal arah mata angin dan empat warna hitam merah kuning putih itu. Seusai kehidupan di alam ini semuanya akan berkumpul menjadi satu, Tanpa terbedakan lelaki perempuan tua muda besar kecil kaya miskin, akan tampak bagai lebah muda kuning gading," ujar Dewa Ruci melanjutkan wejangannya.

"Amatilah lebih cermat, wahai werkudara anakku," lanjut Dewa Ruci.

"Semakin cerah rasa hati hamba," ucap Bima.

"Kini tampak putaran berwarna gading, bercahaya memancar. Warna sejatikah yang hamba saksikan itu?" tanya Bima.

"Bukan, anakku yang dungu, bukan," jawab Dewa Ruci.

"Berusahalah segera mampu membedakannya. Zat sejati yang kamu cari itu tak tak berbentuk tak terlihat. Tak bertempat-pasti namun bisa dirasa keberadaannya di sepenuh jagad ini. Sedang putaran berwarna gading itu adalah pramana yang juga tinggal di dalam raga namun bagaikan tumbuhan simbar di pepohonan. Ia tidak ikut merasakan lapar, kenyang, haus, lelah dan mengantuk dan sebagainya. Dialah yang menikmati hidup sejati dihidupi oleh sukma sejati. Ialah yang merawat raga. Tanpanya raga akan terpuruk menunjukkan kematian.

"Pukulun, jelaslah sudah tentang pramana dalam kehidupan hamba. Lalu bagaimana wujudnya zat sejati itu?" tanya Bima.



"Itu tidaklah mudah dijelaskan," ujar sang Dewa Ruci. Gampang-gampang susah.

"Sebelum hal itu dijelaskan," kejar sang Bima. Hamba tak ingin keluar dari tempat ini, Serba nikmat aman sejahtera dan bermanfaat terasa segalanya.

"Itu tak boleh terjadi, bila belum tiba saatnya, hai Werkudara," jawab Dewa Ruci.

"Mengenai zat sejati, engkau akan menemukannya sendiri. Setelah memahami tentang penyebab gagalnya segala laku serta bisa bertahan dari segala goda. Di saat itulah sang sukma akan menghampirimu. Dan batinmu akan berada di dalam sang sukma sejati. Janganlah perlakukan pengetahuan ini seperti asap dengan api, bagai air dengan ombak, atau minyak dengan susu. Perbuatlah, jangan hanya mempercakapkannya belaka. Jalankanlah sepenuh hati setelah memahami segala makna wicara kita ini. Jangan pernah punya sesembahan lain selain sang maha luhur. Pakailah senantiasa keempat pengetahuan ini. Pengetahuan kelima adalah pengetahuan antara, yaitu mati di dalam hidup, hidup di dalam mati. Hidup yang kekal, semuanya sudah berlalu, tak perlu lagi segala aji kewijayaan, semuanya sudah termuat di sini.

Maka selesailah wejangan sang Dewa Ruci. Sang guru merangkul sang Bima dan membisikkan segala rahasia rasa terang bercahaya seketika wajah sang Bima menerima wahyu kebahagiaan.

Bagaikan kuntum bunga yang telah mekar, menyebarkan keharuman dan keindahan memenuhi alam semesta.

Dan blassss . . . !

Sudah keluarlah sang Bima dari raga Dewa Ruci sang marbudyengrat. Kembali ke alam nyata di tepian samudera luas sunyi tanpa sang Dewa Ruci.

Sang Bima melompat ke daratan dan melangkah kembali, siap menyongsong dan menyusuri rimba belantara kehidupan.



dari: www.angelfire.com/nt2/oz2002indo/story/wejangan.htm

BERSAMBUNG KE {Makna dibalik Pertemuan Bima dan Dewa Ruci [1]}

Butik Online ( tinyurl.com/TokoCewek )***TIPS n TRIK Bisnis Online ( tinyurl.com/cuma50saja )
**

Ilmu "Keberuntungan" [2]


Lanjutan : Ilmu "Keberuntungan" [1] >> Tanyakan pada orang-orang yang berpikir mereka tidak beruntung dan mengharapkan segala sesuatu, berdasarkan mulai dari isu jalanan hingga ke penjelasan ilmiah, bahkan hingga hal-hal yang tidak relevan seperti hari lahir mereka.
Mereka akan menyertakan kenyataan yang mereka alami, itu semua karena keberuntungan mereka terlalu buruk dalam jangka waktu yang lama, itu berarti keberuntungan mereka belum berubah menjadi lebih baik. Tanyai mereka tentang orang yang beruntung dan mereka akan mengatakan kepada anda, itu semua karena ia selalu beruntung, mereka harus berhati-hati, kalau tidak, keberuntungan mereka akan hilang.



Pernyataan-pernyataan tersebut tidak ada yang benar. Saya tahu ada orang-orang yang menghabiskan waktunya dengan “jatuh dengan mukanya” dan saya tahu orang-orang yang “berdiri di atas kakinya”, tak peduli apapun yang terjadi. Kunci yang akan saya tunjukkan kepada anda ada di akhir kalimat,..”tak peduli apapun yang terjadi”. Keberuntungan tidak dapat diapa-apakan. Ini semua ilmiah.

Ada penelitian menarik tentang keberuntungan yang dilakukan oleh Richard Wiseman, seorang psikolog Universitas Hertfordshire. Dia memberikan surat kabar kepada dua kelompok, kelompok orang-orang “beruntung” dan kelompok orang-orang “tidak beruntung”. Kedua kelompok kemudian diminta untuk melihat surat kabar dan mengatakan berapa banyak gambar di surat kabar tersebut. Rata-rata, kelompok orang-orang “tidak beruntung” memerlukan waktu 2 menit untuk menghitung gambar, sedangkan kelompok orang-orang “beruntung” hanya memerlukan waktu beberapa detik saja.
Mengapa? Karena halaman kedua surat kabar tersebut berisi pesan yang bunyinya “Berhenti menghitung. Ada 43 gambar dalam surat kabar ini”. Pesan tersebut menghabiskan setengah halaman dan ditulis dengan ukuran besar ( 2 inchi). Pesan tersebut sangat mencolok bagi semua orang, tapi orang-orang “tidak beruntung” melewatkannya dan orang-orang “beruntung” memperhatikannya dan menindaklanjutinya.

Itu semua bukan karena keberuntungan. Tapi tentang bagaimana “menjaga mata anda tetap terbuka.”



Saya adalah tipe orang yang menyadari keberuntungan. Saya belajar menjadi beruntung. Saya berinteraksi dengan sebanyak mungkin orang untuk menciptakan sebanyak mungkin kesempatan sesuai kemampuan saya untuk diri saya. Saya membuang hal-hal yang negatif dan mengejar hal-hal yang positif dengan cara-cara yang sangat kreatif. Saya mengetahui kapan untuk berhenti dalam rangka untuk menilai bahwa orang lain tidak mengetahuinya dan kapan saatnya bergerak untuk hal-hal yang lebih baik dari apa yang sudah ada didepan mata saya. Ini semua bukan karena saya punya keberuntungan yang lebih baik daripada orang lain; ini semua karena saya dapat melihat sesuatu yang tidak bisa dilihat orang lain.


dari: Drawk Kwast [mindpowernews.com]

Butik Online ( tinyurl.com/TokoCewek )***TIPS n TRIK Bisnis Online ( tinyurl.com/cuma50saja )
**

Wednesday, March 30, 2011

Ayam Jago (Jacko) dan Serigala


Jacko adalah seekor ayam jantan yang sangat gagah dan cantik, setiap subuh suaranya yang merdu akan berkokok membangunkan seluruh penghuni pertanian ini. Istrinya Richi, selalu disampingnya dengan pandangan memuja memandang suaminya yang berkokok dengan suara merdu.

Pada suatu malam, Richi mendengar sebuah suara aneh keluar dari kerongkongan suaminya, “Ada apa suamiku, engkau kelihatannya sangat ketakutan?” Tanya Richi kepada suaminya.


“Ah.. saya bermimpi buruk, ketika saya berjalan di hutan saya bertemu dengan seekor binatang merah yang menyerupai anjing menerkam saya, hidungnya kecil, mata merahnya sangat menakutkan.! jawab Jacko.

“Sebuah mimpi sudah membuat engkau demikian takut, apakah engkau adalah pengecut?, suamiku seharusnya sangat pintar dan pemberani.” Karena tidurnya terganggu dengan kesal Richi berkata demikian.

“Benar seperti yang engkau katakan hanya mimpi.” Jawab Jacko “Tetapi terkadang mimpi bisa menjadi kenyataan, saya pikir itu adalah petanda saya akan menghadapi mala petaka, tetapi sekarang kita tidak usah membahas masalah ini, saya merasa bahagia berada disampingmu.”

Keesokan harinya Jacko dengan gagah pergi mencari makanan, setiap bertemu dengan sebutir makanan dia akan berkokok memanggil istrinya datang bersama-sama menikmati makanan tersebut, dengan gagah dia melangkah berjalan-jalan dibawah terik matahari dia merasa sangat bangga, dia sama sekali telah melupakan mimpi buruknya.

Pada saat ini ada seekor srigala sambil mengendap-endap berjalan mendekati pagar tanah pertanian, Jacko yang sedang mengejar seekor kupu-kupu tanpa sengaja mendekati tempat persembunyian srigala, ketika Jacko menyadari hal itu sangat terkejut, berbalik badan hendak lari.

“Sahabatku tercinta, jangan lari” Srigala dengan suara lembut berkata, “Saya berbaring disini hanya ingin mendengarkan suaramu yang merdu bagaikan malaikat, orang tuamu adalah sahabat baik saya, saya teringat biasanya kalau mereka bernyanyi selalu mengibaskan kedua sayapnya dan memejamkan kedua matanya, kemudian mereka akan bernyanyi dengan suara merdu, apakah engkau juga sama dengan mereka? Saya sangat mengharapkan engkau dapat menyanyi sebuah lagu untuk saya!”

Mendengar pujiannya Jacko serasa melayang-layang, lalu dia mengibaskan kedua sayapnya, dengan tegak berdiri dan kedua mata dipejamkan bersiap-siap menyanyi dengan suara keras, pada saat ini srigala segera menerkam kedepan dan menggigit kerongkongannya, mengangkat badan Jacko sambil berlari dengan kencang menuju kearah hutan, ayam betina yang melihat kejadian ini dengan panik berteriak, menimbulkan perhatian pemiliki pertanian, lembu, anak lembu, babi, itik dan ayam lainnya ikut berteriak dan mengejar srigala sehingga srigala menjadi panik.

“Wah.. engkau berlari sangat kencang!” Jacko berkata kepada srigala, “Jika saya menjadi engkau saya akan mengejek dan tertawa dengan senang melihat semua yang mengejar dengan lambat dibelakang kita saya akan mengejek mereka kenapa kalian seperti keong yang merangkak dengan lambat?. Haa…ha…haa..! walaupun kalian semua mengejar saya, hanya sia-sia sebentar lagi saya akan berpesta menyantap ayam jantan yang lezat ini!”

Srigala dengan rasa menang membuka mulutnya tertawa hendak mengejek kelompok yang mengejarnya dari belakang, Jacko yang terlepas segera terbang keatas dahan pohon, srigala dengan tenang berkata, “Saya hanya ingin membuktikan betapa pentingnya engkau! Lihat, begitu banyak orang yang mengejar kita! Turunlah! Saya tidak akan menakutimu, dirumah saya ada kejutan yang sedang menunggumu!”

“Tidak! Engkau sudah tidak mungkin menangkap saya!” jawab Jacko “Jika seseorang pada saat memerlukan membuka matanya lebar-lebar tetapi menutup matanya, dia pantas menjadi buta”.

Teman-teman Jacko sudah mendekat, oleh sebab itu srigala terpaksa berlari menghilang dari tempat itu, sambil mengomel “Jika seseorang pada saat memerlukan tutup mulut tetap membuka mulutnya, sangat pantas dia kehilangan santapannya yang lezat.”

dari: era baru news [erabaru.net]

Butik Online ( tinyurl.com/TokoCewek )***TIPS n TRIK Bisnis Online ( tinyurl.com/cuma50saja )
**

Serigala dan Anak Kambing imut


Suatu ketika, ada seekor kambing kecil yang tanduknya mulai tumbuh. Hal itu membuat dia berpikir bahwa saat itu dia sudah dewasa dan bisa menjaga dirinya sendiri.

Suatu sore ketika gerombolan kambing mulai pulang ke peternakan kembali dan ibunya sudah memanggilnya, anak kambing tersebut tidak memperhatikan dan memperdulikan panggilan ibunya. Dia tetap tinggal di lapangan rumput tersebut dan mengunyah rumput-rumput yang halus disekelilingnya.


Beberapa saat kemudian ketika dia mengangkat kepalanya, dia melihat gerombolan kambing termasuk ibunya sudah tidak ada lagi.

Sekarang dia tinggal sendirian. Matahari sudah terbenam. Bayangan panjang mulai menutupi tanah. Angin dingin mulai datang bertiup dan membuat suara yang menakutkan.

Anak kambing tersebut mulai gemetar karena takut dia akan bertemu dengan serigala. Kemudian dia mulai lari sekencang-kencangnya melewati lapangan rumput untuk pulang ke peternakan, sambil mengembik-embik memanggil ibunya. Tetapi di tengah jalan, dekat pohon perdu, apa yang ditakutkan benar-benar terjadi, seekor serigala telah berdiri di sana memandangnya dengan wajah lapar.

Kambing kecil itu tahu bahwa kecil harapan untuk dia bisa lolos dari sergapan serigala tersebut.

"Tolonglah, tuan Serigala," katanya dengan gemetar, "Saya tahu kamu akan memakan saya. Tetapi pertama kali, nyanyikanlah saya sebuah lagu dengan suling mu, karena saya ingin menari dan bergembira selama saya bisa."

Serigala tersebut menyukai gagasan dari kambing kecil tadi, bermain musik sebelum makan, jadi serigala itu mengeluarkan serulingnya dan mulai memainkan lagu gembira dan kambing kecil itu meloncat-loncat menari bergembira.

Sementara gerombolan kambing tadi bergerak pulang ke peternakan, di keheningan sore yang mulai beranjak gelap, suara seruling dari serigala sayup-sayup terdengar. Anjing-anjing gembala yang menjaga gerombolan kambing tersebut lansung menajamkan telinganya dan mengenali lagu yang dimainkan oleh serigala, dan dengan cepat anjing-anjing gembala tersebut lari ke arah serigala tersebut dan menyelamatkan kambing kecil yang sedang menari-nari.

Serigala yang hendak memakan kambing kecil tadi akhirnya lari dikejar-kejar oleh anjing gembala, dan berpikir betapa bodohnya dia, memainkan lagu dengan seruling untuk si kambing kecil pada saat dia seharusnya sudah menerkamnya langsung.

pesan moral: Jangan biarkan apapun membuat kamu berbalik melupakan tujuan utamamu

Kisah ini adalah bagian dari Seri Dongeng Aesop

Aesop adalah seorang pendongeng yang konon hidup 600 tahun sebelum Masehi. Dongeng-dongengnya selalu mengajarkan kebaikan atau kebijakan untuk manusia

dari: era baru news [erabaru.net]

Butik Online ( tinyurl.com/TokoCewek )***TIPS n TRIK Bisnis Online ( tinyurl.com/cuma50saja )
**

Serigala Buntung [tanpa kaki]



Ada seseorang melihat ada seekor serigala tanpa kaki. Walaupun serigala ini tidak mempunyai kaki, tetapi kelihatan serigala ini sangat gemuk dan sehat, kelihatannya dia tidak kekurangan makanan. Dia merasa sangat heran :”seekor srigala tanpa kaki bagaimana dapat hidup dihutan belantara dan memburu mangsa untuk makanannya? Pada saat ini, dia melihat seekor singa menggigit seekor rusa. Dengan sangat rakus dan tergesa-gesa singa ini mengerogoti mangsanya, lalu setelah perutnya kenyang, berlalu dari tempat itu: lalu baru kemudian serigala ini memakan remah-remah daging rusa yang ditinggalkan singa itu, dengan demikian dia mengisi perutnya sampai kenyang.



Keesokan harinya, kejadian ini berulang kembali. Rupanya setiap hari srigala ini mempertahankan hidupnya dari bekas sisa-sisa makanan singa. Ketika orang ini melihat kejadian ini, merasa Tuhan sangat adil dan berbelas kasih, terhadap seekor srigala tanpa kaki saja sudah diatur santapan yang dapat mengenyangkan perut setiap hari, sedangkan saya hanya dengan percaya kepada Tuhan, bergantung kepada Tuhan yang menciptakan segala yang ada didalam alam semesta ini pasti tidak akan kekurangan makanan dan minuman. Oleh sebab itu, mulai saat ini orang tersebut tidak mengerjakan pekerjaan apapun lagi, seperti ratu semut dengan begong dia diam saja tidak bekerja, menunggu Tuhan memberi dia makan.

Sesudah beberapa hari berlalu, Tuhan tidak memberi dia sebutir beras, teman dan saudaranya juga tidak datang menanyakan keadaannya, akhirnya dia menjadi kurus kering, pada saat dia merasa sangat lapar, dari arah dinding dia mendengar sebuah suara yang berkata :”Manusia! Engkau seharusnya seperti seekor singa itu menyisakan makanan untuk orang lain, kenapa harus sama dengan srigala yang tergantung kepada orang lain, menunggu belas kasihan orang lain memakan sisa makanan dari orang lain,? Selagi muda mempunyai tenaga harus bekerja dengan giat mencari makan dan membagi kepada orang lain, jangan hanya bermalas-malas menunggu belas kasihan dari orang lain, orang bijak harus giat bekerja untuk menghidupkan diri sendiri dengan begitu kehidupan yang dijalani akan berarti, hanya orang bodoh yang menunggu belas kasihan dan pemberian orang lain untuk kelangsungan hidupnya membuat dia menjadi orang yang tidak berguna dan diremehkan orang lain.

dari: era baru news [erabaru.net]
Butik Online ( tinyurl.com/TokoCewek )***TIPS n TRIK Bisnis Online ( tinyurl.com/cuma50saja )



**

Kambing dan Serigala


Ada seekor anak ayam telah hilang, Jaksa serigala ketika mengadili kambing berkata, “Ayam adalah tetangga kamu, engkau berada paling dekat dengannya, jika bukan engkau yang memakannya, siapa lagi yang memakannya?”

Kambing berkata, “Tuan jaksa, saya telah difitnah, saya adalah vegetarian, tidak memakan daging, mana mungkin memakan ayam?”.

* Jaksa srigala berkata, “Anak ayam demikian wangi, demikian lezat, mana mungkin engkau tidak memakannya? Siapa yang akan percaya!” Para jaksa srigala tertawa dengan licik, semuanya menuduh kambing yang memakannya, akhirnya kambing yang kasihan ini divonis hukuman mati.

Didalam cerita kecil ini ada sebuah makna besar.

Seluruh kambing mengetahui kambing ini telah difitnah, karena kambing adalah vegetarian, sama sekali tidak tertarik kepada “kelezatan ayam” Tetapi jaksa srigala yang berkuasa ketika menjatuhkan vonis hukuman kambing dengan air liur yang jatuh berkata, “Anak ayam demikian wangi! Demikian lezat….”. Srigala yang memakan ayam tahu kambing ini telah difitnah, dia sengaja mencelakakan kambing ini! Apakah srigala yang lain juga tahu kambing ini telah difitnah? Apakah mereka adalah sekomplotan atau mereka ada kelompok yang dibodohi?

Tentu saja, engkau yang pintar pasti tahu kambing ini telah difitnah; karena engkau tahu benar sifat binatang, engkau juga dapat dengan jelas melihat alasan yang dipergunakan jaksa srigala licik dan korup ketika memvonis kambing. Sedangkan didalam kehidupan yang nyata ini jika kasus yang sama terjadi, hati manusia apakah dengan jelas bisa membedakan mana yang benar dan salah?

copas dari: Era Baru News erabaru.net

*Butik Online ( tinyurl.com/TokoCewek )TIPS n TRIK Bisnis Online ( tinyurl.com/cuma50saja )-

Tuesday, March 22, 2011

Anjing saja Tolong-menolong

Kisah mengharukan soal korban selamat gempa dan tsunami dahsyat di Jepang bukan cuma tentang manusia. Dua ekor anjing yang ditemukan di kota Arahama memperlihatkan bagaimana kesetiaan hewan berkaki empat itu terhadap rekannya yang terluka.

Kisah ini ditemukan dua reporter dari laman Jezebel. Mereka tiba di kota Aramaha yang sudah porak poranda dihantam gempa dan tsunami. Di depan reruntuhan bangunan, mereka melihat dua ekor anjing.

Kedua anjing itu tampak kusam dan kotor. Mereka secara luar biasa bisa selamat dari tsunami. Seekor anjing yang berwarna cokelat putih masih sanggup berdiri dan berlari-lari. Sementara seekor lainnya yang berwarna putih tampak kesakitan, hanya bisa rebah di dekat tong besar. Yang mengharukan adalah, anjing cokelat itu terlihat menjaga anjing putih yang sedang kesakitan.

*


Berikut transkrip percakapan dua reporter Jepang tersebut:

Reporter 1: Kami sedang di area Arahama. Eh lihat itu ada anjing. Dia tampak kelelahan dan sangat kotor. Dia pasti korban tsunami. Kotor banget bulunya.

Reporter 1: Anjing itu punya kalung berwarna perak. Dia pasti peliharaan seseorang. Lihat dia gemetar. Dia terlihat ketakutan.

Reporter 1: Eh lihat ada anjing lagi di dekat anjing yang cokelat. Apakah yang satu itu sudah mati?

Reporter 2: Di mana?

Reporter 1: Itu tepat di samping anjing yang tadi. Dia tidak bergerak. Apakah dia masih hidup?

Reporter 1: Anjing yang cokelat itu berdiri di depan anjing yang terbaring. Dia tampak melindunginya.

Reporter 1: Iya.. Dia melindungi rekannya yang sakit. Itu kenapa dia tidak membolehkan kita mendekat. (Ketika adegan ini, anjing cokelat menghampiri dua reporter televisi dan kembali lagi ke anjing yang sedang sakit).

Reporter 1: Aduh ini sangat mengharukan…

Reporter 1: Eh lihat itu.. anjing yang terbaring itu bergerak.. Wah dia masih hidup rupanya, syukurlah. (Ketika adegan ini, si anjing cokelat terlihat mengusap kepala si anjing putih yang sudah bergerak-gerak)

Reporter 2: Iya bagus lah. Kita harus segera memindahkan anjing-anjing ini. Oh dia bangun.. anjing yang sakit itu berusaha berdiri..

Reporter 1: Sangat mengagumkan bagaimana kedua anjing ini bisa selamat dari gempa dan tsunami. Sangat mengagumkan.

Kabar terakhir dari Arahama, kedua anjing itu akhirnya diselamatkan regu SAR. Kini mereka dirawat di rumah sakit setempat untuk memulihkan kondisinya. Kedua anjing itu selamat.

Jepang sebelumnya terkenal dengan kisah anjing yang setia kepada tuannya. Kisah anjing Hachiko itu menggemparkan Jepang karena dia menunggu tuannya yang sudah meninggal selama bertahun-tahun di depan stasiun kereta di Tokyo. Kini patung Hachiko ada di dekat wilayah Shibuya, Tokyo.


sumber: republika.co.id

*

Sunday, August 8, 2010

Orang yang pertama kali melakukan kebaikan dan kejahatan

1. Dari Abu ‘Amr Jarir bin Abdullah ra., ia berkata : “Suatu siang kami bersama-sama Rasulullah SAW, tiba-tiba datanglah serombongan orang tak beralas kaki, berkemul kain wol yang dilubangi pada bagian kepala dan bersenjatakan pedang. Mereka kebanyakan dari suku Mudhar, bahkan semuanya dari suku Mudhar. Melihat kemiskinan yang mereka derita, berubahlah wajah Rasulullah SAW, beliau kemudian masuk rumah dan segera keluar lagi, kemudian menyuruh bilal untuk mengumandangkan adzan dan ikamah, sesudah menyelesaikan salatnya beliau bersabda: “Wahai sekalian manusia, bertakwalah kalian kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, daripadanya Allah menciptakan istri, dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kamu kepada Allah yang dengan mempergunakan nama-Nya, kalian saling meminta satu sama lain, serta peliharalah hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kalian.” Beliau juga menyampaikan firman Allah yang lain yang artinya : “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu semua kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat).





“Seusai beliau berpidato, ada seseorang yang bersedekah dengan sebagian dinarnya, dirham, pakaian, satu gantang gandul dan dengan satu gantang kormanya sehingga Jarir mengatakan : “Bahkan tidak ada yang ingin ketinggalan sekalipun hanya bersedekah dengan separuh biji kurma.” Kemudian datanglah seorang sahabat Anshar yang membawa pundi-pundi besar, hampir saja ia tidak kuat untuk mengangkatnya, yang diikuti oleh para sahabat yang lain. Akhirnya, saya melihat wajah Rasulullah SAW tampak sangat gembira sehingga berkilauan seperti emas, beliau kemudian bersabda : “Siapa saja yang yang pertama memberi contoh prilaku yang baik dalam Islam, maka ia mendapatkan pahala kebaikannya dan mendapatkan pahala orang-orang yang meniru perbuatannya itu tanpa dikurangi sedikitpun. Dan siapa saja yang pertama memberi contoh perilaku yang jelek dalam Islam, maka ia mendapatkan dosa kejahatan itu dan mendapatkan dosa orang yang meniru perbuatannya tanpa dikurangi sedikitpun.” (HR Muslim)

2. Dari Ibnu Mas’ud ra., ia berkata : Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda : “Tiap-tiap jiwa yang terbunuh dengan penganiayaan, maka putra Adam yang pertama (Qabil), mendapat bagian dari dosa penumpahan darah, karena dialah orang pertama yang melakukan pembunuhan.” (HR Bukhari dan Muslim)

dari: Riyadhus Shalihin

JUJUR (bag.2)

5. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : “Rasulullah SAW bersabda : “Ada salah seorang di antara para nabi sewaktu akan berangkat perang, ia berpesan kepada kaumnya : “Janganlah mengikuti kami, yaitu orang yang baru kawin, sedangkan ia belum berkumpul dengan isterinya. Orang membangun rumah, sedangkan ia belum selesai membangunnya. Dan janganlah mengikuti kami orang yang baru membeli kambing atau onta, dan ia menunggu kelahiran anaknya .” Kemudian Nabi berangkat berperang dan ketika mendekati sebuah dusun kira-kira menjelang Nabi itu berkata kepada matahari : “Wahai matahari, sesungguhnya kamu diperintah dan saya pun diperintah. Ya Allah, tahanlah ia untuk membantu kami.”






Maka tertahanlah matahari itu, sehingga Allah memberikan kemenangan kepada nabi itu. Kemudian Nabi itu mengumpulkan barang-barang rampasan perang dan mendatangkan api untuk memakannya, tetapi api itu tidak mau memakannya, oleh karenanya Nabi itu bersabda: “Sesungguhnya ada di antara kamu sekalian yang tidak ikhlas, maka setiap kelompok harus mengirimkan seorang laki-laki untuk berbai’at kepadaku.” Kemudian melekatlah tangan dua atau tiga orang dengan tangan Nabi, maka beliau bersabda : “Kalianlah yang tidak ikhlas.” Orang-orang itu lalu membawa emas sebesar kepala sapi kemudian diletakkan di hadapan Nabi dan datanglah api, memakan emas tadi. Barang-barang rampasan perang belum dihalalkan bagi seseorang sebelum kami. Kemudian Allah melihat kelemahan kami, karena Allah itu menghalalkan barang rampasan itu bagi kami.” (HR. Bukhari dan Muslim)

6. Dari Abu Khalid Hakim bin Hizam ra., ia masuk Islam sewaktu pembukaan kota Makkah, sedangkan ayahnya termasuk tokoh Quraisy, baik di zaman Jahiliyah maupun setelah masuk Islam, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Dua orang yang berjual beli itu haruslah bebas memilih sebelum mereka berpisah. Apabila keduanya jujur dan berterus terang di dalam berjual beli, maka keduanya akan mendapatkan berkah. Tetapi apabila keduanya menyembunyikan dan dusta, maka jual belinya itu tidak akan membawa berkah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

dari: Riyadhus Shalihin
-
..::klik untuk One 4 Share versi mobile ::.. _ __