..:: klik untuk One 4 Share versi mobile ::.. ..:: Di sini, Rp 10.000,- bekerja untuk Anda ::..

Wednesday, May 14, 2008

HERNIA NUCLEUS PULPOSUS (HNP)

HERNIA NUCLEUS PULPOSUS (HNP)
by : Rohmat Saputro Wibowo


A. Pengertian
HNP, kepanjangan dari 'Hernia Nucleus Pulposus', yaitu tergesernya cakram tulang rawan penyekat antar badan ruas tulang belakang sehingga 'nucleus pulposus' sentral cakram tulang rawan tergeser keluar dari biasanya ke arah kiri atau kanan dan akan langsung menekan jaras saraf paravertebral.

Struktur tulang belakang (kolumna vertebralis) juga memiliki persendian. Serangkaian silinder korpus vertebra yang menyusun kolumna vertebralis dihubungkan oleh persendian yang dinamakan diskus intervertebralis, yang berfungsi membantu meredam tekanan dan regangan (seperti shock breaker) yang terjadi terhadap kolumna vertebralis.

Fungsi mekanik diskus ini mirip balon berisi air yang diletakkan di antara dua telapak tangan. Bila ada tekanan (kompresi) ke tulang belakang, karena misalnya melakukan suatu gerakan, tekanan itu akan disalurkan merata ke seluruh diskus. Gaya pada diskus akan semakin bertambah jika kita membungkuk. Kadar cairan dan elastisitas diskus bisa menurun dan rapuh antara lain karena penuaan. Tapi pada usia muda bisa juga terjadi karena dasarnya memang sudah lemah atau seseorang pernah mengalami trauma (kecelakaan). Gerakan yang berulang pada satu sisi diskus bisa menimbulkan sobekan pada masa fibroelastis yang membungkus diskus yang sekaligus akan menjadi titik lemahnya (resistensi locus minoris). Sampai di sini belum timbul nyeri. nyerinya baru mulai terasa jika sudah ada titik lemah, Sebuah gerakan kecil saja, seperti membungkuk memungut koran pagi di teras, bisa menyebabkan pergeseran diskus.

Setiap diskus terdiri atas jaringan sel yang mengandung gelatin, seperti bubur yang disebut nukleus pulposus, yang dikelilingi jaringan ikat tebal (anulus fibrosus). Diskus ini melekat erat dengan jaringan tulang rawan yang melapisi permukaan atas dan bawah masing-masing korpus vertebralis.

Di daerah servikal (leher) dan lumbal (pinggang) yang relatif lebih mobile, diskus intervertebralis lebih tebal, namun jaringan fibrokartilago (jaringan ikat dan tulang rawan) di daerah belakang lebih tipis dibanding dengan diskus intervertebralis lainnya, yang keseluruhannya berfungsi untuk memungkinkan kita bergerak dengan bebas. Karena alasan ini juga, herniasi paling sering terjadi di daerah leher dan pinggang.

Insiden tertinggi HNP terjadi pada usia 30-50 tahun, saat nukleus pulposus masih bersifat gelatinous. Kandungan air di dalam diskus akan berkurang secara alamiah akibat bertambahnya usia.






B. Mekanisme

Prosesnya dimulai dari mengeringnya nukleus pulposus, sehingga berkerut, ligamen mengendor, sedangkan anulus fibrosus menebal, sehingga harus menopang beban yang lebih berat dan mengalami degenerasi. Diskus yang mengalami dehidrasi ini lama-kelamaan akan menipis dan menjadi rapuh. Pada umumnya herniasi dari nukleus pulposus, atau keluarnya "bubur" ini terjadi akibat cedera fleksi, walaupun sebagian penderita tidak menyadari adanya trauma sebelumnya dan tidak mengetahui faktor pencetusnya. Trauma yang terjadi dapat berupa trauma tunggal yang berat maupun akumulasi dari trauma ringan yang berulang-ulang, misalnya membungkukkan tubuh atau mengangkat benda berat berulang-ulang. Menurut gradasinya, herniasi dari nukleus pulposus dapat terjadi dari nukleus yang hanya terlihat menonjol ke satu arah tanpa kerusakan anulus fibrosus, nukleus berpindah tempat tetapi masih di dalam lingkaran anulus fibrosus, nukleus keluar dari anulus fibrosus, sampai nukleus yang keluar dan menembus ligamen. Nyeri yang terjadi dapat disebabkan pelepasan asam arakidonat yang merangsang jaringan atau melalui mekanisme neuropatic pain, yakni nyeri yang terjadi disebabkan kerusakan langsung pada saraf.

HNP di dua lokasi berbeda mempunyai lokasi serangan nyeri yang berbeda pula. Pada HNP lumbar, rasa nyeri menjalar dari pinggang menuju tumit mengikuti alur saraf. Gejala ini disebut sciatica. Rasa nyerinya begitu spesifik, bahkan bisa dipetakan.

Pada HNP cervical, nukleus yang bergeser akan mengenai saraf perifer sehingga menimbulkan rasa sakit luar biasa. Pada tingkat yang parah bahkan pasien bisa lemas. Gejala ini disebut cervicalgia. Rasanya bisa ngilu, seperti kesemutan (kebas) atau rasa penebalan yang menjalar dari leher menuju jari tangan. Seperti pada HNP lumbar, gejala ini pun begitu spesifik dan bisa dipetakan. Misalnya, jika pergeseran pada pengganjal tulang leher 5 - 6 akan menjalar ke ibu jari. Pada tulang leher 6 - 7 ke jari tengah. Sedangkan pergeseran pada pengganjal tulang leher 7-thoracic vertebra (ruas tulang punggung) 1 akan lari ke jari kelingking. Bila mengalami cervicalgia, rasa sakitnya terkadang sampai tak tertahankan. Bahayanya, pada areal ini masih ada jalur saraf pusat. Jika saraf pusat itu sampai tersenggol nukleus, seseorang dapat mengalami kelumpuhan pada tangan maupun kaki. Selang waktu sejak positif menderita HNP hingga terkena saraf pusat tidak bisa dipastikan. Seseorang bisa saja lumpuh seketika saat mengalami trauma (kecelakaan) dan kebetulan nukleusnya mengenai saraf pusat.


C. Penanganan


Membedakan apakah HNP yang terjadi hanya sampai tahap peradangan (iritasi) atau sudah menekan (kompresi) sangatlah penting, karena iritasi dapat diobati secara konservatif sedangkan kompresi memerlukan operasi. Secara konservatif, harus dijelaskan gerakan-gerakan mana yang dilarang karena akan menambah beban. Konsep tirah baring (bedrest) disarankan karena akan mengurangi tekanan pada diskus dan menempatkan bantal di bawah lutut juga akan membantu menurunkan tekanan. Tujuan penatalaksanaan secara konservatif adalah menghilangkan nyeri dan melakukan restorasi fungsional.

Selain itu perlu diberi penerangan mengenai posisi-posisi yang dibolehkan sehingga pasien dapat melakukan gerakan-gerakan dengan aman. Pengobatan melalui terapi panas dan krioterapi (therapeutic cold) juga dirasa cukup efektif. Efek analgesik (penghilang rasa nyeri) disebabkan karena panas dianggap dapat meninggikan ambang rasa nyeri. Pengobatan nyeri dengan pendinginan dengan cara menempatkan es di daerah punggung bawah akan menembus kulit, jaringan subkutan, dan lemak sehingga mendinginkan lapisan-lapisan superfisial otot, dapat mengurangi spasme otot, dan mengurangi rasa nyeri.

Ada juga terapi dengan menggunakan media air, yang mengombinasikan efek panas, bergeraknya air, dan efek fenomena counterirritant. Bila badan dimasukkan ke dalam air, efek pergerakan air cukup untuk menghilangkan efek gravitasi dan mengurangi beban berat badan pada tulang belakang, sehingga mengurangi rasa nyeri.

Sering kali terapi pada pasien HNP dibantu dengan pemakaian korset. Pasien juga harus diingatkan agar membatasi gerakannya saat bekerja untuk mencegah kekambuhan. Misalkan, bila ingin mengambil benda di lantai atau membungkuk dan mengangkat benda berat, sebaiknya dimulai dengan berjongkok terlebih dahulu, sehingga mencegah kembali terjadinya trauma atau cedera diskus intervertebralis pada struktur tulang belakang. Selain itu, hindari berat badan yang berlebih karena berat badan dapat menjadi beban dan menambah stres fisik pada struktur tulang belakang. Oleh karena itu, program penurunan berat badan dapat menjadi salah satu terapi yang dipilih bagi penderita HNP.

Bila pada pemeriksaan terbukti telah adanya kompresi atau penekanan pada saraf, maka operasi merupakan terapi yang paling dianjurkan.


Referensi:

www.kompas.com. 28 Juni 2005, 14:38 WIB
www.mediasehat.com. 28 Juni 2005, 14:38 WIB
www.suarapembaruan.com. 28 Juni 2005, 14:38 WIB

No comments:

Post a Comment

..::klik untuk One 4 Share versi mobile ::.. _ __