..:: klik untuk One 4 Share versi mobile ::.. ..:: Di sini, Rp 10.000,- bekerja untuk Anda ::..

Monday, May 19, 2008

Physios : we don’t want to be doctor

Physios : we don’t want to be doctor
Mr. Peter Fazey President-Elect, Australian Physiotherapy Association

Almosy daily, there are disturbing media reports of a health system faltering under the weight of spiraling demand against increasing health workforce shortage. What is more disturbing, though, is the reluctance of certain medical groups and the goverment to accept the hand of assistence offered by physiotherapists and other allied healt practitioners.

One solution is to allow other highly skilled health professionals, such as physiotherapists, to relieve doctors of some fo their burden, and free them up to provide services onlu they have the training and expertise to deliver.

In the public setting, Australia lags well behind the UK which, facing a similiar workforce crisis 10 yeras ago, successfully introduces more flexible work practice, dramatically easing pressure on doctors and reducing patient waiting times before receiving appropriate treatment.

Australia is testing the waters. Specially trained Physiotherapists have performed triage roles in public hospital emergency departements and out patient clinics, with demonstrated reduction in waiting times and unnecessary surgical consultations. These roles, however, are not true extended spoed roles - legislative arrangements constrain our highly trained physiotherapists to only limited employment of their full clinical abilities. Funding arrangements in the private setting are another significant barrier. Health reform urgently needs to redress the inequitable referral arrangements that unnecessarily increase the cost burdenon the patient and the Medicare system.

For onstance, physiotherapist can refer patients to a radiologist for certain plain radiographs - and the evidence is that they do so sparingly - and a Medicare rebate is payable. Yet other safer imaging is only rebatable on a GP referral. Also, if a physiotherapists wishes to refer a patient to a surgeon, no rebate applies to that consultation or any ensuing services.

Therefore, patiens seeking a Medicare rebate must consult a GP, which delays the health care process, wasted both patient ang GP time, and impacts on the nation’s health budget unnecessarily with a rebate for the cost of GP visit.

Precribing some medication in limited circumstances in another way physiotherapists could ease the burden on GPs, but are precluded from doing so. Why the inconsistency, when nurse practitioners, dentist, and some podiatrists are prescribing certain medication?

A more consistent functional approch is desperately needed.

Physiotherapists don’t want to be doctors. We are, however, frustrated that a more judicious use of our skills to relieve burden on the system and allow better access and outcomes for patients - practicullary in remote areas - is unnecessarily blocked by a minority intent on turf protection to the detriment of our patients.

We also don’t advocate that all physiotherapists should suddenly be given care carte blanche to extend their roles in clinical practice - far from it. Our recomendation is that, as in the UK, physiotherapists with appropiate higher training and accreditation be used to the patiens’ best advantage.


Source : Australian Physiotherapy Association Journal





Note :
By : Rohmat Saputro Wibowo

Artikel ini berisi tentang kedudukan fisioterapi di klinis (Australia). Di sini mr. Peter mengutarakan pendapatnya bahwa fisioterapis ternyata dapat mengurangi biaya berobat.

System yang selama ini dijalankan oleh rumah sakit, yaitu pasien datang ke rumah sakit harus menemui dokter umum (GPs / General Practitioners ) di rumah sakit, baru kemudian mendapat anjuran ke fisioterapi. Akan tetapi menurut Mr. Peter hal itu dirasa kurang efektik dan cenderung merupakan pemborosan bagi pasien. Hal itu karena pasien dengan masalah fisioterapi harus mencari rujukan ke fisioterapi terlebih dahulu dari dokter, padahal pasien sendiri sudah tahu bahwa masalah yang dideritanya adalah masalah fisioterapi.

Hal lain ketika pasien fisioterapi memerlukan radiology, system yang selama ini dijalankan adalah pasien tersebut harus ke dokter terlebih dahulu sebelum mendapatkan radiology. Tetapi menurut Mr. Peter, hal itu juga kurang perlu dan merugikan pasien (pemborosan).

Alangkah baiknya jika system tersebut dirombak sedikit, yaitu dengan memberikan kewenangan kepada fisioterapi maupun profesi kesehatan lain untuk memberikan rujukan kepada profesi lain (misalnya : radiology). Apabila hal ini terlaksana, maka pasien tidak akan dirugikan lagi dalam hal waktu dan biaya…

Bagaimana dengan fisioterapi Indonesia?

13 comments:

  1. Bener banget!!!
    Aq setuju dengan pendapat Mr. Peter
    Tapi jika hal itu diterapkan, apa bisa berhasil??Truz cara menyelesaikan masalah ini gimana?
    1. Penduduk Indonesia Belum banyak yang tahu tentang fisioterapi
    2. penduduk Indonesia Lebih percaya dengan dokter daripada fisioterapi. Jadi mereka lebih memilih berobat ke dokter dulu
    3. apakah penduduk Indonesia tahu kasus-kasus fisioterapi?
    4. Apakah Fisioterapi sudah mampu untuk melakukan itu. sedangkan fisioterapi di Indonesia seperti ini.
    5. dan masih banyak masalah yang lainnya

    ReplyDelete
  2. 'kita g akn pernah tau sesuatu itu akn bhasil atau tdk sblm melakukan hal tsb'
    Fisiotepis Indonesia semakin hari smakin maju, terbukti dgn adany peningkatan mutu pendidikan fisio. yg dulu hanya sampe D III,kmudian D IV tranfer,lalu D IV dr 0 th, dan S1..
    Bukanlah hal mustahil bhw hal yg dkatakan mr. Peter it dpt tjadi d Indonesia.

    ReplyDelete
  3. LANJUTAN..
    visi IND. SEHAT 2010,serta AFTA 2010, scr langsung maupun tdk,telah mendorong Ft untk mningktkn mutuny,baik dlm klinis maupun dlm pendidikn Ft.
    Standar profesi fisioterapi pun jg tlh ada dan sah (klo g slh th 2003 kmrn)
    Sertifikasi Fisioterapi pun saat ini jg sdg d proses.
    Fisioterapi Indonesia smkin berkualitas dan profesional,, dan saya berharap apa yg dkatakn mr. Peter dpt diaplikasikan di Indonesia.. amn..

    ReplyDelete
  4. LANJUTAN..
    menjwb pertanyaan nmr 1.
    Memang sbagian masyarakt blm mengenal FT,tetapi sbagian masy. pula sgt bgantung pd FT. Saat ini, di Indonesia..,FT mulai populer, klinik2 FT sdh mulai bertebaran.. (trutama d Jawa)
    RS,PUSKESMAS, jg sdh bekerja sm dg FT..
    Sekarang ini,d mata masy jg, FT mrupakan suatu kbutuhan..
    'Sdh bnyak masy mengetahui ttg FT'

    ReplyDelete
  5. LNJTN..
    mnjwb nmr 2.
    masy. smakin pandai dn kritis.
    tdk sdikit masy yg 'fanatik' dg FT..
    Berkaitan dg kepercayaan, yg kbnyakn masy lbh pcy pd dokter,maka it mrpkn tantangn bg FT. Apakh FT mmp mmperoleh kpercyaan masy. atau tdk..
    unt it, d pddkn FT dbrikan kurikulum ttg, antropologi budaya, komunikasi, etika dn hukum profesi,dll.
    Yg pasti kepercayaan masy. thd FT akn trs meningkat..

    ReplyDelete
  6. LNJTN..
    3. lambat laun masy. akan mgetahui ttg kasus2 FT..,hal it dkarenakn bnyk faktor,slh 1ny adl teknologi informasi yg smkn maju dan mdh djangkau..
    4. apa yg anda maksud FT di Ind. spt ini? mhn dperjelas...

    ReplyDelete
  7. tapi sayang, kalo d RS walaupun gelarnya M.Physio tetep aj d bawah dr. Rehab.
    menyesalkah jd FT?

    ReplyDelete
  8. wah... mas fajar nie belum mudheng ya...
    hubungan Fisioterapis - dr. Rehab, Okupasi Terapis - dr Rehab, atau Fisioterapis - Ok.Terapis,, ga seperti yang anda bayangkan...
    bukan bawah-membawahi.. tapi saling KERJA-SAMA,,

    NAH, orang2 spt mas Fajar nie yang bikin rumit... ngapain juga sich Fisio di bilang di bwh dr rehab??

    Apa karena struktur organisasi di RS-nya begitu?? :))

    dan jangan2 mas Fajar juga ga tahu nie batasan2 Fisioterapis saa dr. Rehab..??

    payah... :f

    ReplyDelete
  9. yah maklum mas... lulusan ILKOM...
    ga tau masalah ginian. loh masalah Hardware software ya ta dikit2...
    tp low masalah birokrasi d RS saya kurang tau....
    tp saya lihat dlnya seperti itu wkt kakak saya habis patah tulang. di perintah ma dokter rehab FT cp manthuk mantuk aj.
    padahal dy jg lulusan DIII, kaya buruh donk low kyk gt. mengenaskan.....
    kl cm d perintah kyk gitu saya rasa lulusan sma bisa koq mas.
    maaf kl menyindir. jangan2 mas jg buruh d jakarta?
    wah...wah.... dsayang sekali DIII kesehatan cm jd bruh......

    ReplyDelete
  10. hehehehe....
    :))
    kalo menurut saya kok dr rehab itu 'memerintah' fisioterapis itu karena mungkin dia g terlalu menguasai ilmu fisioterapi.
    kalopun menguasai mungkin itupun hanya sebagian kecil aja,makaya,daripada tjd kesalahan dlm menangani pasien makanya dr. rehab ngasi tugas itu pada ahlinya,yaitu fisioterapis!
    :$
    so,fisioterapi itu bukan buruh donk!
    wong mereka punya ilmu&keahlian kok..
    :D

    ReplyDelete
  11. tante Lyza, ni tak kutip dari www.fisiotohudan.comli.com

    "DIKUTIP DARI SEBUAH WEBSITE IDI CABANG SIDOARJO
    IDI Cabang Sidoarjo mengadakan seminar Fisioterapi pada Pasien OA, RA, dan Osteoporosis dengan pembicara dr. Gothot Wirothomo, SpRM disertai Workshop Pengisian Borang P2KB untuk Dokter Umum oleh Tim Verifikasi Program P2KB IDI Cabang Sidoarjo. Waktu : Sabtu, 31 Januari 2009 Jam :08.30 - 14.00 WIB Tempat: Gedung Delta Praja Pemda Kab. Sidoarjo Biaya : Rp 75.000,- Informasi Pendaftaran: Kethy 085234968999 IDI Sidoarjo T/F 031-8055221"

    BENARKAH HAL SEPERTI DI ATAS? APAKAH SEMINAR FISIOTERAPI TANPA MELIBATKAN TERAPIS ITU DIBENARKAN?

    ReplyDelete
  12. om Djarwo, kemaren udah tak kunjungi situsnya n udah baca2 tuh artikel...,, miris.. :(

    mmm, biar ga jauh2 dari artikel ni, jadi kutipannya om tak posting jadi postingan sendiri di depan...

    kalo komentar disini, ya.. pikiran kotor saya pengen komentar..
    "bukan Fisio yang pengen jadi dokter, tapi.. Dokter yang pengen jadi Fisio "

    wah ntar dimana gitu, mungkin ada postingan "Doctors Want to be Physio"

    komentar lanjutannya buat kutipan om di postingan:
    Benarkah Hal Seperti Ini?

    http://www.fisioska.co.cc/2009/02/benarkah-hal-seperti-ini.html

    ReplyDelete
  13. Wah2 kok blm pd tahu to...dr rehab yg nyuruh fisio? Fisio-nya mau disuruh? Katanya Ft adlh profesi yg otonom? Kalo sm ortoped mrka memang g gt ngrti ft,jd qt bnr2 krja sama.kalo dr rehab tuh menggurui gt..nympe lthn2 modalitas ini itu dtulis sm dr rehab.tante lyza jgn2 krj brg dktr rehab y? Dr rehab kl msh residen ngemis2 bljr sm ft senior,kalo dh lulus jd dr rehab malah ngatur.kalo mahasiswa jelas blm tahu donk.masih blank tntang medan tempur.cm bs ngelihat dr website.kalo gni mental ft,gmn g djajah dr rehab? CAPEK DEH...

    ReplyDelete

..::klik untuk One 4 Share versi mobile ::.. _ __