..:: klik untuk One 4 Share versi mobile ::.. ..:: Di sini, Rp 10.000,- bekerja untuk Anda ::..

Sunday, May 9, 2010

DEWABRATA ( bag. 1 )

“Siapakah dirimu, wahai sang dewi, jadilah istriku.” Demikian kata Maharaja Sentanu kepada dewi Gangga yang berdiri di hadapannya dalam wujud manusia. Raja Sentanu terpesona pada kecantikan sang dewi yang jauh melampaui kecantikan manusia biasa.

Dengan sepenuh hati sang raja meminang sang dewi. Raja berjanji akan memberikan kerajaan, kekayaan bahkan nyawanya.

Dewi Gangga
menjawab: “Paduka Raja, aku bersedia menjadi istrimu. Asalkan engkau atau siapapun tidak boleh menanyakan dari mana dan siapakah aku sebenarnya. Engkau juga tidak boleh menghalangi apa pun yang aku lakukan, baik atau buruk. Engkau tidak boleh marah kepadaku apa pun alasannya. Engkau tidak boleh mengatakan sesuatu yang membuatku sedih. Jika engkau melanggar syarat-syarat itu, aku akan pergi meninggalkanmu. Apakah engkau setuju dan bersedia berjanji tidak akan melanggarnya?”




Raja yang mabuk kepayang bersumpah akan mematuhi semua persyaratan itu. Akhirnya dewi Ganga diperistri dan tingal bersama raja Sentanu.

Hati sang Raja terpikat oleh kesederhanaan, keanggunan, dan cinta dewi Gangga yang tidak pernah surut. Mereka menjalani kehidupan yang amat membahagiakan. Tidak terasa waktu berlalul sangat cepat.

Dewi Gangga melahirkan banyak anak. Setiap anak yang baru saja ia lahirkan ia bawa dan benamkan di Sungai Gangga. Kemudian ia kembali pada Raja dengan wajah berseri-seri.

Melihat tindakan istrinya yang demikian kejam, raja sentanu merasa cemas dan sangat sedih. Tapi, ia hanya dapat menyimpannya dalam hati. Ia ingat pada janjinya dulu. Sering kali raja bertanya-tanya dalam hati, siapakah sebenarnya permaisurinya, dari mana ia berasal, dan mengapaia bertindak seperti layaknya tukang sihir yang kejam. Karena takut melanggar sumpah dan cinta yangsedemikian besar, raja sama sekali tidak menyalahkan atau mencela perbuatan permaisuri.

Demikianlah dewi Gangga membunuh ketjuh anaknya. Ketika anak ke delapan lahir dan akan dibuang ke sungai Gangga, raja Sentanu tidak dapat menahan diri lagi.

Ia berteriak lantang: “Hentikan! Mengapa kau begitu tega melakukan tindakan kejam dan membunuh darah daging sendiri yang tidak berdosa?” Dengan kemarahan yang tertahan raja Sentanu menahan permaisuri untuk melakukan tindakan kejam itu.



Berlanjut ke: DEWABRATA ( bag. 2 )


dari: C. Rajagopalachari, 2009, Mahabharata Sebuah Roman Epik Pencera Jiwa Manusia, IRCisoD: Jogjakarta.

No comments:

Post a Comment

..::klik untuk One 4 Share versi mobile ::.. _ __